|chapter 6 : Trust Me|

1.7K 282 13
                                    


(Sorry for typo)

°

°

°

Jungkook kembali mendesis kala kedua kakinya kembali menghantam bebatuan kasar di lorong gelap yang mereka lewati.

"Perlahan, Sialan!" desis pria bermarga Jeon tajam. Tangan kanannya melingkar pada bahu milik Taehyung. Menopang tubuhnya yang penuh rasa nyeri agar tidak terjatuh.

"Kau bisa diam, huh? Tutup mulut sialanmu itu saat ini." Taehyung menggeram tertahan, kedua tungkainya terlalu lelah untuk kembali melewati perjalanan panjang menuju mobil miliknya yang terparkir cukup jauh dari pos-pos yang telah mereka tandai.

"Kedua kakiku sakit, Bodoh!" Jungkook menatap sinis kedua obsidian hazel milik Taehyung seolah ingin menghancurkan kedua mata itu dalam sekali kerjapan.

Langit hitam, desiran angin semakin bertambah saat mereka keluar dari lorong tersebut. Dan alhasil, mobil milik Taehyung sudah nampak dari sana.

"Ayolah, aku tahu setelah ini Yoongi Hyung akan menyemburmu dengan umpatan habis-habisan." Taehyung kembali menggeret Jungkook perlahan menuju mobil hitamnya berada. Membuka pintu mobil tersebut, lalu meletakkan Jungkook perlahan ke dalamnya.

"Jangan--" Jungkook mencegah tangan Taehyung yang hendak mengarahkan stir mobilnya untuk berbelok.

"Jangan bawa aku ke Yoongi Hyung malam ini, a-aku takut." Kedua alis Taehyung bertautan, memandang aneh wajah Jungkook yang tengah merunduk mengamati luka pada tangannya.

"Hah... kenapa kau berubah menjadi melankolis seperti ini, huh? Ke mana Jeon Jungkook yang selalu mengumpat itu? Hah?" Pria AB itu terkekeh geli saat menangkap kebenaran jika Jungkook hanya merunduk tanpa banyak bicara.

"Oke, baiklah... lalu kau mau pulang ke mana?" Pria jangkung itu menancap gas sebelum menunggu jawaban Jungkook.

Yah. Sebenarnya Jungkook masih sedikit merasa canggung di keadaan seperti ini.

"Uhm... selain apartemenku, intinya itu saja!" Kedua lengannya ia silangkan di depan dada. Pelipisnya yang terasa nyeri membuatnya mendesis tertahan.

"Lalu ke mana?"

Sial. Sial. Taehyung sialan.

"Hei. Aku bertanya padamu, Jeon." Taehyung menoleh ke belakang, menemui Jungkook yang kini tengah memandang keluar kaca mobil di sampingnya.

"Ekhm, r-rumahmu juga tak masalah." ujar Jungkook masih dengan pandangannya yang fokus keluar jendela.

***

"Ini rumahku, setidaknya lebih besar daripada apartemenmu." Taehyung berujar angkuh sembari membuka pintu utama rumah dengan kesan sederhana tersebut.

"Cih. Bilang saja ini rumah orangtuamu. Setidaknya apartemenku itu hasil uangku sendiri, Dude." Jungkook mendecih saat pintu utama terbuka.

"Tak masalah, setidaknya orangtuaku sudah memberi hak milik rumah ini padaku. Oh, ya Jungkook-" Taehyung menjeda ucapannya. Tubuhnya kini berada di hadapan Jungkook, menghadang pandangan pria manis tersebut.

Kedua matanya berotasi menerawang kesekeliling sebelum kembali berkata.

"Ukhm, kau bisa tidur di kamarku dan aku akan tidur di ruang tamu." Taehyung berjalan santai meninggalkan Jungkook yang tengah menyipitkan kedua matanya.

"Hei, Kim! Aku tak butuh belas kasihanmu. Aku masih cukup kuat tidur di sofa dengan keadaan seperti ini." Jungkook menarik lengan kanan Taehyung, membalik tubuh pria itu hingga ia berhadapan dengan obsidian hazel itu lagi.

Partner in Criminals [vkook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang