Hye Na tidak bisa menyangkal bahwa pria itu memang sangatlah tampan. Aish. Mengakui hal itu saja membuat Hye Na ingin mencekik dirinya sendiri.
Meskipun begitu apa yang pria itu lakukan dan bagaimana caranya memperlakukan orang lain justru membuatnya terlihat seperti monster tanpa hati. Tatapan dingin dan kejinya malam itu tidak bisa meninggalkan kepala Hye Na. Bagaimana ia tersenyum dan menikmati setiap detik pembalasan dendamnya membuatnya terlihat seperti psikopat!
Hye Na bergidik ngeri, menggelengkan kepalanya kuat-kuat. Ia berusaha menarik dirinya sendiri keluar dari kejadian malam itu. Matanya menyipit saat ia memandang kembali ke layar laptopnya.
"Ya! Kau! kenapa kau kejam sekali huh?" Ia menunjuk-nunjuk layar laptopnya. "Kau itu tampan, tahu tidak? Bahkan kau itu terlewat tampan untuk menjadi orang kejam!"
Foto pria itu yang tersenyum dengan menyunggingkan sebelah bibirnya dan berpose layaknya seorang pangeran impian dengan bunga ditangannya membuat Hye Na geram. Ia lalu menutup laptopnya kasar. Tidak tahan dengan ironi betapa bertolak belakangnya tampang dan kelakuan pria itu.
Mungkin pepatah "dont judge a book by its cover" memang benar adanya. Lihat saja pria itu, yang baru Hye Na ketahui bernama Park Chanyeol, sangatlah tampan dan lebih cocok disebut malaikat. Tapi perilakunya berbanding terbalik dan lebih cocok disebut iblis. Sialan.
"Ya Yoon Hye Na! Apa yang kau lakukan seharian di kamar?!"
Teriakan ibunya terdengar dari luar. Aish. Kenapa tidak ada satu orang pun di keluarganya yang bersedia memberikan sedikit saja ketenangan dan kedamaian di akhir pekannya? Hye Na membutuhkan banyak tenaga untuk pulih setelah malam yang melelahkan melawan iblis.
"Ya! Cepatlah keluar dan buka pintunya! Ibu sedang sibuk!"
"Kenapa tidak suruh Sang Su saja?" Hye Na balas berteriak.
"Aish! Jangan membantah dan cepat lakukan!"
Hye Na setengah hati bangkit dari meja belajarnya dan keluar kamar. Ia langsung memberikan tatapan tajamnya pada Sang Su yang sedang bermain tab ditutupi buku-buku pelajaran sementara ayahnya tertidur pulas di lantai di samping Sang Su.
Hye Na lalu berjalan ke arah pintu dengan agak tergesa karena bell tidak berhenti berbunyi.
"Ya, tunggu sebentar."
Hye Na melihat di intercom dan seorang pria asing seumuran ayahnya muncul di layar. Hye Na belum pernah melihatnya sebelumnya. Apakah dia ingin menjahitkan bajunya? Ini akhir pekan sehingga toko jahit ayahnya tutup.
"Annyeonghaseyo."
Pria itu menyapa Hye Na.
"Nuguseyo?" Tanya Hye Na.
"Ya!"
Ibunya datang dari belakang dan memukul kepala Hye Na dengan sendok.
"Aw, Eomma, appo."
"Tidak sopan menanyai seseorang tanpa membuka pintu!"
"Aku hanya bersikap waspada! Bisa saja dia orang jahat."
Pria di intercom agak tersedak mendengar ucapan Hye Na, membuat ibunya semakin melotot saja kepadanya. Ibunya lalu cepat-cepat mendorong Hye Na kesamping dan membukakan pintu.
"Annyeonghaseyo."
"Ye, annyeonghaseyo." Sapa ibu Hye Na. Ia melihat ke samping dan kaget mendapati pria itu tidak sendirian. Ia datang bersama dua pria lain yang membawa tas-tas besar di genggaman mereka. "Nu-nuguseyo?"
Hye Na memperhatikan dengan curiga dari balik punggung ibunya.
"Ah, perkenalkan, saya adalah Park Ki Ja," pria itu menyodorkan tangannya kepada Ibu Hye Na. "Saya adalah perwakilan dari YnG School."
Hye Na dan ibunya terkesiap dengan dua alasan yang sama sekali berbeda setelah YnG disebut. Ibunya mungkin kaget dan bertanya-tanya apa yang membawa perwakilan sekolah super elite itu datang kemari. Sementara Hye Na kaget karena... karena sudah pasti ini ada hubungannya dengan Park Chanyeol!
"Apakah Anda keberatan jika kami masuk dan mengobrol di dalam?" Suara Park Ki Ja membuyarkan kekagetan Hye Na dan ibunya.
Ibunya otomatis memberikan jalan, tapi Hye Na buru-buru menghadang pintu dan mencegahnya.
"Ahjussi, jika kau ber-"
"Aish, anak ini, berhenti bersikap konyol dan menyingkirlah."
Ibunya lagi-lagi memukul kepala Hye Na dengan sendok dan mendorongnya ke samping. Hye Na sudah pasti mengaduh kesakitan sambil menggosok-gosok kepalanya. Ibunya lalu segera membungkuk meminta maaf kepada Park Ki Ja.
"Maafkan kelakuannya. Mari masuk."
Park Ki Ja hanya tersenyum dan mengangguk, kemudian mengikuti ibu Hye Na ke dalam beserta kedua pria lainnya. Sementara Hye Na tidak bisa berhenti memandang curiga ke arah mereka dan terus-terusan mengernyitkan dahinya.
*
"A-apa?"
Ibu dan Ayah Hye Na seketika seperti kehilangan suara mereka. Sang Su membuka mulutnya lebar, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. Sementara Hye Na berdiri kaku di sudut ruangan. Siapa yang merencanakan semua ini?!
"Tidak, aku tidak setuju." Hye Na membuka suara dan berjalan cepat untuk mengambil baju-baju dari brand ternama yang ada diatas meja ruang tamu.
Hye Na memasukkan baju-baju itu kembali ke dalam tas besar yang dibawa dua pria tadi dan kemudian memandangi Park Ki Ja tajam.
"Siapa yang menyuruh Anda melakukan semua ini?" Tanya Hye Na marah. Ia kemudian merasa bodoh karena jawabannya sudah jelas. "Ah, benar, aku tahu, Park Chanyeol! Siapa bilang dia bisa seenaknya saja memindahkanku dari kampus?!"
"Hye Na~ya, tenanglah." Ayahnya bangkit dan segera merangkul Hye Na, berusaha menenangkannya. "Bukankah ini kesempatan bagus? Kapan lagi kau bisa masuk sekolah elite dengan full fasilitas?"
Hye Na menatap tajam kepada Ayahnya. "Aku. Tetap. Tidak. Mau."
Ibunya lalu bangkit dan mencubit perut Hye Na pelan. Ia kemudian mendorong suaminya untuk membawa Hye Na masuk ke dalam yang harus diwarnai dengan Hye Na memberontak dan berteriak.
Ibunya kemudian meminta maaf kepada Park Ki Ja.
"Sungguh maafkan kelakuan Hye Na. Dia biasanya anak yang manis dan penurut."
Park Ki Ja tersenyum maklum.
"Ah, jadi apakah benar Hye Na akan dipindahkan ke YnG School?" Tanya ibunya penuh semangat.
Park Ki Ja mengangguk mengiyakan. "Direktur kami sudah berbicara langsung dengan Ketua Kampus Seoul untuk melakukan transfer bagi Yoon Hye Na. Dia seharusnya sudah bisa mulai belajar di YnG hari Senin besok."
Ibu Hye Na tetap saja membelalak kaget. "Tapi bagaimana bisa secepat itu? Bukankah biasanya ada proses dulu untuk pemindahan mahasiswa?"
Park Ki Ja lagi-lagi tersenyum. "Kami sudah mengurus semuanya. Direktur langsung yang memerintah kepindahan Yoon Hye Na dilakukan secepat mungkin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Devil Beside Me
FanfictionSegalanya mudah bagi Park Chanyeol karena ia memiliki kekayaan, ketampanan, dan popularitas yang membuatnya hanya butuh menjetikkan jari untuk memenuhi semua keinginannya. Namun demikian, hidupnya tidak seindah yang dibayangkan. Chanyeol menutupi ba...