Apa sebenarnya cinta itu? Sama sekali tak mampu kudefinisikan secara tepat karena semua memiliki prespektif tersendiri. Namun bagiku, cinta adalah suatu perasaan asing di mana kita akan selalu menumpahkan perhatian dan memberikan semua yang kita punya demi melihat ulas kurva manis di bibir orang yang kita cinta. Naif, bukan? Tetapi mau bagaimana lagi, hal itulah yang kurasakan.
Aku pernah merasakan hal tersebut, aku pun dahulu tersakiti karena cinta hingga aku merasa enggan tuk merasakan rasa itu kembali. Sekian lama aku menghindar dari perasaan yang disebut suci, tetapi bisa terasa perih di saat bersamaan, waktu terus bergulir di mana hari berganti minggu, berganti bulan, hingga berganti tahun. Aku takut untuk merasakannya lagi.
Sejujurnya aku bukanlah seseorang yang penuh dengan kebaikan. Di masa lalu, aku hanyalah laki-laki brengsek yang sering memainkan perasaan seorang perempuan, aku merealisasikan rasa penasaranku pada setiap perempuan yang pernah kukencani dulu, hingga aku pun merasakan cinta yang sebenarnya dan memiliki pandangan tentang rasa itu, namun sayang sekali harus usai karena ke-brengsek-anku, sebut saja itulah karmaku.
Lama waktu berlalu, aku pun kembali jatuh cinta. Ya, setelah sekian lama aku menghindar dari perasaan itu, aku lagi bisa merasakannya. Berawal dari sebuah komunitas kami bertemu, aku yang selalu memberikan pertanyaan seputar apa yang menjadi kesukaan kami –yup, kami memiliki kegemaran yang sama, kemudian intensitas interaksi yang terus meningkat, saling bercerita banyak hal –tentunya aku harus memaksa ia agar mau bercerita, perhatianku yang terpaku padanya usai ia bercerita kisah pedih hidupnya hingga sampai kisah ia sekarang. Terus menerus aku mencurahkan kepedulianku, dan aku pun merasa ingin selalu melindunginya.
Siapa perempuan yang mendapat kesialan itu? Dia hanya perempuan pendiam, cuek –mungkin sedikit pemalu, egois-cenderung childish, dan agak galak –dia memang galak kurasa, karena aku sering mendapat omelannya sebelum aku menyadari hatiku terpaku padanya.
Aku bukanlah laki-laki penuh kebaikan, aku brengsek, aku kotor. Jadi ...
.
..................................................................................
Pantaskah aku untuknya?
.
Naruto © Masashi Kishimoto
.
Story: Baka DimDim
.................................................................................
.
Matahari pagi ini tampak cerah, rasa hangatnya pun dapat dirasa seorang pemuda pirang di dalam mobilnya yang ber-AC. Mengemudi menuju kampusnya hanya untuk melakukan konsultasi terkait tugas akhir perkuliahannya.
Dia menggapai ponsel pintarnya di kursi penumpang sebelahnya. Sedikit bodoh memang, bermain gawai saat mengemudi, tetapi karena saat ini lalulintas padat, dan mobil yang ia kendarai tengah berhenti ia pun tak acuh dengan itu.
"Hinata, kau sudah sampai tempat kerjamu?" pemuda itu mengirimkan pesan melalui aplikasi media sosial yang digandrungi anak muda. Padahal semalam dia dan Hinata menelepon hingga pagi menjelang, tetapi ingin sekali laki-laki itu berinteraksi dengan gadis yang ia sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pantaskah Aku Untuknya?
Fiksi PenggemarPantaskah aku untuknya? Aku terus berusaha untuk memantaskan diriku untuknya. Lalu pantaskah dirinya untukku? Ia kan mampu menjawab pertanyaan itu kelak ia mampu menyiapkan perasaannya padaku, mencurahkan semua rasa sayangnya seperti yang kulakukan...