Bab 4 Terowongan Hantu 3

1.8K 35 16
                                    

  

   Dan terlihatlah....

    Sesosok wanita dengan mata merah seperti laser,gigi runcing yg mengarah keatas seperti orc/ogre,tubuh yg sepenuhnya hitam legam bagai arang dan dua buah *maaf payudara yg menggelantung kebawah.

   "Astaghfirullah hul adzim"  ucapku dalam hati.

     Ku dengar diatas ku ada suara tertawa cekikikan yang membuatku bergetar ketika kudongakkan kepala ini ternyata oh ternyata ada neng kunti dengan baju jubah putih panjangnya, rambut acak-acakan dan muka pucat sedang melayang diatasku, atau lebih tepatnya seperti cicak yang lengket diatas atap terowongan ini.

     Yudi makin pucat saat itu, apa lagi pratama dan ari yang keliatanya mulai bergetar tak lupa kami berkomat-kamit membaca doa yang kami tau.

    Kembali ke yudi nampaknya wujud yang pertama adalah representasi dari seorang wewe gombel yang mana nampaknya menyukai yudi posisinya adalah Yudi tanganya yang sebelah kanan di gandeng oleh wewegombel ini.

    "Yud, masih anget sebelah kanan kau?" kata ku.

    "Masih dy," yudi berkata.

     "Takut aku dy" sambil tak berani menoleh kebelakang  yang merasa ketakutan.

    "Prat aman didepan?" Guman ku ke pratama, Aku melihat kedepan, pratama dan ari juga ketakutan.

     "Aman dy...cuma gw takut ini..."Kata pratama, dan ari pun keliatan ketakutan yang di pedan ku yang lebih dulu
    
    
    Tak lama dari situ kami berjalan sekitar 5 meter, terdengar suara auman harimau yg menggema disegala penjuru ruangan.

"Aummmm grrr....."

     Sontak kami pun berhenti berjalan.

      "Mati kita dy mati...kok ada harimau disini." Kata agus, yang memegang tangan ku makin erat aja.

    Tapi anehnya yg lain tak melihat harimau ini. Harimau ini ada dua satu berwarna putih dan satunya lagi berwarna kuning seperti harimau sumatra pada umumnya.

     "Kalian ga lihat itu?" Aku sambil menunjuk kearah harimau itu.

    "Gak ada apa-apa dy... cuma... bulu kuduk gue merinding hebat ini." Katan yudi.

    "yo cepet kabur dari sini kita lari saja." Kata agus yang lari duluan.

    Kulihat harimau tadi mendekat kearah kami, harimau yg putih melompati kami dan mengigit kunti yang tadi kulihat, dan yang loreng nampaknya berurusan dengan si wewegombel.

    Melihat kejadian aneh aku dan yg lain memutuskan untuk lari. Aku tak mau lagi menceritakan soal harimau tadi, takutnya nanti aku dikira gila oleh teman-temanku.

   Jarak tinggal 20 meter lagi untuk menuju pintu keluar terowongan nampak sebuah motor. Aneh pikirku, kok ada motor disini padahal seharusnya tak ada jalan untuk motor lewat.Tapi semakin dekat terlihatlah sosok yang tak bisa dijelaskan oleh nalar, yaitu ada pocong yg masih berbercak tanah kuburan sedang duduk diatas motor itu.

    Ternyata kami semua melihat hal itu dan kuajak mereka membaca ayat kursi bersama. Tak lama si pocong yg duduk diatas motor tadi kesakitan dan meraung-raung, semakin kami dekati sosok ini pun mulai masuk kedalam dinding terowongan dan berangsur menghilang.

    Sesampainya diluar terowongan dengan muka pucat aku pun bertanya ke yg lain.

    "Kalian lihat pocong diatas motor tadi?"

    "Ia aku lihat terasa sangat nyata kapok aku maen kesini." kata ari yang masih merasa ketakutan.

    "Yang ngajak maen kesini ini kau, pletak menjitak ari " Kata yudi yang simbil emosi ke ari.

    "Sudah ayo pulang.. Badanku capek sekali." Lima ngajak pulang karena udah kecapeaan.

    "Aya udah cabut." Preatama nyaut.

    Dan, pulanglah kami kerumah masing-masing dengan misteri terowongan yg tak pernah dimakan nalar.

    Keesokan harinya aku bangun dan kulihat ada telpon dari no yudi.

    "Halo yud kenapa?" Kata ku di telepon.

    "Owh maaf nak ady ya?
Ini ibunya yudi mau cuma mau ngasih kabar bahwa....."

     "Iya gimana bu?....."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

2 harimau penjagaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang