Chapter 3

938 95 5
                                    


Sang pemuda saat ini sedang berganti baju seragamnya dengan seragam kerjanya hari ini. Hari ini tema cafe nya adalah Bunny.


Di luar ruang ganti.

Sang mafia saat ini duduk dengan tidak sabar ingin dilayani oleh pemuda yang cantik itu. Sebenarnya sejak dulu dia penasaran dengan pemuda itu. Setiap datang d cafe untuk memungut uang yg pemilik kafe pinjam dari dia. Sang mafia selalu melihat pemuda itu dari kejauhan. Selama ini sang mafia tidak mengerti kenapa di matanya, sang pemuda cantik itu terlihat begitu menarik, sebenarnya dia masih suka kepada wanita. Entah mengapa.

Sang mafia yg sejak tadi sedang memikirkan pemuda itu tak sadar bahwa yang dipikirkannya sudah berada di sampingnya dan melihatnya bingung. 

Sang pemuda lalu menepuk pundak sang mafia. Sang mafia menengok ke arah seseorang yg menepuknya. Dia melihat bahwa sang pemuda sudah berganti seragam menjadi seekor kelinci (knp dibilang seekor kelinci karna saat ini sang pemuda itu memang memakai ekor kelinci)

"Manis sekali." Sang mafia tak sadar berbicara seperti itu. Pipi sang pemuda langsung merona merah. Sebenarnya sang pemuda masih tak mengerti mengapa dia selalu bereaksi seperti ini jika di sebelah sang mafia, padahal dia benci sekali pada sang mafia karna sang mafia sudah menyakiti ayahnya. 

"Jadi kau ingin pesan apa?" Kata sang pemuda dengan wajah mencoba untuk tegas.

"Aku ingin kau." Sang mafia tersenyum nakal.

"Aku tidak di jual. Jadi kau ingin pesan minum dan makan apa?" Sang pemuda mencoba menenangkan dirinya sendiri. Ditatap intens oleh sang mafia entah mengapa jantungnya berdebar dengan sangat kencang. Sang mafia itu sebenarnya tampan tapi dia benci sekali dengan sang mafia.

"Aku ingin pink milk dan pisang." Sang mafia berkata seraya menjilat bibirnya selagi melihat seluruh tubuh sang pemuda dengan penuh nafsu.

"Tidak ada menu makanan itu di menu. Yang benar kalau pesan." Sang pemuda sebenarnya tahu kalau sang mafia menginginkan dia. Tapi dia tetap pendirian membenci sang mafia. 

"Jadi mau pesan apa?  kalau tidak mau pesan pergi saja dari sini." Sang pemuda dengan berani membentak sang mafia.

Kedua anak buah sang mafia sudah siap untuk menyerang sang pemuda, tetapi di tahan sang mafia.

'Fiesty.' Pikir sang mafia.

"Oke... Oke... Menu spesial kafe ini dan coffee saja." Sang mafia akhirnya menyerah.

"Tunggu sebentar." Sang pemuda lalu pergi ke belakang untuk mengantarkan daftar pesan.

Sesaat kemudian sang pemuda kembali membawa minuman.

"Ini, coffee yg kau pesan." Pemuda itu menaruh pesanan  di meja dengan kasar.

"Hai manis, jangan galak-galak kenapa sih. Kau itu manis. Panggil aku saja dengan p' sing, biar kita dekat. Sini duduk."

"Tidak mau." Kata pemuda itu dengan berani. 

Lalu sang mafia menarik sang pemuda dengan keras sehingga sang pemuda jatuh kepangkuan sang mafia dan wajah keduanya sangat dekat. Wajah sang mafia semakin mendekat, entah mengapa bukannya mendorong sang mafia sang pemuda malah menutup mata.


Apa yg terjadi selanjutnya....... 

To be continue

Maap ya lama lanjutnya... Gak da ide... Kebanyakan moment mabok saya.. Hahahaha...

Sabar menunggu lanjutannya yaaa.. Hihihi... 

Mafia and his kittenWhere stories live. Discover now