#64 Keep the Lights Out

3.5K 215 19
                                    

"Keep the Lights Out"

From : Unknown

•-

Dahee memeluk dirinya sendiri di sofa.

Terkadang matanya melirik ke arah pintu utama. Sekitar setengah jam yang lalu ia sudah menghubungi ketiga temannya-Zinni, Jiyeon dan Miso.

Ia meminta ketiganya untuk menginap malam ini karena orangtuanya pergi keluar kota.Jujur saja, Dahee itu penakut.

Tetapi ia berusaha untuk menjadi pemberani. Jadi, ia meminta teman-temannya untuk berceritahantu secara bergiliran. Satu poin untuk membuatnya terlihat berani.

Jadi, ia meminta teman-temannya untuk berceritahantu secara bergiliran. Satu poin untuk membuatnya terlihat berani.

Lalu ada ketukan dari pintu depan.Dahee bergegas turun dari sofa dan berlari ke arah pintu. Segera ia membukanya dan mendapati ketiga temannya sudah berdiri di depan pintu.

"Eh? Kalian datang bersama?"

Jiyeon-yang berdiri paling depan-mengangguk.

Dahee mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Maaf ya meminta kalian menginap. Orangtuaku baru berangkat jam sepuluh tadi."

Miso berkata tidak apa-apa sedangkan Dahee tersenyum senang.

Dia membawa teman-temannya menuju kamar miliknya di lantai dua.

"So, apa yang akan kita lakukan sekarang? Apa kalian mengantuk?"

Dahee menutup pintu ketika semuanya sudah masuk. Zinni segera merebahkan tubuhnya di ranjang, sedangkan Miso dan Jiyeon memilih untuk duduk di tepi.

"Bukankah kau mengajak untuk bercerita hantu?" tanya Jiyeon.

Dahee mengusap tengkuknya dan mendekati mereka di ranjang.

Sebenarnya tadi hanya siasatnya, tapi sial, teman-temannya menagih janji itu.

"A-ah, iya, aku lupa..." dia naik ke atas ranjang dan duduk di hadapan Miso dan Jiyeon.

Zinni mengambil posisi duduk kemudian.

Dahee menatap ketiga temannya bergantian.

Sial, kenapa ia jadi terjebak seperti ini?

Dahee menangkap gerakan Miso yang tiba-tiba turun dari ranjang. Dahee menatapnya bingung.

"Mau kemana?"

"Mematikan lampu." katanya santai. Lalu berjalan menuju saklar lampu di dekat pintu.

Dahee menggeleng lalu mencegahnya.

"Jangan! Nyalakan saja lampunya, ya?

"Miso menghentikan gerakannya lalu menatap Jiyeon dan Zinni bergantian.

"Please..."

Miso akhirnya mengalah dan kembali duduk di samping Jiyeon. Dahee tersenyum lega lalu mengikutinya.

"Jadi siapa yang mulai?"

"Aku saja." kata Zinni.

Semua memandangnya.

Zinni menarik napas dan mulai bercerita. "Jadi, beberapa waktu yang lalu ada seorang gadis yang melewati sebuah jalan yang tidak jauhdari rumah ini."

Dahee menelan ludahnya. Sial, apa Zinni serius? Tidak jauh dari rumah ini? Hell ! Tubuhnya bergetar ketakutan sekarang, padahal ceritanya belum ada satu per-empatnya.

"Dia menaiki mobil. Mungkin sekitar pukul satu malam. Tiba-tiba ia merasa seperti melindas sesuatu. Gadis itu berhenti untuk mengeceknya. Tetapi tidak ada apapun. Ia kembali ke dalam mobil... lalu..."

"Lalu apa?" Dahee menarik bantal yang tak jauh dari dirinya lalu menggigit bibir.

Miso dan Jiyeon tampak tidak bereaksi.

"Ia kembali melajukan mobilnya sampai ke rumah. Kemudian saat dia membuka pintu... ada seseorang yang sudah berdiri di depan pintu mobilnya."

"S-siapa itu?" tanya Dahee.

Dia memang penakut, tapi dia terlalu penasaran. Jadi mulutnya memang tidak bisa diajak untuk diam.

"Ada seorang wanita berdiri di depannya. Tetapi yang membuatnya kaget adalah... wanita itu tanpa kepala."

Bersambung...

URBAN LEGENDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang