ONE

53 2 0
                                        

Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi. Yang aku tahu hanya kamu yang tak pernah berubah semenjak kita pertama kali bertemu kamu masih saja malu-malu menatapku dari kejauhan, dan aku melakukan hal yang sama, aku lebih pemalu lagi, walaupun jika kamu tau, keinginanku untuk berbincang dan bercanda denganmu, itu sungguh menumpuk ingin termuntahkan.
Aku mengetahui segalanya tentangmu, setidaknya sebagian besar tentang hidupmu, aku sudah mengingatnya diluar kepala, tentang makanan kesukaanmu, tentang hobi menonton sepak bola, bahkan aku tau tentang pelajaran yang kamu benci, aku ingin kita berbincang dan di kesempatan itu aku akan berlagak seperti seorang peramal yang mengetahui segala tentangmu, hingga kamu menjadi penasaran dan terus bertanya lagi dan lagi tentang dirimu yang aku ketahui.
Kamu pernah menegurku terlebih dahulu,aku yang bodoh ini hanya membalas teguranmu dengan senyuman,tanpa kata yang terucapkan, entah seberapa besar keberanian yang kamu curahkan untuk menegurku dan harapan bahwa aku akan menyambut sapaan itu dengan hangat dan menjadi keakraban yang mulai bermula dipagi itu.
Sayangnya, aku tidak memiliki keberanian sepertimu. Hal refleks yang bisa aku lakukan hanyalah tersenyum, tenggorokanku seperti tercekat tak mampu mengeluarkan suara. Seminggu sejak pagi itu kamu hanya menunduk ketika kita tak sengaja beradu pandang. Mungkin rasa malumu telah menghantam tengkukmu, akupun demikian, bagaimana perasaanbsuka yang begitu besar terhalang oleh dinding raksasa yaitu ketidak beranian, tentu saja diakhir cerita hanyalah penyesalan yang kudapat.
Untuk pertama kalinya aku melihat seseorang lawan jenis dengan penuh hasrat, ketika aku menatapnya, inginku selalu menatapnya, tak peduli keadaan saat itu, dunia seperti dan menghasilkan ruang pandang mengarah padamu. Aku menyadari kodratku yang hanya menunggu, menjadikan aku untuk sadar diri, kutundukan kepalaku berharap bayanganmu bisa tergambar diujung sepatuku.
*****************************************
Dibawah pohon yang besar, kamu sedang asyik mengobrol dengan teman-temanmu, entah membicarakan apa, sepak bola atau game online yang kalian mainkan, aku dengar suaramu yang sedang tertawa, begitu renyah ditelingaku, ringan seakan telingaku sedang memakan keripik kesukaan.
Kita memang tidak saling kenal, aku pernah mencoba untuk menegurmu, berharap kamu akan berbalik bertanya tentangku, aku bahkan sudah menyiapkan jawaban yang paling misterius agar kamu terus bertanya tentangku.tapi reaksimu  hanya tersenyum. Mengenai siapa namaku saja kamu belum tentu mengetahuinya. Aku kecewa, tapi aku tidak pernah marah terhadap orang yang aku suka. Mungkin suatu saat nanti kamu tahu namaku, hobiku dan makanan kesukaanku.

AQUARIUS AND ARIESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang