chapter 2

23 0 0
                                    

"Permisi pak, lowongan untuk waitress di tempat ini masih ada?" Tanya Stella dengan ramah kepada security restaurant ini

Restaurant bergaya Italy ini sangat mewah terlihat dari ornamen ornamen yang begitu epic dan pastinya hanya kalangan atas yang bisa bertandang ke restaurant ini. Deretan mobil mewah terpakir rapih didepan restaurant ini.

"Masih ada, hanya saja HRD restaurant ini sedang ada urusan. Mbak bisa dateng lagi aja besok"

"Oke terima kasih ya pak".

-
Stella ingin mengirim pesa nuntuk neneknya. Tetapi matanya tertarik untuk membuka suatu aplikasi sosial media. Akun pribadinya sudah lama tidak dia mainkan dan banyaknya notif diakunnya tidak dia buka. Dia tak tertarik untuk membuka notif yabg banyak itu. Lalu dia membuka beranda akunnya, tapi ada satu iklan yang menarik perhatiannya.

                        " PERHATIAN"
         DIBUTUHKAN WANITA MUDA
         USIA 20-25 TAHUN
         PANDAI DALAM  MENGURUS URUSAN            RUMAH TANGGA              
          STILL VIRGIN
         GAJI 70JUTA PERBULAN
         HUB:+6282245769921

Tawaran yang sangat menggiurkan untuknya saat ini. Biaya pengobatan yang mahal sedangkan ia tak punya uang untuk membiayai pengobatan sang nenek.

Dia pun mengcapture iklan tersebut.
.

Pria itu terus menyesap minuman yang ada ditangannya, minuman dengan kadar alkohol hampir 50%. Banyaknya tekanan yang membuat Edward meminum minuman yang tidak baik untuk kesehatan.

Ya pria yang sedang menggenggam botol anggur itu bernama Edward. Pria yang tahun ini sudah menginjak umur 34 tahun tetapi dia sudah sukses menjadi seorang yang Hebat. Edward mampu menangani perusahaan keluarganya yang berada di Amerika yang hampir terpuruk.  Ditanganya Smith Company  kembali jaya.

Pria tampan blasteran ini banyak digandrungi para wanita. Bagaimana tidak? Parasnya yang tampan dengan tinggi badan 181cm, otot lengan yang kekar serta satu lagi yang tak ketinggalan perut kotak kotak yang membuat dia makin terlihat sempurna bak Dewa Yunani.

Tapi siapa sangka Edward dengan umur yang sudah cukup matang, mapan dengan tampang yang rupawan tidak memiliki kekasih. Cinta baginya adalah omong kosong. Dia tak percaya cinta dan wanita lagi semenjak kekasihnya mengkhianatinya.

Cleo wanita yang hampir menjadi istrinya tega menghianatinya. Wanita yang telah menjadi kekasihnya hampir 7 tahun tega bermain api. Cleo hamil, anak yang dikandug Cleo bukannlah hasil Cleo dengan Edward melainkan hasil hubungan gelap Cleo dengan pria lain

Padahal Cleo terlihat sangat manis dan lugu jika di depan Edward. Mungkin itulah tujuan pepatah dari "Jangan menilai hanya dari luarnya" yang terlihat baik tak selamanya baik dan yang buruk tak selamanya buruk, percayalah.

Dan yang membuat dia semakin pusing ialah tuntutan untuk segera menikah oleh papahnya. Baru saja ia dikhianati oleh kekasihnya dan malah disuruh menikah.

Memang mencari wanita untuk dinikahi segampang mencari mangga dipasar?

"Hallo Ethan bisakah kau datang ke ruanganku?"

"Ada apa memang biasanya kau langsung to the point lewat telpon?"

"Aku bertanya padamu mengapa engkau balik bertanya padaku. Tinggal kau katakan saja iya tidak"

"Ya aku segera keruangan mu" Ethan memutuskan sambungan telepon.

.

"Ada apa temanku yang paling tampan setelah ku--"

"Hei hei kau minum diruangan mu sendiri"

Ethan terkejut melihat sahabatnya sudah setengah mabuk diruangannya. Tak seperti biasanya Edward mabuk dikantor.

"Aku sangat pusing saat ini, coba kau bayangkan saja aku disuruh menikah sedangkan aku tak mempunyai calonnya"

"Bukannya kau sudah mempunyai Cleo, kau tinggal ajak saja kekasih mu untuk menikah, selesai kan"usul Ethan

"Masalahnya Cleo dan aku sudah berakhir,
Cleo hamil dan sialnya itu bukan anakku"

"Aku turut sedih Edward, padahal kau mempunyai wajah yang tampan. Harta tak usah ditanyakan lagi. Mengapa wanita itu tega mengkhianati kau"

"Aku tak menyangka Cleo berbuat seperti itu Edward kukira dia gadis yang manis"

"Sudah lupakan Cleo, aku memanggil kau disini tidak untuk membicarakan Cleo. Bantu aku untuk mencari wanita yang tepat untuk kunikahi"

"Akhirnya seorang Edward lulusan dari Universitas ternama dengan predikat cumlaude membutuhkan bantuan dari seorang Ethan yang tampan ini" Ethan membanggakan dirinya sendiri

"Ethan aku butuh solusi bukan ucapanmu yang tak penting itu"

"Aku mau membantu tapi kau jangan meminum minuman sialan itu diruangan ini. Apa kata karyawanmu nanti kalau bosnya tak bisa memberi contoh yang baik" Perintah Ethan kepada sahabatnya.

"Ya Ethan" Edward masih menyesap minumannya.

"Astaga Edward sini botolmu,kan kubilang berhenti mengapa kau malah melanjutkannya"

Ethan merebut botol anggur dari tangan Edward dan membuangnga ketempat sampah. Isinya memang masih banyak tapi kalau hanya diletakkan dimeja Edward akan meminumnya lagi.

Memang harga satu botol minuman itu bisa memberi 20 orang makan atau mungkin lebih. Tapi tak masalah bagi Edward hartanya tak akan habis. Mungkin sampai keturunan ketujuh. Percayalah dia sangat kaya.

"Aku punya ide. Bagaimana kalau kita membuat sayembara saja"saran Ethan yang membuat Edward bingung. Edward mengerutkan dahinya tanda bahwa dia bingung.

Walaupun dia masih dalam keadaan setengah mabuk tapi dia masih bisa mencerna kata kata yang Ethan keluarkan.

"Kau tinggal terima beres nanti aku akan balik keruangan mu setelah jam makan siang selesai"

Ide gila apa lagi yang akan Ethan lakukan. Tapi seterah lah pikiran Edward kini sudah buntu.

.

Setelah jam kerja berakhir Stella langsung buru buru membereskan  meja kerja. Dia tak mau ketinggalan HRD itu lagi. Dia harus bergegas bila tidak mau ketinggalan.

"Stella kau tidak pulang denganku?"tanya Vero temannya dikantor setelah Karin

"Tidak Vero aku harus pulang cepat aku ada urusan, lain kali aku pulang denganmu. Dahhh Vero"Stella melambaikan tangannya dan terus berjalan cepat.

Stella terus berjalan cepat. Tak perduli kakinya yang terus terselengkat karena dia masih menggunakan heels.

"Permisi pak apa HRD restaurant ini masih ada?"

Stella menanyakan informasi kepada security restaurant tersebut. Security ini berbeda dari yang sebelumnya Stella temui.

"Apa sebelumnya nona sudah membuat janji?"

"Belum pak" Stella menggeleng

"Kalau begitu nona tidak bisa menemui HRD"

"Tapi saya datang kesini hanya untuk melamar pekerjaan pak"

"Lamaran yang nona maksud menjadi pelayan direstaurant ini?"tanya Security itu lagi

"Iya pak apakah masih ada"

"Sayang sekali, tadi pagi ada yang melamar menjadi pelayan disini dan dia langsung diterima"

"Kalau tidak percaya lihat saja tidak ada lagi pengumuman lowongan kerja yang tertempel"ucap security itu meyakinkan bahwa lowongan pekerjaan direstaurant itu sudah tidak ada lagi

"Ohh terima kasih pak, permisi"

Stella berjalan gontai. Rasa sakit dikaki dan kecewa yang diaalami jadi satu saat ini.

"Ya Tuhan harus dari mana aku mendapat pekerjaan dengan bayaran yang tinggi" ucapnya dalam hati

Stella terduduk di bangku dekat trotoar sambil memijat kakinya yang mungkin keseleo akibat tadi berlari menggunakan heels.

Not Your Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang