Naruto memandang dirinya yang terpantul di cermin. Gaun putihnya terlihat begitu mewah, hari ini. Ia menatap kesal ke arah cermin. Gaun yang memperlihatkan kedua bahu putihnya menambah kecantikan dan keanggunan dirinya, namun tidak dengan suasana hatinya. "Kenapa dengan hari ini!?" Gerutunya, dengan suara keras. Kedua tangannya terkepal erat, ia marah dengan dirinya sendiri yang tidak bisa mengatakan 'Tidak' pada kedua orang tuanya.
Hari ini adalah hari pertunangan dirinya dengan Sabaku Gaara. Undangan resmi sudah disebarkan ke beberapa kerabat dekat keluarga Namikaze dan Sabaku, satu minggu yang lalu. Setelah lamaran dadakan dua minggu yang lalu, sang Ibu dengan semangat mencari hari baik untuk acara ini. Acara pertunangan ini digelar di sebuah hotel ternama yang ada di Konoha.
Suara ketukan dari pintu menyadarkan Naruto dari lamunannya. Ia berbalik, dan mendapati sang Ibu yang sudah terlihat cantik dan rapi dengan gaun mewahnya. Ibunya tak sendiri, di belakangnya sudah ada Hinata yang tak kalah cantiknya. Mendadak hatinya bergemuruh ingin meluapkan emosi.
"Kenapa datang!?" Tukasnya, tidak suka. Ia malas berdebat dengan Hinata.
Kushina berubah ekspresi, menahan marah. "Naruto, jaga bicaramu!" Tegur Kushina, tidak suka. Ia menoleh ke arah Hinata, merasa tidak enak. "Hinata, maafkan Naruto, ya?" Katanya, meminta maaf pada Hinata untuk tidak dimasukan ke dalam hati atas perkataan kasar yang diucapkan putrinya.
Sedangkan Hinata sendiri, ia hanya meringis sedikit, merasa tidak enak. Kedatangannya hanya ingin meluruskan kejadian beberapa hari yang lalu tentang insiden yang mempermalukan Naruto. Ia merasa sangat bersalah saat ini. "Tidak apa-apa, Bibi."
"Aku akan meninggalkan kalian berdua di sini. Ibu harap, kau bersikap baik pada Hinata, Naruto!" Tukasnya, dan berlalu pergi meninggalkan Naruto dan Hinata.
Kedua tangan Hinata saling bertautan di depan gaunnya. Ia sedikit takut dengan sosok Naruto, yang semakin hari semakin sulit untuk digapai. "Na-Naruto, a-aku..." Bahkan cara bicaranya sampai tidak lancar. "Aku, i-ingin minta ma-maaf pa-padamu, Na-Naruto." Tukasnya, seperti cicitan yang sangat pelan. Keringat sebiji jagung meluncur dari pelipis Hinata. Ia takut.
Melihat kedatangan Hinata saja Naruto sudah muak, apa lagi hingga sampai mendengar suaranya. Naruto jengah. Ia bersedekap dada dan membuang muka, enggan melihat langsung keberadaan Hinata yang menurutnya memuakkan dan menyebalkan.
Merasa sudah tidak tahan lagi, akhirnya Naruto memilih pergi dengan menabrak bahu Hinata agak keras dan berlalu pergi. Teriakan Hinata yang mulai mengejar tak ia hiraukan. Fokus Naruto saat ini hanya ingin menjauh dari sosok menyebalkan yang berada di belakangnya.
Saat menuruni tangga, Naruto tidak terlalu fokus dengan keadaan situasi pesta, yang sudah ramai. Kedatangannya disambut meriah oleh semua tamu yang hadir. Namun, sedetik kemudian keramaian itu berubah menjadi hening. Naruto yang mulai menyadarinya pun berhenti di tengah-tengah anak tangga.
Tubuhnya berbalik, hanya untuk melihat kedatangan Hinata yang terlihat kikuk di anak tangga paling teratas. Semua pandangan tamu tertuju pada gadis itu. Merasa mulai marah, Naruto semakin membenci Hinata. Hari ini adalah hari di mana Naruto yang menjadi bintang utamanya, bukan Hinata!
Lagi-lagi Hinata! Geramnya, di dalam hati.
Naruto bisa melihatnya dengan jelas. Sangat jelas. Sasuke yang begitu terpukau dengan kecantikan yang dimiliki oleh Hinata, begitu pun Gaara, sang tunangan, yang tak kalah terpesonanya akan gadis, yang menurut Naruto 'sial*n' itu.
"Menyebalkan!" Gumamnya, kesal. Ia kembali berjalan menuruni anak tangga.
Acara pertunangan Naruto dengan Gaara pun berjalan dengan lancar. Naruto hanya tersenyum simpul sebagai formalitas saat beberapa kolega dari sang ayah dan pihak Gaara datang mengucapkan selamat pada dirinya. Tanpa berpamitan, Naruto pergi dari samping Gaara. Terlalu malas, jika Naruto harus berpamitan dengan Gaara-ngan macam Gaara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kings, Queen & Poison
FanfictionGadis bermarga Namikaze itu selalu dituntut sempurna di hadapan semua orang. Sikap arogan, sombong dan angkuh sudah melekat pada dirinya. Hyuga Hinata, adalah kebalikan dari dirinya, sekaligus berstatus sebagai sahabatnya. Yang selalu di elu-elukan...