CHA-6

581 49 5
                                    

"Kang Daniel!!" Ucap Taeyong dengan suara berat serak dan basahnya, Jisoo berfikir untuk memundurkan tubuhnya kala Taeyong terus mendekat, Tapi ia fikir itu juga percuma.. Taeyong hanya selalu salah faham dengan situasi! Melawan rasa takutnya Jisoo mengentikan langkah mundurnya sehingga tubuhnya dapat berhadapan hampir menempel ditubuh Taeyong, Jisoo menelan ludahnya susah payah dan mencengkeram piyamanya kuat sampai telapak tanganya berwarna putih, Dia mendongakkan kepalanya sehingga wajahnya berhadapan dengan wajah tajam Taeyong yang harus sedikit merunduk sampai Jisoo dapat merasakan hembusan nafas dari bibir laki laki bertubuh jangkung itu.
"Apa yang coba kau jelaskan?" Skak!! Satu suara berat Taeyong benar benar mampu menghabiskan secuil keberanian yang tersisa didiri Jisoo sekarang.
Tatapan tajamnya membuat degup jantung Jisoo tidak karuan, Tapi Jisoo tidak ingin memperpanjang masalah kecil yang disalah artikan oleh Taeyong, Jisoo mengulurkan tangan kirinya menangkup dipipi tirus Taeyong.
"Tae!! Aku memang pernah menjadi kekasih Daniel!! Tapi itu dulu! Kau jangan selalu salah faham!! Yang kubutuhkan sekarang hanya rasa nyaman dan terlindungi..kau memberikan itu semua,, tapi disatu sisi kau selalu membuatku takut dengan emosimu.. jangan menuduhku masih memiliki perasaan kepada Daniel! Aku sudah menjadi milikmu.. untuk apa aku mencari yang lain.. jangan khawatir aku akan berpaling, itu tidak mungkin,, apa kau berniat selalu menyakiti fisik dan hatiku? Asal kau tau Tae,, aku menerimamu bukan karena kau tampan dan bukan karena kau memiliki kekuatan.. aku menerimamu karena aku tau kau laki laki yang baik yang bisa melindungiku.. jangan membuat kesalah fahaman selalu membuatmu seperti monster.. kau bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarangkan? Takut..dan takut..melihatmu seperti ini.." Taeyong terdiam, merasakan tangan dingin ketakutan yang menangkup dipipinya, wajah Jisoo membendung air mata yang ingin terjatuh, perasaan bersalah kini yang menguasai Taeyong.. dia bodoh karena tidak pernah berfikir sejauh itu memikirkan gadisnya, mimik wajah Taeyong berubah menjadi sedih menatap mata coklat Jisoo.
"Maaf..." Dengan penuh kasih Jisoo memeluk tubuh Taeyong, vampir itu merasa bersalah...itulah yang dirasakan Jisoo, Taeyong memeluk Jisoo erat.
"Sudahlah..kita tidak perlu bertengkar dan kau tidak perlu merasa bersalah.. aku juga bersalah tidak menjelaskan ini semua sedari awal.." Jisoo merasakan kecupan dikeningnya dan itu membuatnya tersenyum, tubuhnya yang semula seperti es kini berubah menjadi hangat kembali.
"Aku mencintaimu dear..." Senyum Jisoo melebar kala Taeyong melepaskan pelukanya dan mencium singkat bibirnya lalu mengucapkan kata kata cinta, yang semula takut dan sedih kini menjadi kebahagiaan.
"Aku juga mencintaimu.." Mereka saling bertatap tatapan dengan senyum.

####
"Maaf.. tapi Taeyong ada dirumahku sekarang.. tadi aku sudah diantar kedokter jadi..sekali lagi maaf.." Daniel menyatukan kedua alisnya, Taeyong? Nama yang asing.. apa laki laki itu kekasih baru Jisoo?
"Siapa Taeyong?" Tanya Daniel menyenderkan tubuhnya didepan mobil sport merah itu.
"Dia..emm.." Jisoo ragu untuk mengucapkan kata kata kekasih didepan mantan kekasihnya sendiri.
"Kekasih? Sahabat?Teman?" Jisoo bingung mau menjawab bagaimana, dia tidak enak kalau mengakui Taeyong sebagai kekasihnya didepan bekas kekasihnya... tapi pasti vampir itu mendengar apa yang sedang Jisoo dan Daniel bicarakan dan jika Jisoo menjawab teman.. 10000% Taeyong akan kembali menjadi monster mengerikan seperti yang terjadi esok tadi.
"Dia.. kekasihku.." Jawab Jisoo pelan, Daniel hanya mengangguk anggukan kepalanya, niatnya untuk mendekati Jisoo kembali ia urungkan! Ternyata gadis yang masih ia cintai sudah mencintai orang lain.
"Emm.. baiklah, yang penting kau sudah kedokter aku takut kau bertambah sakit kalau tidak segera kedokter dan... jangan lupa minum obatmu walaupun kau tidak suka,, aku pulang dulu.. salam untuk kekasihmu ya.." Pipi Jisoo menghangat ketika Daniel mengacak pucuk kepalanya sambil tersenyum dan masuk kedalam mobil sportnya.
"Dia tidak berubah.."Raut wajah Jisoo menjadi sedih, entah kenapa ada yang kurang pada dirinya saat ini.
"Kalau masih ingin bertemu dengan dia.. aku bisa mengatur jadwal.." Jisoo kaget kala mendengar suara Taeyong dari belakang, laki laki vampir itu terlihat tenang saat mengucapkan kata kata tadi,, Jisoo hanya memandang sendu kearah Taeyong yang berdiri sambil memasukan kedua tanganya kedalam saku celana.
"Tidak.. aku tidak ada niat seperti itu Tae.." Jawab Jisoo pelan sambil berjalan kedalam rumah diikuti Taeyong dibelakanya.
"Tapi hatimu mengatakan yang sebaliknya dear.." Ketika hampir memegang knop pintu Jisoo membalikan badanya menghadap Taeyong.
"Tae..jangan membuat aku mengingat masa laluku! Aku sudah bersyukur memilikimu! Itu sudah lebih dari cukup bagiku.." Jawab Jisoo dengan sedikit memukul dada bidang Taeyong, Taeyong menyisihkan rasa cemburunya dan belajar mengerti perasaan gadisnya.
"Aku minta maaf.. bukan bermaksud begitu,, sudahlah lagi pula aku mencoba bersikap baik menahan emosiku.. jangan menentang kata hatimu.. hiraukan mulutmu turuti kata hatimu dear.. bukan aku yang menyakiti hatimu.. tapi pilihanmu sendiri!.. benarkan?" Jisoo menghela nafas panjang dan tetap menatap nanar pria didepanya, Jisoo hampir menangis saat Taeyong mengatakan semua yang Jisoo rasakan! Itu semua memang benar!
"Aku yang bersalah.. mianhe.." Tangis Jisoo pecah kala ia memeluk tubuh tinggi tegap dihadapanya, pagi menangis sore menangis bukan berarti Jisoo lemah tapi ia hanya meluapkan emosinya lewat tangis bukanya marah marah.
"Sudahlah.. dari tadi kau terus menangis, lebih baik kau ikut aku.. kita pergi berdua.." Ucap Taeyong melepaskan pelukanya dan mengusap pucuk kepala Jisoo, Jisoo hanya mengangguk seperti anak kecil yang diperintah sang ibu.
"Aku benahi make upku dulu.." Taeyong menganggukkan kepalanya dan berjalan kedalam rumah diikuti Jisoo.
"Lama sekali membenahi make up.." Setelah siap Jisoo lalu menemui Taeyong yang memakai celana jins hitam robek hoodie abu abu gelap dan topi hitam, Jisoo hanya tersenyum menanggapi omongan Taeyong.
"Itu memang ciri khas perempuan.." Taeyong langsung saja mengantongi kembali ponselnya dan berjalan keluar mengikuti Jisoo, setelah mengunci rumahnya Jisoo langsung menyusul Taeyong yang sudah membukakan pintu mobil untuknya.
"Seharusnya aku membuka pintu ini sendiri.." Taeyong mencubit pipi Jisoo gemas dan berjalan memasuki mobil.
"Sejak kapan kau punya mobil sport?" Tanya Jisoo kepada Taeyong yang fokus menyetir.
"Sejak aku berfikir bahwa kau tidak boleh terkena sinar matahari.." Jisoo mengkerutkan alisnya.
"Aku selalu terkena sinar matahari.. kenapa sekarang tidak boleh terkena sinar matahari?" Taeyong tersenyum gemas mendengar jawaban Jisoo.
"Karena.. kau calon vampir!" Spontan Jisoo memukul bahu Taeyong.
"Astaga!! Dear.. aku hanya bercanda..kenapa kau memukulku??" Taeyong tertawa tergelak gelak saat melihat ekspresi lucu Jisoo.
"Kau berani membuatku jadi vampir huh?!" Sergah Jisoo sambil memicingkan kedua matanya menatap manik Taeyong.
"Sekarangpun aku berani.." Jawab Taeyong membelai leher Jisoo, dan itu membuat eerr.. merinding.
"Kau ini!! Awas kalau macam macam! Akan kutusuk kau dengan pisau!!" Taeyong terus menampakkan wajah sexynya didepan Jisoo dan pipi gadis itu memerah.
"Kau yang akan kutusuk duluan ..." BUGG.. Spontan tangan mungil Jisoo memukul bahu Taeyong, dan lagi lagi laki laki itu tertawa didalam mobil, gadisnya sangatlah lucu.
"Tae!!" Taeyong menghela nafas panjang dan mencubit pipi Jisoo, dan gadis itu hanya mengerucutkan bibirnya.
"Baiklah..kita sampai.." Jisoo langsung saja turun dari mobil hitam Taeyong dan langsung disuguhi pemandangan pantai yang indah dengan cuaca cerah pasir putih bersih tak lupa air biru bening yang sangat jernih hingga mengkilatkan cahaya matahari yang tidak terlalu panas itu.
"Kenapa tidak bilang kalau mau kepantai? Seharusnya kau tidak memakai hoodie seperti itu disiang hari! Sangat tidak cocok seperti salah kostum.." Taeyong menggandeng tangan Jisoo kearah pantai yang sepi itu, sesampainya dipantai Taeyong segera membuka hoodienya.
"Apa yang kau lakukan?!" Tanya Jisoo sambil menahan tangan Taeyong yang mencengkeram dasar hoodienya.
"Membuka hoodie.." Jawab Taeyong singkat sambil menatap heran wajah Jisoo yang terlalu dekat dengan wajahnya.
"Kau pakai baju??" Tanya Jisoo lagi.
"Tidak.." Jisoo membulatkan matanya dan menjaukan dirinya dari Taeyong.
"Kau kenapa? Tentu saja aku memakai kaos polos.." Salah tingkah Jisoo jadinya.
"Aku kira kau mau membuka hoodiemu tanpa mengenakan kaos.." Jawab Jisoo yang salah tingkah didepan kekasihnya sendiri.
"A.. kau mau melihat perut sisxpackku ya??" Tanya Taeyong dengan mengedipkan satu matanya dan oohh..sungguh laki laki itu bermilyar kali lebih taampan tapi dengan segera Jisoo wmemicingkan kedua matanya.
(#Goblok!! Udah ganteng kaliii thoorr!! Somplak lu..)
"Percaya diri sekali kau Lee Taeyong.." Setelah melepas hoodienya Taeyong berjalan mendekati Jisoo dan membisikan kata ditelinga gadis itu.
"Mulutmu berbohong..dan selalu seperti itu.." Jisoo menelan ludahnya saat bisikan Taeyong serasa menggelitik membuat geli.
"Ayo bermain pasir.." Jisoo terkejut bukan main saat Taeyong membopong tubuhnya.

####
Alooooo .....

Last.....




.........




VOMMEN!!!!^^Please....

BLOOd Kiss [TaeyongxJisoo]¤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang