BAB 5 : Precious Time

502 218 36
                                    

###

Lisa melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 18.15, berarti Lisa sudah berada di mall selama dua jam. Di tangan kanannya ada dua shopping bag yang berisi sepatu kets keluaran terbaru.

Sedangkan tangan kirinya juga ada dua shopping bag yang berisi satu tas GUCCI keluaran terbaru dan dua dress brokat berwarna putih dan hitam.

Sekarang Lisa berjalan ke arah toko peralatan make up, setelah lima belas menit memilih dan mencoba beberapa warna lipstik. Lisa memutuskan untuk membeli sebuah lipstik berwarna peach dan pink. Dan juga membeli satu set alat make up.

Lisa ini menyukai semua tentang make up bahkan dia mengoleksi beberapa merk make up terkenal di walk in closets nya.

Setelah proses bayar-membayar Lisa keluar dari toko itu dan berjalan menuju cafe yang berada di lantai dua. Dia masuk ke dalam lift dan memencet tombol lantai dua.

Lisa keluar dari lift dan berjalan menuju cafe yang terkenal di kalangan anak remaja. Cafe ini merupakan salah satu cafe yang diminati anak-anak sekolah. Karena dekorasinya yang instagram-able banget dan harganya yang terjangkau.

Dan suasananya yang tenang dan nyaman membuat orang yang duduk dalam cafe ini jadi betah kalau berlama-lama duduk di dalam sini.

Lisa memilih duduk di pojok cafe dekat kaca, setelah membeli satu Ice Cappuccino. Sekarang cafe ini ramai pengunjung yang didominasi oleh anak-anak SMA yang sepertinya sudah dari tadi di sini, karena kebanyakan dari mereka yang masih memakai seragam.

Lisa meletakkan shopping bag di sampingnya lalu meminum ice cappuccino miliknya. Dia menatap mall yang ramai pengunjung. Lisa mengaduk-aduk minumannya, matanya tak sengaja menangkap siluet seorang cowok yang tadi bersamanya sedang berjalan dengan cewek.

Lisa berdecak tak percaya sambil menggelengkan kepalanya. Ternyata yang dikatakan eonni-deul dan Rosie benar, dia memang seorang playboy, itu batin Lisa tak percaya.

•••

Sesampainya di rumah, Lisa meminta tolong pada seorang maid untuk membawakan shopping bag nya. Saat melewati ruang keluarga, dia melihat Bom yang sedang duduk bersantai sambil membaca majalah tentang fashion.

Jika Lisa menyukai semua tentang make up, maka Bom menyukai semua tentang fashion. Kalau tidak, kenapa dia bisa menjadi seorang desainer, bahkan dia mempunyai sebuah Butik terkenal di Seoul dan beberapa hari yang lalu dia baru saja meresmikan cabang Butiknya di Busan.

Lisa melangkahkan kakinya menuju ruang keluarga dan langsung duduk di samping Bom dan memeluknya, membuat Bom sedang membaca terkejut.

"Aish, Lalis, kamu ingin mommy kena serangan jantung?"

"peace, Mom." ucapnya sambil tersenyum lebar dan mengangkat kedua jarinya yang membentuk tanda damai.

"untung mommy nggak punya riwayat penyakit jantung," gerutu Bom, walaupun begitu dia tetap membalas pelukan sekaligus mengelus rambut panjang putri kesayangannya.

"Lalis ganggu nggak?" tanya Lisa sambil mendongak menatap wajah sang mommy, karena posisinya yang masih memeluk Bom.

"nggak ganggu kok. Kamu habis dari mana? Kok baru pulang?"

"oh iya, mom. Tadi Lalis lupa kasih tahu mommy, Lalis habis belanja. Nggak apa-apa kan, mom?"

"nggak apa-apa, sayang." Bom mengelus sayang rambut Lisa, "tapi, lain kali kalau mau pergi bilang sama mommy dulu ya."

Lisa mengangguk semangat dan mengeratkan pelukannya. Lisa dari dulu memang senang bermanja dengan Bom, "Lalis sayang sama mommy, eum... Daddy juga."

"Mommy juga sayang sama kamu." Bom mengecup kening Lisa, "kalau begitu, sekarang kamu ganti baju, bersih-bersih terus langsung tidur, gak boleh tidur malam, besok masih sekolah."

Lisa melepaskan pelukannya, "oke, mom. Selamat malam." Lisa mengecup pipi Bom.

Bom tersenyum, "malam juga, sayang."

•••

Pagi ini, Lisa berangkat ke sekolah lebih awal dari kemarin. Jam masih menunjukkan pukul 06.35 dan Lisa sudah duduk manis di bangku kelasnya. Bahkan saat ini di kelas hanya ada Lisa, Myoui Mina—gadis asal Jepang yang ramah dan dia juga salah satu murid berprestasi di sekolah ini.

Dan satu lagi, sekretaris kelas yang katanya sangat tertib dan selalu menaati peraturan—Choi Yuju. Lisa memakai earphone lalu menyalakan lagu kesukaannya. Ini Lisa yang datang terlalu pagi atau memang teman kelasnya yang berangkatnya mepet jam masuk.

Dia mengistirahatkan kepalanya di meja lalu memejamkan matanya dan menghayati lagunya.

Kurang lebih lima belas menit memejamkan matanya dan saat dia membuka mata ternyata sudah banyak yang datang. Dia melihat jam yang menunjukkan pukul 06.56 dan bel masuk belum berbunyi.

Lisa langsung mengalihkan fokusnya ke handphone saat seorang cowok yang juga teman kelasnya duduk di bangku Rosé yang berada di sampingnya.

Lisa mencoba mengingat nama cowok ini, karena Rosé pernah bercerita tentang cowok ini dan mengatakan kalau dia juga suka sama cowok ini.

"Lisa!"

Lisa menengok menatap cowok itu, "kenapa?"

"si Rosé belum berangkat?" tanya cowok itu pada Lisa. Pertanyaan cowok itu membuat Lisa menjadi agak penasaran dan ingin bertanya, namun dia tak sedekat itu untuk bertanya lebih.

Lisa kembali dari pikirannya saat cowok itu menepuk bahunya, "eh—belum."

Lisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal dan menatap cowok itu, "kamu siapa ya? Maksud aku—nama kamu siapa?"

"gue June."

Setelah itu, Lisa memilih diam karena dia tidak tahu mau mengatakan apa. Walaupun dia juga penasaran hubungan June dan Rosé itu apa.

"gue ke kantin aja sambil nunggu Rosé dateng," June langsung keluar kelas tanpa menunggu balasan dari Lisa.

Satu menit setelah June keluar, Rosé masuk ke dalam kelas dan langsung duduk di bangkunya sambil memasang wajah cemberut. Lisa menaikkan sebelah alisnya. Dan Rosé malah menatap Lisa dengan kesal.

Lisa malah jadi bingung sendiri, ini Rosé kenapa? Masa dateng-dateng masang muka cemberut dan sekarang malah menatapnya dengan kesal. Apa salahnya?

"kenapa? Apa yang salah?" tanya Lisa pada Rosé yang masih menatapnya dengan kesal. Dia melihat penampilannya, tidak ada yang salah. Lalu menengok ke kanan dan kiri.

"tadi June ngapain duduk di sini?"

"nggak ngapa-ngapain. Dia ke sini cuma buat tanya kamu udah datang apa belum." saat Lisa mengatakan itu Rosé langsung melotot padanya.

"serius?" Lisa berdeham sambil mengangguk dengan malas. Dan Rosé malah tersenyum lebar, bahkan sangat lebar sambil mengguncangkan bahu Lisa.

Rosé kenapa sih? Kok mendadak jadi aneh gini.

To be continue

Jangan lupa buat vote and coment yaw :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE SCENARIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang