"Ohayou, Tama-kun!" seperti biasa, Kimmy melemparkan sapaannya pada Tama yang sudah duduk di mejanya pagi sekali. Salah satu alasan mengapa Kimmy senang datang sangat pagi ke sekolah adalah karena ia akan mendapati Tama yang sudah duduk di sana dengan begitu tenang membuatnya merasa damai sendiri memandangi pemandangan tersebut.
Dan hari ini, seperti biasa Kimmy akan masuk ke kelas begitu pagi dengan semangat dan langsung menghampiri meja Tama hanya untuk sekedar mengucapkan selamat pagi padanya. Dan seperti biasa pula, Tama akan membalas sapaannya dengan senyum tipis dan anggukan.
"Lagi apa?" Kimmy bertanya pada Tama yang tengah sibuk dengan sebuah sketchbook di mejanya, padahal cowok itu biasanya sibuk dengan smartphone nya dan memainkan mobile legend di sana.
Tama mendongak untuk menatap Kimmy, ia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya santai.
"Bukan apa - apa" jawabnya singkat.
Kimmy mengangguk - anggukkan kepalanya mendengar jawaban Tama yang terdengar indah di telinganya.
"Tama-kun, sudah sarapan?" Kimmy kembali bertanya dengan nada malu - malu.
Tama kembali mendongakkan kepalanya untuk menatap Kimmy kemudian lagi - lagi menggelengkan kepalanya seraya tersenyum tipis.
"Gak terbiasa sarapan." jawabnya dengan nada yang sama tenangnya seperti tadi.
"Ah, I don't know 'bout that." Kimmy meringis saat mengucapkan kalimatnya, ia refleks menggaruk - garuk pelipisnya karena gugup.
"Yeah, at least, you just know about that." Tama yang menyahut dengan kalimat bernada tenang diiringi senyumnya lagi - lagi membuat Kimmy tersipu malu karenanya. Hatinya seolah dibawa terbang bersama dengan jantung yang berdegup heboh di balik dadanya terkesan meminta untuk di keluarkan dan menjerit kan kalimat,
"Udahan, woy! Dedeq gak kuat sama pesona mu, Bang! Karungin aja dedeq, karungiiin!"
Melihat Tama yang kembali terfokus pada sketchbook nya membuat Kimmy yang mrmandanginya lagi - lagi terkagum - kagum oleh pesona Tama yang benar - benar memancarkan sinar indah di indra penglihatan gadis berhijab itu.
Subhanallah, ciptaanmu ya Allah. Tolong jodohkan Kimmy dengan Tama-kun ya Allah... Lagi - lagi gadis itu membatin dalam hatinya, sembari memandangi sosok Tama yang mempesona di hadapannya.
"Kenapa lagi, Kimmy? Ada pr lagi?" pertanyaan Tama menyentak Kimmy yang sontak menundukkan pandangannya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah semerah kepiting rebus itu.
Kimmy menggelengkan kepalanya dengan gugup. Ditanya seperti itu saja benar - benar membuatnya salah tingkah dan mati kutu di hadapan Tama.
Tama hanya mengangguk - anggukan kepalanya sembari mengulum bibir kemudian kembali memfokuskan konsentrasi nya pada sketchbook di atas meja.
Sementara Kimmy kembali mencuri - curi pandang pada cowok idamannya itu dan mengulum bibirnya sambil tersenyum diam - diam dalam hati.
"Tama-kun, Daishuki des." lirih Kimmy dengan senyum malu - malunya tanpa sadar, dan lagi, Tama yang merasa bahwa Kimmy mengatakan sesuatu mendongakkan kepalanya dengan sebelah alis terangkat.
"Apa?" tanya cowok itu pada Kimmy yang baru saja tersadar dari khayalannya.
"Eh? A... Anu... I- itu... Anu... Nngggg.... Anu... Ki-kimmy... Kimmy belum piket! I-iya, Kimmy lupa, Kimmy belum piket!" gadis itu menjawab dengan terbata - bata dan sangat gugup sementara Tama semakin mengerutkan dahinya dalam.
"See...-see you, Tama-kun!" pekik Kimmy yang lantas lari terburu - buru meninggalkan Tama yang masih keheranan dengan sikapnya.
Dasar, Kimmy. Cowok itu menyebut nama Kimmy dalam hatinya.
🅰
Dan... Yah, cuma seginilah part yang terselamatkan dari badai ke erroran wattpad. Selepa ini, aku harus berjuang lagi buat muter otak dan nulis ulang cerita yang hilang.
Ganbatte!
Btw, panggil aku Wina atau uwin aja, jangan thor atau author. Sedih banget, namaku udah bagus bagus diganti gitu aja.
Babay~
~Saqueena
KAMU SEDANG MEMBACA
Ohayou, Tama-kun.
Teen Fiction"You are an illusion, the only dream that I wish to be real. Ohayou, Tama-kun!" 🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰🅰 Dibuat pada malam minggu, terinspirasi dari curhatan seorang remaja labil yang sering baper karena seseorang. Ohayou, Tama-kun! [Since M...