Mengerti keadaanmu adalah hal yang terus aku perbaiki. Sebab sikapmu selalu saja memiliki tafsiran yang berbeda dengan pendapatku. Paling tidak aku hanya sedikit berusaha. Agar tidak semakin memberi celah terhadap sebuah kesalahpahaman. Kita pernah sama sama mengingatkan bukan ? Jika Kesalahpahaman adalah akar dari sebuah permasalahan yang rindang dan sulit ditebang. Bisa dengan leluasa kapan saja menumbuhkan tunas baru yaitu kehilangan.
Tetapi, kali ini aku merasa berjalan sendiri. Seakan kamu hanya menunggu dihampiri. Tidak ingin lagi jalan bersebelahan. Bukankah Kita telah saling berkomitmen satu sama lain ? Bahkan sebelum kita melangkahkan kaki terlalu jauh. Kamu pernah berkata "aku akan mengerti keadaan kita walau terburuk sekalipun" kalimat itu membesarkan harapanku. Rasa ingin memilikimu pun semakin tumbuh dengan subur dan Berbunga dengan cepat dari biasanya. Kamu terlihat lebih aku istimewakan saat itu. dibandingkan dengan perempuan perempuan yang dulu sempat singgah tapi tak sungguh dibagian berdebu ceritaku. Yang akan aku ceritakan kepadamu nanti ketika kita telah sampai tujuan yaitu disaat kita saling berargumen tentang nama anak pertama. Tetapi sesampainya kita di tengah perjalanan seperti ini. jalan yang mudah untuk memisahkan dua orang yang rentan kalah dengan keadaan. Disaat Kamu meminta istirahat sejenak dengan alasan menambah energi untuk kembali berlari. Justru Aku mengetahui jika kamu tidak sepenuhnya baik. Kamu berpura pura lelah disaat aku lengah. Kamu terlihat seperti ingin pergi dengan terlihat baik. Seakan akan kamu ingin menunjukkan akulah yang salah. Dan kamu yang mengalah.
Kamu benar-benar nakal. Mencoba bermain main dengan sebuah kenyataan yang sebenarnya. Memutar balikkan sebuah fakta. Membuat opini sesukamu. Dengan menjatuhkan pihak kedua yaitu aku. Tetapi aku kembali mencoba merangkulmu dan merapatkan kakiku agar tetap bersebelahan dengan kakimu. Menyeimbangkan kembali bagian yang hampir jatuh. Mungkin Rasa Sayangku terhadapmu lebih besar dibandingkan dengan diriku sendiri. Sebab, Aku sudah tidak peduli seberapa kencang jiwaku merengek kesakitan. Seberapa berantakannya bagian yang telah patah dan seberapa sesak paru paru ku tersedak pahitnya sikapmu. Tetapi jantungku tetap mencoba memompa darah Walaupun terengah engah. agar tetap bisa menghidupkan kembali sedikit harapan. Mungkin kamu kelak sadar dan kembali menjadi dirimu yang awal aku kenal.
Sebab, cinta dapat merubah apa yang berubah. Dapat lebih baik atau bahkan menjadi lebih buruk. Itu semua terdapat pada porsi pemikiran kita masing masing. Jika pikiranmu baik, kamu akan kembali menjadi dirimu sendiri. Tidak seperti sekarang, kamu seperti orang asing yang sering berganti ganti wajah. Tetapi,Jika kamu tetap memilih untuk pergi tanpa menghargai perjuanganku sejak dini. bahkan jika Kamu memilih hilang tanpa bilang. Aku mencoba ikhlas. Memunguti kembali puing yang patah. Menata kembali hati yang melebur dalan kekecewaan. Tak apa, aku baik baik saja. Justru aku mengkhawatirkanmu.
Aku takut tiba tiba kamu kembali mengetuk pintuku. Dengan keadaan yang tidak selayaknya. Sedangkan aku sudah bahagia didalam rumahku dengan perempuan yang dipanggil anak anakku dengan sebutan ibu.
Aku pasti tidak akan tega melihatmu terluka sedangkan aku bahagia. Bagaimanapun kamu pernah menjadi perempuan pelebur lara. Walaupun akhirnya kamu juga yang menciptakan luka.***
"Dahulu kamu adalah seseorang yang sering aku bangga banggakan kesemua kawan kawanku. Aku Berbicara perihal kamu dengan tokoh baik. Seakan akan kamu orang yang paling tepat untuk kalimat di cintai. Kamu sangat baik menyimpan rapat sisi burukmu. Sampai sampai kamu menumbalkan seseorang yang benar benar ingin hidup dengan segala keburukanmu. Seseorang yang masih bisa bernapas dengan paru paru yang begitu sesak dengan sikapmu.
Terkadang aku benci bagian ini.
Disaat aku harus membuka keburukan orang yang sepenuhnya aku sayangi. Tetapi memang ini kenyataannya kamu sama seperti yang sudah sudah."#salamalpukat
Alpukata. 11:56
Mei 12
KAMU SEDANG MEMBACA
MENJEMPUT SEBUAH RASA
Teen FictionTakdir adalah setiap kebetulan yang saling melengkapi Dan kita adalah takdir yang dapat dibenarkan Cerita lukamu memerlukan sentuhanku dan cerita gelapku memerlukan sedikit sinarmu Kita sama sama rapuh... Sini mendekat... Kita genapkan apa yang ganj...