1st

3.8K 535 16
                                    

First, you think the worst is a broken heart

Mingyu masih menggulung tubuh tingginya dalam selimut putih bercorak krisan kuning, tirai kayu dalam kamarnya belum terbuka, tali penarik masih menjuntai dengan indahnya, belum ada sesosok pun yang berniat menariknya. Sudah satu minggu ia berdiam diri di flat-nya, tak dapat tidur dengan nyenyak. Merutuki kebodohannya yang dengan lancang mengiyakan keputusan sang kekasih yang diliputi emosi. Ia tidak benar-benar tidur dalam gulungan selimut lembutnya, matanya membengkak, hidungnya masih mengeluarkan cairan bening, kepalanya terasa berputar, ingatannya terlempar pada peristiwa satu minggu yang lalu. Kekasihnya tampak imut dalam balutan sweater turtleneck rajut yang kebesaran berwarna mocca. Dipadukan dengan denim kelabu pudar dan sneakers putih hadiah natal darinya.

Bodohnya, ia tidak sedang berkencan dengan kekasihnya, itu adalah pertemuan tak disengaja. Kim Mingyu malah pergi dengan seseorang dan berbohong pada kekasihnya. Kebodohan kedua adalah ia pergi dengan mantan pacarnya yang manja. Kebodohan ketiga, ia malah pergi ke restoran mewah yang terletak dekat kampusnyaㅡSchool of the Arts University of Liverpoolㅡyang mana kesempatan untuk diketahui atau bertemu dengan sang kekasih sangatlah besar. Salahkan dan silakan rutuki kebodohan berlapis seorang Kim Mingyu. Ia sedang tertawa-tawa dengan seorang teman wanitaㅡmantan pacar lebih tepatnyaㅡdalam restoran mewah di Sugnall St seberang Liverpool Philharmonic Music Room. Kim Mingyu adalah seorang mahasiswa di Department of Architecture masih dalam lingkup fakultas yang sama dengan kekasihnya, Jeon Wonwoo yang mengecap pendidikannya di Department of Music.

~~~

Jeon Wonwoo yang manis memergoki dirinya sedang tertawa-tawa dan menggenggam punggung tangan wanita bernama Nancy, mantan pacarnyaㅡyang diketahui Wonwoo dari tukang gosip fakultas bernama Boo Seungkwan, sahabat pertama Wonwoo di negeri orangㅡ. Kim Mingyu adalah lelaki Asia pertama yang menjadi incaran beberapa wanita dengan ras Caucasian di jurusannya, termasuk Nancy seorang wanita berdarah campuran Amerika dan Korea. Si manis bermata rubah itu tentu saja marah, bagaimana mungkin kau tidak marah sedangkan kekasihmu sedang bermesraan dengan orang lain. Kemarahan JeonㅡmanisㅡWonwoo tidaklah brutal, ia mendatangi Mingyu dengan langkah terlampau santai dan elegan, persetan dengan style kasualnya ia memasuki restoran mewah yang biasanya menetapkan dengan mutlak dress code yang harus digunakan.

Maka malam itu juga Wonwoo memutuskan hubungannya dengan Kim Mingyu, seharusnya ia take vocal untuk ujian tengah semesternya di salah satu ruangan musik seberang restoran, tetapi sang kekasih malah membuatnya menangis sehingga suaranya sengau. Alhasil Wonwoo harus menunda mengirimkan voice record-nya setelah memohon-mohon pada Mr. Joshuaㅡdosennyaㅡdengan iming-iming kimchi dan acar lobak kuning buatan orang Korea asli. Maklum Mr. Joshua juga memiliki darah Korea, tetapi ia lama tinggal di Amerika dan entah mengapa sekarang malah terdampar di kota pelabuhan bagian barat laut Inggris.


~~~

Ternyata hal yang mengenaskan tidak hanya terjadi pada Kim Mingyu. Jeon Wonwoo menunda take vocal sampai satu minggu setelah kejadian itu, membuat Mr. Joshua pusing tujuh keliling. Pasalnya, Jeon Wonwoo adalah mahasiswa yang mengambil peran sebagai lead vocal pada kelompok ujiannya, padahal Seungkwan, lead vocal dari kelompok lain, telah mengirimkan voice record-nya dari tiga hari yang lalu. Salahkan KimㅡbodohㅡMingyu yang membuat Wonwoo kehilangan suaranya. Seungkwan telah memberitahu semuanya kepada Soonyoung, sahabat Wonwoo yang lain. Sahabat sejak zaman prasejarah, ah maksudku jaman prasekolah. Soonyoung begitu melindungi Wonwoo karena menurutnya wajah Wonwoo seperti anak kucing tersesat yang kehilangan induknya, padahal seharusnya Soonyoung lebih dilindungi, karena wajah hamster dan pipinya yang berisi selalu menjadi bulan-bulanan Seokminㅡsahabat zaman embrio si bodoh Kim Mingyuㅡyang kebetulan berkuliah di jurusan yang sama dengan Wonwoo.


~~~

"Kim Mingyu! Kau tidak lelah menangis satu minggu penuh?" Minghao berteriak sambil mendorong kasar pintu kamar pada flat sederhana khas mahasiswa rantau milik Mingyu.

"Hmm ..." Hanya itu suara terdengar singkat dari balik gulungan selimut di atas single bed kamar Mingyu.

"Astaga, ya Tuhan! Menyedihkan sekali." Seokmin yang mengekor masuk di belakang Minghao hanya menggelengkan kepalanya.

"Kau tidak mengerti Hao-ya, Seokmin-ah." Suara bariton yang serak terdengar lagi dari makhluk yang masih setia bergelung dalam selimutnya.

"Pada bagian mana yang aku tidak mengerti sih, Kim? Kau kehilangan Wonwoo karena pertemuan bodohmu dengan Nancy, itu wajar bila Wonwoo marah." Minghao terus merepet memarahi sahabatnya. Membuat Mingyu menghela napasnya dengan kasar. Sedangkan Seokmin kembali menggelengkan kepalanya, membenarkan kalimat sarkas dari Minghao namun ia juga tidak tega melihat Mingyu putus asa. Maka Seokmin, sebaiknya kau memilih ingin berada di pihak siapa.

Mingyu pada akhirnya menyerah dan menyibakkan selimutnya. Wajah bengkak, mata berkantung hitam, hidung memerah tersumpal tisu, rambut yang kusut seperti jalan-jalan protokol akhir pekan. Seokmin lagi-lagi menggelengkan kepalanya. Dan Minghao yang masih mengeluarkan kalimat mari-membuat-Kim-Mingyu-semakin-merasa-bersalah.

~~~

"Nada kamu terlalu rendah, ulangi!" Wonwoo kembali membuka mulutnya untuk bernyanyi, ujian selalu menjadi bagian paling melelahkan dalam proses kuliahnya di jurusan musik. Tidak hanya ujian teori tertulis namun ada ujian praktik yang mengharuskannya bernyanyi, bermain salah satu alat musik, dan memproduksi lagu.

"Nada kamu terlalu tinggi, mau sampai kapan kau mengulang terus Wonwoo?!" Pertanyaan yang terlampau serupa bentakan menggema dengan jemawa di ruang vocal, Mr. Joshua memijit pelipisnya gusar. Wonwoo bukan mahasiswa yang bodoh, malah ia termasuk dalam jajaran mahasiswa pintar di jurusannya, tetapi masalah percintaan membuatnya terjebak dalam situasi yang rumit sekaligus menyedihkan.

"Maafkan saya, Mr. Shua maafkan saya." Wonwoo berkali-kali membungkukkan badannya untuk meminta maaf pada dosen pembimbingnya, yang jika di luar area kampus lebih mirip seperti kakak lelakinya. Joshua mengangguk ringan, mempersilakan Wonwoo untuk keluar dan kembali lagi setelah hatinya membaik.

"Jangan terlalu memikirkan Mingyu, Wonwoo-ya." Joshua menutup pertemuannya dengan Wonwoo hari ini.

~~~

Meditated, yeah, hypnotized
Anything to take from your mind
But it won't, no
You're doing all these things out of desperation


To be continued

P.S

Kenapa music school-nya nggak ambil  Juilliard aja yang emang terkenal? Kenapa ambil setting Liverpool? Karena gue fans LFC dan salah satu mimpi gue itu ingin menginjakkan kaki di kota pelabuhan yang eksotis sekaligus romantis itu. Lagipula The Beatles terlalu classy untuk dilupakan. So, FF ini gak berat kok, tenang aja. Update nya suka-suka, bisa 1 minggu sekali (paling lama) atau bisa lebih cepat tergantung real life gue.

Selamat membuka kotak pandora!

6° of Separation [Meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang