Memori Kapal - 2

15 3 0
                                    


Kini aku berada disebuah lido, atau biasa disebut sebagai tempat rekreasi yang ada kolam renang nya di lantai paling atas kapal pesiar pada umumnya. Tapi saat ini atap otomatis nya tidak terbuka, jadi para penumpang yang berenang pun tidak bisa menikmati hangat nya sinar matahari siang ini.

Ku berjalan di dekat kolam anak, ku perhatikan beberapa anak sedang bermain bersama ban renang mereka. Lalu ku perhatikan ada sebuah ruangan kaca bentuk kotak ada dua buah tak jauh dari sisi kolam. Ku dekati dan melihat apa aja fungsi kotak seperti itu di tempat seperti ini.
"Buat apa ya?" Pikir ku sendiri.

Lalu ada sebuah tombol transparan yang berada di pintu sliding nya. Atau bahkan layar sentuh yang bisa membuka pintu hanya dengan mengayunkan satu tangan di depan pintu dengan jarak beberapa jengkal.
GYUUUTT...

"Heh, ke buka ini?" Ku kedipkan kedua mata ku karena terkejut dengan tampang yang tentu terlihat seperti orang norak.
"Mau masuk gak?" Tanya seorang anak usia belasan tahun pada ku. Ia berdiri di belakang ku entah sejak kapan.
"Ah, gak kok. Aku gak jadi masuk ke situ." Tunjuk ku, yang kemudian pintu kembali tertutup saat ku merubah gerakan tangan ku.

Dia pun berjalan melewati ku begitu saja. Entah apa yang ada dibenaknya tadi, mungkin dia sudah menduga aku norak. Bodo amat lah.
Aku mengalihkan pandangan ku kesekitar, ku dapati seseorang yang ku kenal, pelatih ku.
"he, ada si bang hamid." Aku pun menghampirinya lalu menyapa seperti biasa.
"Loh, kamu dari mana tadi?" Tanya nya setelah berbasa-basi sesaat tadi. Ia rupa nya sedang melihat anak perempuan nya berenang menggunakan ban bebek di kolam khusus anak itu.
"Ah tadi kesitu bang, itu apaan sih kok seperti ruang ganti gitu ya? Tapi transparan dindingnya."  Tanya ku yang menunjuk kembali kotak kaca itu.
"Oh, itu mah untuk menstabilkan energi. Masuk aja kalau mau." Sarannya. Tapi ku merasa aneh, ini kapal apa sih kok ada ruangan seperti itu. Tapi ku pikirkan lagi, ya nama nya juga kapal pesiar kan pasti ada aja kemewahan nya.

Aku sudahi perbincangan ku dengan pelatih ku itu. Lalu kembali masuk ke dalam kapal, lebih tepatnya menelusuri koridor. Lalu aku keluar menuju sisi kapal sebelah kiri. Saat melewati pintu itu aku sudah di terpa oleh angin yang cukup kencang.
Ku berjalan perlahan, melihat sekitar ku yang mulai di padati oleh penumpang kelas ekonomi. Mereka naik ke area kelas satu ini karena di koridor ekonomi sudah penuh oleh antrian. Mereka rupanya ingin segera turun dari kapal saat pengumuman memberitahukan kapal akan segera bersandar.

Siang yang tadinya ku masih bisa lihat matahari dan cahaya nya yang terik, kini perlahan mulai tertutup awan mendung. Saat kapal mulai bersandar di pelabuhan, hanya beberapa meter dari dermaga, ku lihat dari area deck.
Ombak rupanya sedang tinggi, ini terlihat dari hempasan yang bertubi - tubi menerjang di bagian geladak kapal.

Ada sebuah kapal yang ukurannya lebih kecil, terlihat seperti kapal Angkatan Laut. Entah kenapa mereka bersandar saat ini di sisi kapal pesiar yang sedang aku naiki ini.

Apakah ada pemeriksaan?
Batin ku, ku masih memperhatikan kapal itu dari sisi kapal yang ku jadikan tempat bersandar tubuh ku. Ku letakkan kedua tangan ku untuk menyeimbangkan tubuh ku yang bergoyang karena hempasan ombak yang sedang besar -besar nya.

Ku pandangi sekitar, nampak kabut mulai menyelimuti, sejauh mata ku memandang hanya mampu melihat awan di langit yang tidak begitu cerah dan suasana lautan yang nampak buram karena kabut tipis itu.

Ku sudahi keingintahuan ku mengenai ombak dan kapal yang bersandar itu. Ku pun kembali masuk ke dalam kamar ku, aku tidur dikelas 2 dan aku tidak punya teman sekamar saat ini.

Di alam nyata, ku pun terbangun seperti biasa. Ya, biasa nya ada rasa gak nyaman yang aku rasakan. Seperti sesuatu yang selalu tertinggal, entahlah... Hanya perasaan yang selalu menganggap kalau disana, dimana pun mimpi ku, ada sesuatu yang aku lewati. Ada hal yang belum selesai aku kerjakan.

Hal - hal sejenis ini, akan membuat aku di anggap halusinasi  karena mereka yang pahami itu hanyalah perasaan dari orang yang suka atau sering mengalami mimpi buruk. Dan tidak sedikit juga yang mengatakan kalau itu akibat dari aku yang lupa baca doa, banyak nonton film, dan yang paling umum orang akan mengatakan sering mengkhayal.

Aku tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan apa yang aku lihat dan ku rasakan saat masuk ke dalam dunia Lucid itu. Karena percuma juga untuk menceritakan yang aku alami puluhan tahun ini.
"Ck, ya sudahlah, anggap aja aku sedang menceritakan bunga tidur, hahaha." Ucap ku, seperti itu jika bertemu dengan teman nongkrong ku atau kumpul bareng sahabat kecilku.

Bersambung...
Masih proses penulisan...

DNA - Dream Note AmeeraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang