7

29 9 15
                                    
















"Akhirnya kita sampai juga di rumah baru, meskipun ga sebagus rumah yg di New York sih" ucap Yeri membuka pintu rumah sambil mendorong kopernya.

"Tapi disini lebih sejuk daripada di New York, krn banyak pepohonan. Kalau di New York mah ngga ada pohon, yg ada cuman gedung pencakar langit" ucap Jeri

Jeri kemudian masuk ke dalam rumah, menaiki tangga dan mendapatkan kamar di dekat tangga yg akan dipilihnya sebagai kamar tidurnya.

'Ah kamar itu letaknya bagus juga, aku akan memilih kamar itu'-batin Jeri sambil berjalan ke kamar itu.

Di dalam kamar Jeri kemudian menkuncir rambutnya dan memulai membereskan kamarnya yg masih penuh dengan debu dan sarang laba-laba.

"Uhuk...uhukk" Jeri terbatuk-batuk karena debu masuk ke hidungnya.

Ia kemudian membuka jendela kamarnya dan melihat pemandangan yg begitu hijau dan sejuk. Jeri menghirup udara yg segar itu dalam-dalam dan menghembuskannya lewat mulut.

"Uwaaahh segarnya, andai gue tinggalnya disini dari dulu aja" ucap Jeri memandang keluar jendelanya.

Di tengah menikmati pemandangan yg sangat menenangkan itu, Jeri melihat Mark datang membawakan se bouket bunga.

Ding dong..ding dong..
Suara bel rumah berbunyi, Yuri kemudian bergegas pergi membukan pintu.

"Eh Mark, kamu bawain bunga untuk siapa?" tanya Yuri yg memandangi Mark yang membawa se bouket bunga.

"Hehe ada Jeri ngga tante?" ucap Mark sambil menggaruk kepalanya yg tak gatal.

"Oh nyariin Jeri, ada kok diatas lagi beresin kamarnya, kamu ngga usah malu-malu" ucap Yuri tersenyum.

"Yaudah a..aku ke ka..mar Jeri dulu tante, permisi ehehe"

Sesampainya di depan pintu kamar Jeri, Mark sangat takut untuk mengetuk pintunya. Sejujurnya Mark grogi untuk ketemu sama Jeri.

Mark pun memberanikan dirinya mengetuk pintu kamar Jeri.

Tok..tok..tok...

"Masuk aja mah, ga aku kunci kok kamarnya" ucap Jeri dalam kamar.

Mark pun membuka pintu kamar Jeri dan melihati kamar Jeri yg masih berantakan.

"Ri.. Ini gue Mark" ucap Mark yg masih berada di dekat pintu.

Jeri kemudian berbalik kearah Mark.

Mark yg hanya terdiam memandangi Jeri dengan rambut yg dikuncir dan keringat yg bercucuran tak membuat Jeri terlihat buruk. Bahkan dimata Mark, Jeri yg dipandanginya sekarang ini sangat cantik.

'Kamu cantik banget Ri, gue makin..makin cinta sama lo'-batin Mark

Jeri kemudian mengusap keringatnya dan menghampiri Mark.

"Mark..?? Ada apa?" tanya Jeri.

"Ri, ini gue bawain lo bunga" jawab Mark sambil menyodorkan se bouket bunga ke Jeri.

'Apa dia bilang? Ri? Dia manggil gue dengan sebutan Ri? Itukan cuman orang terdekatku aja yg manggil gue Ri' gumam Jeri dalam hati.

"Thanks ya Mark, bunganya wangi" ucap Jeri sambil memcium bunga yg diberikan Mark untuknya.

"Iya sama-sama, gue pulang dulu ya. Itu cuman bawain lo bunga aja ehehe.." ucap Mark menggaruk kepalanya yg tak gatal.

"Oh iya kamu hati-hati dijalan" ucap Jeri sambil tersenyum.

Mark pun pergi meninggalkan Jeri. Jeri kemudian masuk ke dalam kamarnya dan menaruh bunga pemberian Mark diatas nakasnya.

Setelah beberapa jam membereskan kamarnya , akhirnya kamarnya pun terlihat sangat cantik dan rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah beberapa jam membereskan kamarnya , akhirnya kamarnya pun terlihat sangat cantik dan rapi.

Setelah beberapa jam membereskan kamarnya , akhirnya kamarnya pun terlihat sangat cantik dan rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Huaaahhh, capek. Akhirnya selesai juga" ucap Jeri sambil menjatuhkan badannya ke kasur.

-----------------


Jeri POV

Selesai membersihkan kamarku tak lama akupun tertidur karena kelelahan.

Setelah beberapa jam tertidur akupun membuka mata dan menyadari kalau ini sudah malam, aku pun melihat jam dinding dan benar saja ini sudah jam 07.30 malam.

Dengan keadaan yg masih mengantuk, aku berjalan ke dapur dengan sempoyongan untuk mencari makan. Perutku rasanya lapar karena sedari tadi belum diisi.

Aku hanya mendapati sebungkus ramyeon, memasaknya dan memakannya di depan tv.

Kudengar suara Yeri dan seorang laki-laki yang sedang membicarakan sesuatu. Akupun mendekat ke jendela dan mendengarkan pembicaraan mereka.
*gini nih kerjaan org yg suka nguping pembicaraan orang hhh😂*

"Oppa, apa kamu ngga mengerti eoh!? Aku sama sekali tidak mencintaimu. Dan lebih baik kau bersama Jeri saja, Jeri juga mencintaimu. Kenapa kau tidak bisa mencintai Jeri malah mencintaiku?" ucap Yeri disana.

Hanya itu yang kudengar, tapi mengapa Yeri eonni harus berbohong ke laki-laki itu kalau aku mencintainya?

Ini semua tidak benar, aku tidak tahu apa itu jatuh cinta dan aku bahkan belum pernah mencintai seorang namja.

Harapanku, ketika aku pertama kali jatuh cinta aku hanya tidak ingin sakit hati dan jatuh cinta kepada namja yg tepat.

Jeri POV end.































































TBC.🌱
Ceritanya bagus apa tidak nih?
Kalau bagus aku next;p kalau ngga kapan-kapan dah aku next ehehe..✌
Jgn lupa vote+commentnya ya gaes;*😘

-moonllim

Destiny; [MARK LEE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang