Cowok jangkung itu berjalan dengan sedikit terburu Buru untuk sampai dikantor karna kurang lebih dari dua jam klien nya datang.
Aldy, tibatiba langkah nya berhenti. Entah kenapa rasanya ada yang kurang. Lalu aldy berbalik dan benar saja. Ia tidak menemukan salsha. Padahal tadi salsha mengikutinya dengan ocehan yang tiada henti. Helaan nafas frustasi keluar dari bibir tipis cowok itu.
"Kemanaaaa lagi sihh lo. Bikin gue ribet mulu" geram aldy frustasi.
Dengan langkah panjang aldy kembali ke belokan koridor, sampai tiba di ujung koridor aldy melihat salsha berdiri dengan tegap memunggunginyaa. Bahkan aldy tidak tau apa yang salsha liat sekarang.
Aldy melangkah kearah salsha dengan sangat pelan, takut ia akan mengagetkan salsha. Sesampainya dibelakang punggung salsha rasanya jantung aldy ingin melompat karna tibatiba salsha berbalik dan menabrak tubuhnya.
Salsha mendongak menatap wajah yang ia tabrak. Aldy menyerit bingung melihat wajah salsha yang memerah, mata bengkak dan jejak jejak airmata dengan jelas.
Belum sempat aldy bertanya salsha sudah berlari entah kemana dengan tubuhnya yang sedikit gemetar. Melihat salsha berlari spontan membuat aldy juga ikut berlari mengikuti salsha.
Aldy jadi bingung sama keadaan salsha sekarang, padahal sebelumnya salsha baikbaik saja. Masih berceloteh dengan sangat riang walaupun pembicaraannya sedikit nyeleh. Membicarakan kucing salsha yang masuk UGD misalnya. Salsha bilang karna kucing itu tidak salsha urus akhirnya sakit dan masuk UGD untuk beberapa hari. Aneh memang.
Dengan isi kepala yang masih penuh oleh kebingungan akhirnya aldy mengikuti salsha. Dan salsha menuju taman belakang rumah sakit.
Aldy memelankan langkahnya melihat salsha terduduk dibawah pohon besar dihadapannya, salsha meringkuk memeluk lututnya sendiri. Entah kejadian seperti apa yang salsha lihat tadi sehingga membuatnya seperti tersiksa ini, aldy jadi bingung. Harus berbuat apa ia sekarang? Menemani salsha dan memastikan masalahnya atau meninggalkan salsha dan kekantor menyelesaikan pekerjaannya. Namun, aldy tidak setega itu. Walaupun aldy sangat benci sama kelakuan salsha tetap saja ia tidak bisa melihat wanita manapun bersedih. Apalagi ia melihat salsha terisak pelan sekarang yang membuat hatinya sedikit merasakan sakit.
Aldy melangkah dengan pelan namun pasti, sesampainya dibelakang tubuh salsha yang sedang memeluk lututnya aldy mengulurkan tangan berniat menepuk bahu salsha namun ia urungkan. Ia takut perlakuannya salah. Sejauh inipun aldy belum pernah berkontak fisik dengan lawan jenis kecuali tunangannya. Alih alih menenangkan salsha ia jadi kelabakan sendiri mendengar salsha terisak semakin memilukan ditelinga aldy, apalagi tempat ini lumayan sepi dan hanya mereka berdua ia takutnya ada orang yang melihat salsha menangis bersamanya bisabisa orang itu mengira jika aldy yang membuat salsha menangis.
Tibatiba aldy menginginkan kehadiran steffi si pembuat rusuh itu untuk membantu menenangkan salsha. Terkadang steffi ada guna nya juga ternyata.
Terlalu lama dengan fikirannya tanpa aldy sadari salsha sedaritadi memerhatikannya dengan tatapan. Hem. Sedih.
"Ting-tingalin gue sendiri bi-bisa?" ucap salsha dengan lirih
Spontan aldy tersentak mendengar ucapan salsha. Tuh ia jadi serba salah. Harusnya ia tinggalkan saja tadi bukan malah bengong gak jelas. Namun sekali lagi, aldy bukan orang yang tega melihat seorang wanita bersedih. Apapun masalahnya aldy sangat ingin membantunya, apalagi membantu orang sedih itu juga pahala kan.
Alihalih menjauh dari salsha, aldy malah berjalan mendekati cewek berambut panjang itu, aldy duduk disamping salsha, merangkul bahu salsha dan tersenyum "apapun masalahnya, percaya. Rencana tuhan yang terbaik buat kamu kedepanya. Tuhan sayang sama orang yang kuat terhadap cobaan yang ia berikan kepada hambanya" salsha mendongak melihat aldy yang tubuhnya lebih tinggi darinya, lalu salsha melirik tangan aldy yang merangkul bahunya. Entah kenapa itu rasanya sangat nyaman dan seolah jantungnya berkerja lebih cepat dari biasanya.
Bahu salsha ditepuk beberapa kali oleh aldy yang membuat salsha tersenyum sangat tipis, entah percaya atau tidak mulut salsha ingin sekali cerita soal masalahnya. Namun ia kembali ditakutkan oleh kejadian beberapa tahun lalu saat ia bercerita kepada seseorang yang telah salsha anggap sebagai orang kepercayaannya justru mengumbar masalah salsha yang ia ceritakan. Namun, apakah aldy tipe orang seperti itu? Rasanya sangat tidak karna aldy sendiripun termasuk orang yang tertutup dan tidak banyak bicara. Irit ngomong lah ya.
lama berfikir salsha akhirnya menatap aldy sehingga membuat aldy menangkat kedua alisnya, mengerti dengan tatapan mata salsha yang seolah bingung "mau cerita? Setidaknya bisa sedikit ngurangin beban" tawar aldy.
Salsha menggeleng
Aldy tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti sehingga membuat salsha termangu akan senyuman lelaki yang lebih tua darinya ini.
Tersadar dari pikirannya yang terpesona oleh lelaki ini salsha kembali menatap kedepan namun tibatiba ucapan lelaki yang tadi ia tidak sengaja temui itu tergiang dengan jelas diotaknya.
Sepasang suami, perusahaan bangkrut, berpisah ,keluarga hancur, dan anaknya bunuh diri.
Tanpa sengaja pikiran salsha kembali ke keluarganya, apa keluarga nya juga seperti itu? Apakah kedua orang tuanya berpisah? Lalu bundanya selingkuh disaat ayahnya bangkrut? Apakah bundanya juga meninggalkan rumah hanya karna harta ayahnya habis dan bundanya memilih hidup dengan pria lain? Melupakan keluarganya demi harta? Atau ah entahlah. Namun setau salsha perusahaan ayahnya tidak pernah mengalami kerugian atau bangkrut. Dari salsha kecil sampe sekarang perusahaan ayahnya berjalan dengan sangat baik. Lalu kenapa bundanya meninggalkan rumah tanpa izin darinya? Dari semua pihak keluarga lainnya? Bahkan keluarga bundanya pun tidak pernah tau kemana bundanya pergi.
Tanpa sadar salsha kembali terisak, salsha menutup matanya dengan kedua tangan dengan sesekali ringisan lolos dari mulut salsha. Kepalanya jadi sedikit sensitiv jika ia sudah memikirkan kemungkinan kemungkinan lainnya yang membuat sang bunda pergi.
Aldy, meringis melihat tingkah salsha kali ini. Hal yang mungkin tidak diketahui semua orang. Cahaya salshabilla hector terlihat sangat lemah.
Namun, pikiran aldy tibatiba teringat tunangannya yang selalu minta dipeluk jika sedang terkena masalah sekecil apapun.
Pelukan adalah obat terampuh buat mereka yang sedang dalam masalah. Begitu katanya.
Aldy meneguk salivanya dengan kasar, ia jadi gugup. Apakah tindakannya wajar jika ia memeluk seseorang yang bukan miliknya.
Terlalu lama mikir akhirnya aldy memutuskan untuk menarik salsha dalam pelukannya, aldy memejamkan mata dengan tangan yang terus mengusap punggung salsha dengan lembut, ia bisa merasakan reaksi salsha yang terkejut oleh perlakuannya tibatiba.
Entah kenapa, ada perasaan lain yang masuk kedalam tubuh aldy. Rasanya ia sedang memeluk tunangannya. Sangat pas di ukuran tubuhnya dan membuat ia nyaman.
Aldy bisa merasakan salsha bergerak dalam pelukannya, ia jadi khawatir jika salaha marah karna sudah memeluknya tanpa izin. Namun rasa kekhawatiran aldy lenyap ketika pergerakan salsha untuk mencari kenyamanan didada bidangnya, bahkan salsha kini membalas pelukanya dengan sangat erat dan terisak dengan airmata yang lebih deras.
Bibir aldy tersenyum tulus, respon salsha membuatnya yakin jika pelukan bisa menenangkan. Terbukti dengan tubuh salsha yang sudah tidak lagi bergetar, Yaa walaupun salsha belum berhenti menangis.
"Don't cry salsha.. I'm here " bisik aldy lembut ditelinga salsha.
🎱🎱🎱
Salshaaaa kangenn bundaaaa 😭😭
Tapi authornya kangen ALSHA 😂😶😶OKE! SEKIAN & TERIMAKASIH!
Jangan lupa tinggalkan jejak jejak manjah dari kalian:*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend [SLOW UPDATE]
De Todo"karna yang Setia bakal selalu ada" - cahaya salshabilla