Bab 1 Prologue

2.7K 56 15
                                    

      
     Perkenalkan gw hanyalah seorang anak yang lahir di suatu daerah disumatera sana. Lahir dari rahim seorang ibu yg cantik dan baik hati diusia mama yang saat itu 31 tahun. Mama dan papa menikah di usia yg matang dimana mama berumur 29 tahun dan papa 25 tahun.

    Cinta yg mempertemukan mereka hingga bisa menjadi aku.

    Suatu malam tanggal 10 Mei 199#. Seorang bayi mungil telah dilahirkan dibalut kain dibantu oleh si mbok. Ya aku lahir di dukun beranak, bukan seperti kebanyakan orang yg lahir dibantu suster atau pun dokter dirumah sakit mewah.

     Ya aku lahir bukan dikalangan orang kaya, tapi dikeluarga sederhana yg penuh kasih dan cinta.

    Mamaku membuka sebuah toko pakaian dan papa berkerja sebagai salah satu tenaga pengamanan dikotaku. Mbok dar yg membantu persalinan mama dan melakukan pijat bayi kepadaku katanya agar tubuhku kuat.Menurut mama dia sungguh bahagia dengan kelahiran putra pertamanya ini karena setelah satu tahun menikah barulah mendapatkan aku.

    Setelah diazani oleh papa,mama pun memelukku dan tertidur.

    Keesokan paginya, sudah bangun toh nak Eni.

     "ENI=Mama".

     "Eh iya mbok, masih sakit semua badanku." jawab mama yang sedang baring di kamarnya.

    "Ini makan dulu dan minum jamunya agar cepat pulih." kata mbok dar.

    "Iya mbok, ari-ari anakku sudah ditanam mbok?"

    "Sudah toh nak,kamu pendarahan hebat nak. Ini cucuku si jabang bayi lahirnya sungsang." mbok dar yang menjelaskannya.

     "Sungsang=bayi yg lahir masih terbalut placenta"

    "Ia mbok untungnya aku ditangani mbok."

    "Nanti diminum obat tambah darahnya biar cepat pulih badanmu nak." mbok dar yang memperingatinya supaya tidak lupa, sambil tersenyun.

    "Iya mbok" mama jawab singkat yang sedang makan, tadi yang di bawakan mbok dar.

    "Anakmu ini nampaknya spesial nak eni." kata mbok dar.

      "kenapa mbok?" tanya mama.

    "Nampaknya ada yg menjaga anak ini nak." jawab mbk dar.

    "Siapa itu mbok?" tanya mama sambil liat anaknya yang baru lahir itu.

    "Nampaknya salah satu leluhurmu nak." jawab mbok dar untuk memperjelas.

    "Owh begitu mbok *terdiam....." mama yang masih bingung dengan perkataan mbok dar.

    Lalu aku pun diberi nama oleh mama "Hardy" ya nama itulah yg diberikan oleh kedua orang tuaku.

    Satu minggu pun berlalu, mama sudah sehat dan bisa berakfitas kembali. Papa sedang berkerja tak lama datang seorang kakek-kakek berkumis putih, sedikit bongkok diusianya yg sekitar 60 tahunan.

    "Assallamualaikum nak eni."

    "Waalaikum salam, owh bapak toh." mama menjawab salam.

    "Dimana cucuku yg baru lahir? Aku ingin lihat." kakek tau yang nanya ke mama.

    "Disitu pak, sedang tidur." sambil nunjuk tempatnya.

     "Hahaha" Kakek tau tertawa terbahak-bahak. "Hebat memang cucuku ini hahaha."

    "Kenapa pak? Apanya yg hebat."

    "Kelak anakmu akan menjadi orang yg sukses dan dermawan.Ia juga dilindungi oleh leluhurnya." kakek menjelaskanya.
    
    "Haha ia seperti itu. Cikal bakal dari seorang Raja yg bernama Kerie Sindang Matahari. Anakmu ini memiliki harimau penjaga. Jika ia besar nanti jangan didik dia menjadi anak yg pendendam dan bekali ilmu agama. Anak ini jika salah jalan bisa berbahaya nak."

    "Baik pak." jawab mama.

    Lalu tubuh mungilku pun dijilati oleh kakek ini.

    "Di apakan anakku pak?" Mama yang binggung pun bertanya setelah usai.

    "Tadi aku berinteraksi dengan leluhurmu katanya ia ingin menyapa cucunya dan jilatan tadi adalah contoh kasih sayang leluhurnya kepada anakmu nak." kakek yang menjelaskanya ke mama yang kebingungan tadi.

    Sekilas tentang kakek tua atau yang nantinya akan ku panggil kakek adalah orang tua kelahiran daerah di jawa sana. Selain merupakan dukun patah tulang, ternyata dulunya kakek ini mendalami ilmu kebatinan dan mama adalah anak angkatnya.

    Aku pun tumbuh besar hingga usiaku menginjakkan ke umur 15 tahun tepatnya saat itu aku masih SMP.

    "Yuk dy, kita mancing ke arah terowongan sana." Ari mengajak mancing.

    "Anak" yang lain sudah dihubungi?"

    "Gak takut apa kita kesana tempat itu kan angker." dony ikut biraca.

    'Haha tidak kok aku sering kesana ikannya besar" loh." jawab ari sambil ketawa.

    "ya udah tunggu yg lain tnggu pratama dan agus."

    "Okelah." jawab ar dan dony bersamaan

    Dan lalu tak lama ada yg menepuk punggungku dia adalah.....

2 harimau penjagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang