CHA-1

1K 68 0
                                    

Seoul#
Malam ini Jisoo terpaksa harus berjalan dari supermarket menuju rumahnya yang berjarak sekitar 30meter, ia harus membeli bahan makanan dan barang barang untuk keperluanya besok. Setelah ibu dan ayahnya meninggal Jisoo harus bertahan hidup sendiri sejak usia 14 tahun dan sekarang usia gadis itu hampir 17tahun.
Dan seusia itu dia harus menjadi dewasa dengan bekerja dan membagi waktu untuk sekolahnya.
"Astaga! berat sekali.."masih 10meter lagi Jisoo hampir mencapai rumahnya, dan sungguh belanjaan malam ini sangat berat.
Jalanan malam selarut ini sudah sangat sepi, Jisoo takut dengan kegelapan bukan berarti ia takut sepi, ia menghindari gang gang yang gelap karena dia takut ada penjahat.
Jisoo semakin mempercepat langkahnya dan..
"Bruuukk..."Semua belanjaanya berantakan saat kakinya tersandung sebuah batu.
"Astaga!eomma.."Kacamatanya pecah, tangannya meraba raba sekitar jalan gelap itu dengan susah payah, kedua mata Jisoo tidak bisa melihat tanpa kacamata saat malam hari, dia menderita rabun senja saat usianya menginjak 8th.
"Eomma.."Matanya mulai membendung air mata yang ingin keluar, tanganya masih meraba sekitar jalan mencari kacamatanya yang entah kemana, barang belanjaannya yang berantakan menambah susah mencari kacamata itu.
Tiba tiba saja sebuah tangan menyentuh bahunya, Spontan Jisoo menjerit ketakutan..
"AAAAAA!!EOMMAAmmmm.." kedua mata Jisoo terbelalak mengalirkan air matanya, degup jantungnya seperti lari maraton.
Tangan itu membekap mulutnya kuat sangat kuat.
"Heii jangan berteriak aku orang baik..bukan penjahat.."itu suara  seorang perempuan,  Jisoo tidak lagi meronta tetapi masih menangis sesegukan karena ketakutanya, perlahan tangan perempuan tadi melepaskan bekapanya.
"N-nuguya?"Tanya Jisoo, bahkan ketika malam pandanganya jadi gelap semua! Dia tidak bisa melihat wajah perempuan tadi.
"Namaku Hyoyeon ..panggil saja Hyo"
Hyoyeon memperkenalkan namanya sambil memasukan bahan makanan dan beberapa barang yang tadi Jisoo beli.
"G-gomawo.."Ucap Jisoo lirih, Setelah semuanya tertata Hyoyeon membantu Jisoo berdiri dan mengibas ngibaskan tanganya didepan mata Jisoo.
"Maaf, siapa namamu? Apa kau tidak bisa melihat?" Tanya Hyoyeon masih memperhatikan mata sendu Jisoo.
"J-is-soo.. aku tidak bisa melihat tanpa kacamata saat senja,, bolehkah aku minta tolong?""Ucap Jisoo pelan.
"Tentu.."Balas Hyoyeon ramahnya walaupun sebenarnya dia vampir tapi dia ramah.
"Bisakah kau mencarikan kacamataku?"Tanya Jisoo sambil menghapus sisa air matanya.
"Kau tidak perlu lagi memakai kacamata..berikan tanganmu.."pinta Hyoyeon karena kasihan melihat gadis dihadapanya, walaupun Hyoyeon seorang vampir tapi hatinya baik seperti seorang manusia, hanya saja jika dia sekali marah maka tak segan menghancurkan apapun dihadapanya termasuk saudara saudaranya.
"Mau diapakan?"Tanya Jisoo masih dengan pandangan lurusnya, tanpa pikir panjang Hyoyeon langsung menarik pergelangan tangan Jisoo dan menggigit tepat dipergelangan tangan pucat itu.
"Aakkhh!!"Spontan mulut Jisoo mengeluarkan jeritan kesakitan saat kedua taring tajam Hyoyeon menembus kulit pergelangan tangan Jisoo dan menghisap sedikit darah dari pergelangan pucat Jisoo.
"Darahmu manis..kau bisa melihatku sekarang.." Wajah tegas bibir merah lensa matanya merah rambut silver lurus yang dibiarkan terurai panjang,, dengan senyum khas
Hyoyeon sejajar dengan tinggi badan Jisoo, Jisoo mengerjap ngerjapkan matanya dan memandang kearah Hyoyeon dengan amat ketakutan.
"Kau ini makhluk apa? Tanganku sakitt.." Jisoo mundur beberapa langkah menghindari Hyoyeon yang sudah tidak bertaring.
"Sudahlah tidak usah takut,, pulanglah sudah larut, aku pergi dulu.."Hyoyeon tersenyum lalu melenggang pergi dari hadapan gadis yang tengah ketakutan itu karena bantuanya tepatnya ulahnya.
Tanpa pikir panjang Jisoo langsung menenteng kedua plastik besar yang sudah dirapikan oleh Hyoyeon dan berlari secepat cepatnya menuju rumahnya.

####
GRAAKK..
"Huh..huh..huh..bruukkk.." Jisoo mengunci pintu rumahnya dengan Nafas yang masih memburu terlebih ketakutan degup jantungnya masih belum normal saat ini.
"D-dia siapa??"Tubuhnya merosot lemas dengan bersenderkan pintu rumahnya, kedua kakinya dilipat menutupi sebagian wajah Jisoo phobianya kumat, karena peristiwa tadi, dan saat seperti inilah Jisoo hanya bisa menangis semalaman tidak bisa tidur sampai pagi dan akibatnya ia akan mengantuk saat disekolah.
"Tanganku sakiitt.."Jisoo memegangi pergelangan tanganya yang terasa semakin nyeri dan panas saat digigit wanita aneh tadi.
"Aaaaa!! Appooo..."dia terus menggenggam pergelangan tanganya sambil menangis, hingga tanganya menjadi putih pucat sangat pucat karena aliran darah yang mengalir terpotong oleh genggaman tangan Jisoo.

####
"Kenapa harus aku?!!"Dengan gusar Taeyeong membanting ponselnya saat sang kakak memerintahkanya untuk menyelamatkan sidarah manis, iris mata Hyoyeon mulai menggelap beserta pupil matanya.
"Cepat!! Atau kau akan kehilangan dia bodoh!!"Hyoyeon tak kalah kalap jika harus menghadapi sifat keras kepala sang adik.
"Aku!tidak mau!!"Jawab Taeyeong menantang, iris matanya yang semula coklat kini mulai berubah hitam kemerahan dan pupil matanya berwarna hitam pekat dengan titik darah dipupil mata Taeyeong.
"Persetan!!"Dengan secepat kilat Hyoyeon berada dibelakang sang adik dan mencekik kuat leher Taeyeong.
"Mati atau selamatkan gadis itu!!"Dengan gusar Hyoyeon mendorong tubuh Taeyeong kedalam portal merah menuju rumah gadis yang hampir mati karena kelalaian Hyoyeon dan satu satunya penyelamat gadis itu hanyalah satu TAEYEONG.
"Persetan kau!!"Tubuh Taeyeong sudah berada didalam kamar gadis yang hampir mati seperti kata Hyoyeon tadi.
Taeyeong menolehkan kepalanya mencari keberadaan gadis itu dan..
Binggooo.. aroma sitrus, lavender dan, aroma mawar menjadi satu membuat nikmat siapapun yang mencium wewangian itu.
Dengan instingnya Taeyeong mengikuti aroma yang membuatnya mabuk bukan kepalang itu, ternyata wewangian itu berasal dari tubuh yang sudah ambruk tidak sadarkan diri didepan pintu rumah yang sederhana ini.
"Ooww..kelihatanya dia lezat.."Ucap Taeyeong sambil berjalan mendekati tubuh Jisoo,semakin ia hirup aroma itu dalam dalam maka semakin kuat instingnya untuk menyesap habis darah segar gadis yang ada didepanya.
Tapi ia urungkan niatnya itu 'berlian berharganya tidak boleh terluka',,
Ia lalu mengangkat tubuh lemas Jisoo dan membaringkanya disofa, mata nyalang Taeyeong tidak bisa melepaskan barang sejengkalpun pandanganya dari wajah manis Jisoo. Taeyeong menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi leher mulus Jisoo dan mencium wewangian yang dikeluarkan oleh tubuh gadis itu, uuhhh..sangat memabukan perlahan dua taring muncul dari mulut Taeyeong, tangan Taeyeong mulai memiringkan kepala Jisoo supaya lebih mudah bagi Taeyeong untuk menghisap darah Jisoo.
Perlahan tapi pasti, darah segar Jisoo mengalir melalui taring tajam Taeyeong, mungkin bila Jisoo saat ini sadar ia akan menjerit sekeras kerasnya,, perlahan luka akibat gigitan Hyoyeon menghilang dari pergelangan tangan Jisoo.
Taeyeong kemudian melepaskan taring tajamnya dari leher Jisoo dan menampilkan senyum miring dari bibir vampir tampan itu.
"You mine..dear.."Ucap Taeyeong lalu membopong Jisoo yang masih tidak sadarkan diri menuju kamar tidurnya.

####
"Dia..menandainya.." Ucap Vernon kepada Hyoyeon yang sedang menonton televisi.
"Apa?"Tanya Hyoyeon tidak percaya dengan apa yang dikatakan kakaknya itu.
"Dia menandai gadis itu,,"Ulang Vernon dengan menyesap segelas darah yang ia beli, pandanganya tertuju keluar jendela menerawang jauh apa yang sedang diperbuat oleh adik terakhirnya siapa lagi kalau bukan Taeyeong.
"Jangan biarkan dia berbuat lebih! Tarik dia dengan portalmu Hyo!"
Perintah Vernon pada Hyoyeon, dengan cepat perempuan itu membuat portal merah dan wuuss..tubuh sang adik telah tertarik berada dihadapanya kini, cepat bukan??
"Apa yang kau lakukan?!"Serangan kata kata pertama yang diluncurkan Taeyeong, Vernon mendekati Hyoyeon yang siap beradu mulut dengan sang adik dan ia segera mencegah Hyoyeon dengan menarik tanganya.
"Tae,,jangan berbuat bodoh, kau boleh menandainya! tapi jangan berbuat lebih dari itu!! Jangan egois! Jangan berbuat lebih! Kau memang vampir tapi fikirkan perasaan gadis belia itu bodoh!!dia seorang manusia!!"Sergah Vernon yang berusaha meredam amarahnya agar terlihat tenang didepan adik pembangkangnya itu.
"Aku hanya ingin menidurkanya! Bukanya macam macam!!" Elak Taeyeong tanpa menatap kedua mata hitam milik sang kakak.
"Kau pikir kami bodoh?! Kami masih mengawasimu anak kecil.."Ejek Hyoyeon dengan ekspresi mengejeknya, mata Taeyeong seketika menjadi darah menatap bengis kakak perempuanya itu.
"Persetan!! Kau pikir berapa ribu tahun usiamu?! Kau juga cuma anak ingusan!!"Gertakan Taeyeong berhasil memancing emosi Hyoyeon yang sudah menjadi lava panas.
"Bangsat!!

BLOOd Kiss [TaeyongxJisoo]¤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang