21.34 — Lost Adnan
Nadaa : Nan, gue minta maaf
Nadaa : Kata-kata yang sebelumnya gue ucapin itu salah semua
Nadaa : Maaf Nan..
Nadaa : Sebenernya dari dulu lo itu lagi kena masalah 'kan?
Nadaa : Lo juga, sempet mau kasih tau gue
Nadaa : Tapi gue.. Dengan egoisnya, gue nepis perasaan lo, dan lebih memilih kebahagiaan gue sendiri
Nadaa : Nan, maaf. Lo harus punya sahabat egois dan kekanakkan kayak gue
Nadaa : Kata maaf mungkin ga akan cukup buat semua yang udah lo tanggung sendiri
Nadaa : Jadi, Adnan, kalo lo udah balik, dan baca ini langsung hubungin gue ya, plis?
Nadaa : Biar gue bisa nebus kesalahan gue ke lo
03.00 — Lost Adnan
Voice note, start..
'Nan. Gue kangen sifat perhatian lo, gue kangen rasa dingin lo, gue kangen suara berat lo yang suka nyinyir dan alay. Gue kangen lo, banget.. Gue kangen pas dulu gue ngambek, dan lo langsung otw ke rumah gue, buat hibur gue. Nan, lo kemana aja selama ini?'
💦💦💦
Re's note
Hai, halo, aloha!
Oke, jadi gini, ini tuh cerita aku yang emang absurd, dan akhirnya selesai juga.
Tapi, entah kenapa cerita ini gamau berhenti disini aja.
Dalam waktu dekat, cerita absurd ini akan kembali.
Dengan judul yang berbeda, yaitu Our Second Goodbye.
Ditunggu ya! Goodbye, and see ya next time!♥️
YOU ARE READING
Our Stupidity
Short Story#OURS1 - Incoming call 'Nada cempreng'.. "Nan, Nan, gue baru sadar sekarang." "Apa?" "Ternyata lo itu ganteng juga." "Lah, baru sadar? Dari dulu emang gans gue mah." "Iya. Lo lebih ganteng kalo gue bandingin sama poop-nya cicak." "...sial lo." Call...