7

8K 31 1
                                    

Hari itu Nova terpaksa pulang malam pukul 22.00 karena bank tempatnya bekerja sedang mengalami masalah teknis. Seperti biasa gadis berambut sebahu, dada montok dan bahenol ini pulang menggunakan angkot dan berlanjut dengan bis dari terminal. Karena larut malam dan hujan dari sore, terminal malam itu lebih sepi dari biasanya.

Nova yang turun dari angkot berjalan santai menyusuri jalur bis yang sepi. Tiba2 3 orang preman yang saat itu sedang mabuk menggodanya. Acil, Tompel dan Didin masing-masing adalah preman senior disitu. “ceweeek, mau kemana ni?” kata Acil, Nova diam saja tak acuh sambil mempercepat langkahnya. Ketiga preman itu terus mengikuti.

Tiba-tiba Didin yang bertubuh tinggi kekar menghadang Nova.” Eh neng belagu amat si disapa diem aja”. Nova yang melihat gelagat tak baik langsung berlari. Tapi ternyata Nova kalah cepat. Tangan Tompel keburu memegang tangan Nova yang lembut.

Nova meronta dan mencoba berteriak tapi 3 preman itu keburu membekapnya dan menariknya ke dalam salah satu gang. Disitu cukup gelap dan sepi. Nova dipegangi kedua tangannya kebelakang. Acil membuka kemeja Nova sambil meraba dadanya dan Tompel meraba selangkangan Nova yang tertutup celana jins. “udah neng diem aja..nikmatin aja”, kata Acil sambil mengeluarkan pisau mengancam Nova. Nova kemudian dilumat bibirnya oleh Acil.

Cukup lama dan kemudian ia dipaksa jongkok. Tompel sudah siap membuka celananya dan terlihat kontol besar beruratnya tegang mengacung. “isep ni punya gue” Tompel menarik kepala Nova ke kontolnya. Mulut Nova yang tertutup kembali diancam Acil dengan pisau. “isep tuh ato lu gue bacok disini”. Nova yang ketakutan akhirnya membuka mulutnya dan mengulum kontol Tompel. Lima menit lebih Nova mengocok kontol Tompel dengan mulutnya.

Dan tak lama kemudian Tompel mempercepat sodokan kontolnya ke mulut Nova. Crooott… Tompel orgasme dan spermanya belepotan di mulut Nova. Ia terpaksa menelan sebagian sperma kental itu. Nova kemudian diseret memasuki sebuah lorong diantara bangunan kosong belakang terminal. Disitu sangat gelap dan tak ada orang. Acil membuka salah satu pintu di ujung lorong. Sebuah ruangan kosong berukuran 5 x 7 meter siap menyambut Nova.

Ruangan ini kosong dan sering dipakai tidur para preman terminal. Makanya ada 2 buah kasur di lantai ruangan ini. Nova dicampakan ke kasur. Kancing kemejanya sudah terbuka 3 buah. BHnya kelihatan termasuk belahan tokednya. Ia terlentang sambil dikerubuti 3 preman. Acil memegangi kedua tangan Nova sementara Didin dan Tompel membuka baju dan menarik celana jins Nova.

“wah mulus juga nih cewek,” kata Didin “iya ayok kita entot aja sekarang” kata Tompel Tompel mulai meraba raba toked Nova sambil meremas putingnya. “aaaaahhhhhhh…jangaaaaaann aaaaaaah..” Nova merintih. Tompel terus dengan garang meraba bagian perut Nova dan kemudian menyusupkan tanganya ke balik CD Nova. Tangannya meraih garis lubang vagina Nova yang ternyata agak basah, “wah udah basah ni cewek, nafsu juga lu ya?” Tompel tertawa Ia langsung mengobok-obok memek Nova sambil memainkan klitorisnya.

Nova kelojotan sambil mengerang kesakitan dan menahan nikmat. Sesekali Nova merasakan nikmatnya permainan di daerah vagina nya tapi jika ia orgasme maka preman-preman ini pastinya akan semakin menggila. Didin yang tak sabar lagi kini mengambil posisi di depan Nova. Ia melepas pakaiannya sendiri dan celananya. Terlihatlah kontolnya yang panjang mengacung keras. Sreeett… sekali tarik, CD nova kini terlepas dari tubuh seksinya.

Kedua kaki mulusnya tertutup rapat dengan vaginanya yang terlihat sedikit bulu- bulunya. Ia memegang kedua kaki gadis itu dan membukanya lebar-lebar. Kini Nova mengangkang lebar! Vagina Nova kini terlihat dengan bulu2 tipisnya. Garis memeknya terbuka sedikit dan terlihat dalamnya berwarna pink dan mengkilap karena cairan vagina yang mulai keluar.

Tak ambil pusing lagi, Didin segera membenamkan wajahnya ke memek Nova. Lidahnya yang kasar mulai menyapu daerah selangkangan dan berangsur ke tengah hingga liang vagina dan klitorisnya. “ooooooowwwhhhhhhhh…” Nova merintih, entah menahan nikmat atau menolak perbuatan Didin. Yang jelas badannya langsung mengejang begitu memeknya menerima sapuan lidah kasar Didin. “mmmhhh enak bener memek lo neng” kata Didin sambil terus menjilati memek Nova dan memainkan klitoris dengan lidahnya.

Winer WinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang