Chapter 1

1.5K 146 14
                                    

Aslinya author pengen bikin ini cerita jadi oneshot tapi otak berkata lain. Hahahaha...

Silahkan membaca... 


Di sebuah kafe cosplay di kota bangkok datang anggota mafia untuk meminta uang keamanan.

"Mana uang keamanan?" Kata seorang mafia.

"Bulan ini bukannya kami sudah bayar?"

"Kapan? Bulan kemarin kalian menunggak jadi kalian harus membayar bunganya sekarang."

"Tapi kami tidak punya uang."

Dari kejauhan mafia itu melihat ada seseorang yg menurutnya sangat manis menggunakan costum bunny seperti di majalah playboy.

"Bagaimana kalau kau suruh karyawanmu melayaniku setiap aku datang kemari?"

"Karyawan yang manaaa?" Kata pemilih kafe.

"Itu yg sedang melayani di meja no. 5." Sang pemilik kaget. Sebenarnya itu adalah anaknya yg sedang membantu di kafe.

"Maaf... dia bukan pelayan tetap di sini. Jadi tidak bisa. " mendengar itu sang mafia menggebrak meja sehingga seluruh org yg ada di situ melihat ke arah mafia dan pemilik kafe.

"Kamu bilang apa? Mau aku obrak abrik kah kafe ini?" Bawahan mafia itu sudah siap2 untuk menghancurkan kafe tersebut.

"STOP." Kata si anak pemilik kafe itu, lalu dia mendekati meja si pemilik kafe.

"Ada apa ayah?"

"Kit, kau tidak usah ikut campur. Pergi sana." Sang pemilik kafe mendorong kit untuk pergi menjauh dr mafia yg sudah melihat kit dari tadi dengan mata penuh nafsu.

Kit menatap sang mafia dengan berani.

"Ada apa ini? Kenapa kau ingin menghancurkan kafe ayahku?"

"Hai manis, ayahmu blm membayar uang keamanan." Sang mafia mencolek dagu kit.

"Singkirkan tanganmu dr wajahku, dan bulan kemarin ayahku sudah bayar dan belum waktunya untuk bulan ini." Kit menepis tangan mafia tersebut.

"Kau tambah manis saat marah." Mafia itu tersenyum penuh arti.

"Jadi..." kit bertanya seraya mengetuk2 kan kakinya.

"Jadi maumu apa? Berapa yg harus kami bayar?" Kit bertanya pada mafia yg saat ini masih memandanginya.

"Kit.. sudah hentikan." Ayahnya memohon pada kit.

"Tenang ayah, kit masih punya tabungan." Kit mencoba menenangkan ayahnya.

"Jadi berapa?" Kit bertanya kembali karna mafia itu tidak menjawab pertanyaannya.

"Awalnya aku ingin meminta uang pada ayahmu. Tapi kau begitu membuatku terpesona. Aku hanya ingin kau melayaniku selama aku datang kemari." Kata mafia itu.

"Apaaa? Aku tak rela melayanimu." Kata kit marah.

"Terserah kau, kamu ingin ikuti kemauanku atau kamu ingin kafe ini hancur lebur."

"Tapi..."

"Mudah.. kau hanya perlu menemani aku di meja saja. Tidak ada apa2."

"Yakin.. apa benar hanya menemani di meja?" Kit merasa ada niat lain dari sang mafia.


Bersambung

Mafia and his kittenWhere stories live. Discover now