Birthday

1.3K 12 0
                                    

Dari dulu aku tidak suka dengan yang namanya hari ulang tahun. Lain dari orang-orang yang biasanya merayakan dengan bahagia—di momen setahun sekali tersebut, aku biasanya malah bersedih karena... banyak hal deh pokoknya.

Disamping itu, aku juga sangat takut akan bertambah umur. Bukan karena apa-apa, tapi aku seperti tidak pernah siap untuk menjadi dewasa. Aku bahkan tidak mencoba untuk menjadi dewasa, sepertinya.

Pada tanggal 8 November 2016, aku menulis ini :

Almost my 15th birthday.
Oh, how I grow up every year and will become an adult soon.

Yang mana di hari itu aku sangat-sangat sedih saat menulis dua kalimat tersebut.

Aku masih merenung, sampai esok lusanya, aku menulis lebih banyak hal lagi.

Aku menyatakan bahwa aku akan menjadi 15 tahun sebentar lagi, namun apakah tidak apa-apa untuk terus diam seperti ini?

Keep affording lose to myself. Barely do my best on things, then regretting it. After the regrets, mistakes were repeated.

Tulisan tersebut jelas mendeskripsikan betapa menyedihkannya diriku ini.

"Tomorrow, I'll change."

Terus-terusan begitu sampai 'besok' menjadi tiga hari, satu minggu, satu bulan, lima tahun. Mungkin sampai aku tidak punya lagi hari esok, baru semua ini akan selesai.

Aku selalu takut dengan masa depanku sendiri.

Tetapi aku juga sadar, kalau aku tidak mau berubah, maka aku harus siap menanggung apa yang akan terjadi nanti.

Walau sudah tahu akan resikonya, aku masih saja susah untuk mengubah diri. Setelah itu aku malah depresi. Rumit sekali.

Desember pun akhirnya tiba, sementara aku masih saja kepikiran. Tanggal 11 adalah hari ulang tahunku—aku menulis ini :

You're already 15 now.
Still unchanged?
Have you learned something?

Aaaahhh! Aku benci diriku saat itu.

Tetapi, gini deh...

Mungkin semua ini aku agak berlebihan memikirkannya. Aku memberi diriku sendiri waktu untuk berubah, tetapi aku tidak dapat menikmati waktu tersebut.

Sebelum 'berubah' yang katanya tadi, mungkin aku harus mulai dari hal-hal kecil terlebih dahulu—yang dampaknya sangat merugikan bagiku—paranoid, panik, dan mudah depresi soal masalah-masalah sepele misalnya.

Mungkin jika aku bisa menjadi sedikit collected, aku bisa menemukan jalan keluarnya suatu hari nanti.

Ya. Aku butuh waktu.

Aku harus memberikan diri ini sebuah dorongan. Aku tidak menyalahkan diriku lagi. Lalu kutulis :

Dear myself,
It's too early to give up on your 15th.
Please do your best!

Happy Birthday...

Bumi ManusiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang