"Kringggggg.. Kringggg.. "
Terdengar dari ujung jalan seberang bel sekolah itu kini tlah berbunyi."Mati Sen! Kita telat!! " teriak Vectoria heboh
Vectoria semakin mempercepat langkahnya. Bahkan kini ia terlihat setengah berlari. Sedangkan dibelakangnya, Arsen berjalan begitu santai sambil sesekali bersenandung dengan siulannya.
"Sen! Cepet lari! Kita telat nihh" teriak Vectoria yang ternyata sudah berjarak telalu jauh dengan Arsen
"Yaudah sih, santai aja" jawab Arsen singkat
Kini mereka hanya dapat berdiri mematung di depan gerbang sekolah itu. SMP MAJAPAHIT
"Hishhhh!! Ini semua salah lu! " geram Vectoria
"Lah kog gua" tanya Arsen dengan tampang polos
"Kalau aja tadi lu cepet nyusulin gua, terus gua gak perlu nunggu lu lama-lama. Terus kita bisa berangkat pagi, terus kita gak kesiangan, jadi kita gak bakalan telat kayak gini!! " teriak Vectoria histeris
"Ya sorry. Kan gua tadi kesiangan. Lagian gua mana mau juga sih kita telat kayak gini" sesal Arsen
"Gimana dong? Gerbang dikunci nih. Kita lewat mana? Ya kali kita bolos sekolah. Mana kita masih murid baru lagi"
Arsen hanya diam tak bergeming.
"Arsennn!! Gimana dong?? " lanjut Vectoria heboh
"Bentar ishh. Gua juga lagi mikir"
Saat keduanya tengah sibuk mencari akal agar tetap biaa masuk sekolah. Tiba-tiba..
"Hey kalian ngapain disitu?? " tanya seorang guru yang menghampiri mereka
Vectoria yang terkejut mendengar suara itu segera mencari asal pemiliknya. Dari name tag yg dikenakan guru tersebut dapat diketahui bahwa guru itu bernama bu Dian.
Bu Dian segera membukakan gerbang untuk Arsen dan Vectoria."Hehh kalian kok malah bengong toh?? Kenapa kalian masih diluar? Ayo masuk segera! Upacara sudah dimulai dari 10 menit yang lalu
"I-iya bu" kata Vectoria sambil memasuki gerbang sekolah itu.
Begitupun dengan Arsen, cowo itu terlihat santai mengikuti langkah kaki dua orang perempuan di depan nya.Setibanya mereka di lapangan yang dituju, tanpa banyak ba-bi-bu lagi, keduanya pun mengikuti upacara dengan khidmat.
Upacara tlah berakhir sekitar 15 menit yang lalu. Dan disinilah Arsen serta Vectoria berada.
Berdiri dengan sikap hormat menghadap bendera, tepat ditengah lapangan yang terasa sangat panas bak padang mahsyar. (Emang author udah pernah ke padang mahsyar?? Belum juga sih. Yaudah lanjutt!!)"Ini semua salah lu Sen! " teriak Vectoria geram.
"Kog gua?" tanya Arsen dengan tampang polosnya.
"Iyalah! Kalau aja tadi lu gak kesiangan. Kalau aja tadi gua gak perlu nungguin lu. Kalau aja kita gak perlu berangkat bareng. Karena lu kita jadi telat!! " cerocos Vectoria dengan nafas yang menggebu.
Melihat deru nafas Vectoria yang naik turun tak teratur bagai tengah berjalan melewati lembah diantara dua pegunungan yang tak terjamah (tuh kan lebay _-) Arsen pun berniat membantu Vectoria untuk menstabilkan deru nafasnya.
"Tarik nafas.. Tahan.. Buang" kata Arsen menginterupsi.
Bak kerbau yang dicocok hidungnya, Vectoria mengikuti arahan-arahan yang Arsen berikan. Sejenak, kekesalan Vectoria seakan meluap entah kemana.
"Ya gitu, sekali lagi. Tarik nafas dalam-dalam.. Tahan.. Hembuskan"
"Ya, sedikit lagi bu, hampir terlihat, sedikit lagi, dorong kuat-kuat" lanjut Arsen

KAMU SEDANG MEMBACA
A Star In The Darkness
Teen FictionVectoria Aurum Meidhika, ia tlah berhasil menemukan satu bintangnya setelah sekian lama ia berlabuh mencari satu sosok bintang miliknya diantara ribuan bintang yang ada diangkasa. Satu kebodohan yg tlah ia perbuat di masa lalu yang tanpa sengaja tla...