The Shine

605 96 11
                                    

Beda lagi dengan Somi.

Kebiasaannya adalah datang terlambat.

Dimaklumi jika telat hanya 2 atau 5 menit. Somi beda lagi.

Dia bisa datang jam 8 atau setengah 9.

Sudah puluhan jenis hukuman ia jalankan, belasan kali dia di skors. Berkali-kali juga kedua orangtuanya di panggil ke sekolah untuk menemui kepala sekolah.

Tentu saja kedua orangtuanya tak pernah memenuhi panggilan itu. Kedua nya terlalu sibuk bahkan, tidak sempat memperhatikan keadaan Somi di rumah.

Sibuk pada pekerjaan membuat mu kadang lupa dengan dunia dan orang tersayang.

Sibuk pada pekerjaan membuat mu kadang lupa dengan dunia dan orang tersayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Somi membuka pintu rumahnya yang besar dan berat dengan susah payah.

"Aku pulang!" pekiknya ketika dia berhasil membuka pintu itu. Tapi, yang di dapati nya malah lontaran kata saling maki yang kedua orangtua nya lontarkan. Ini sudah ketiga kalinya hari ini.

"Mentang-mentang aku sudah tua dan sakit-sakitan kamu malah berani-beraninya jalan dengan orang lain?!" Seru Papa Somi dengan tatapan menyalang.

Mama nya hanya berdecih sambil mendorong pundak Papa nya. "Ngaca dong! Memangnya aku gak tahu kamu sering mesra-mesraan sama sekretaris kamu itu? Hah?"

Papa Somi meninju pipi Mama nya hingga ia tersungkur ke lantai.

"Mama!" Somi melepas ransel nya dan segera berlari ke arah Mama nya. "Papa kok gitu sama Mama?"

Papa nya berusaha mengontrol emosi nya ketika melihat wajah Somi yang polos bersebelahan dengan wajah istrinya yang sedang tersenyum sinis, menatapnya.

"Somi sayang. Kamu kan baru pulang sekolah, pasti capek kan? Mendingan, sekarang kamu ke kamar, ganti baju dan siap-siap buat les Matematika, ya," Ucap Papa nya dengan lembut. Beda sekali nada bicara nya ketika dengan istrinya tadi.

"Gak mau. Somi gak mau les terus, Somi capek!"

"Somi..."

Somi menyeka air mata nya dan segera berlari menuju kamarnya. Membanting pintu dan merosotkan dirinya disana.

Bayangkan, anak berumur 8 tahun sudah harus les di 13 tempat berbeda setiap minggu nya.

Semua itu terpaksa ia lakukan karena tuntutan sebagai anak tunggal dari CEO perusahaan terpandang. Terlebih lagi, Papa nya yang sudah sakit-sakitan membuat Somi harus siap memikul beban perusahaan jika
papa nya pergi nanti.

Tokk! Tokk!

Pintu kamar Somi di ketuk lembut.

"Sayang, buka pintu nya sebentar. Mama mau bicara sama kamu." Ucap Mama dari luar pintu.

Somi buru-buru menutupi tangannya dan bergegas membukakan pintu untuk Mama nya.

"Mama mau cerai sama Papa. Kamu mau ikut siapa?" Tanya Mama nya tanpa basa-basi terlebih dahulu.

Somi membulatkan matanya. Ia hendak bertanya kenapa mereka ingin bercerai tapi di urungkan.

"Sama Mama aja. Somi capek di suruh belajar dan les melulu kalau sama Papa," Tutur Somi dengan polos.

Kemudian, Mama menatap sinis ke arah ambang pintu, melihat papa Somi yang sedang melipat tangan dengan ekspresi kecewa tertera di wajahnya.

Kemudian, Mama menatap sinis ke arah ambang pintu, melihat papa Somi yang sedang melipat tangan dengan ekspresi kecewa tertera di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeon Somi."

Somi yang hendak memanjat pagar membalikkan kepalanya dan tersenyum lebar kepada ketua osis yang sedang menatap nya tajam, Hwall.

"Hehehe... Eh ada Ketos. Hai Hwall!" Sapa Somi cengegesan.

"Turun."

Somi hanya terdiam di tempatnya, sambil tetap cengar-cengir.

"Turun atau gue tambahin hukuman lu bersihin toilet OB?" Ancam Hwall dengan death glare nya yang menawan, kalau kata para penggemarnya. Menawan your ass, batin Somi.

"Ih main nya ancam-ancaman! Atut ah," Balas Somi untuk mengulur-ulur waktu agar bisa segera kabur tanpa disadari ketua osis berwajah garang itu.

"Cepetan turun! AtauㅡHeh!"

Tanpa ba-bi-bu, Somi segera melompat turun ke bawah dan hendak berlari ketika dia menyadari bahwa rok nya tersangkut di pagar.

"Sial!"

Disini, Somi ceritanya line 2000 ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disini, Somi ceritanya line 2000 ya...

Makanya jangan heran kalau tadi dia manggil Hwall gak pake embel-embel 'Kak'.

Sun and ShineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang