chapter 4

27 0 0
                                    

Waktu yang ditunggu tunggu tiba. CEO yang banyak diperbincangkan akan datang hari ini.

Jadwal masuk jam kerja dimajukan 2 jam dari hari kerja biasanya. Karena adanya penyambutan kepada CEO yang baru. Para karyawan wanita antusias. Banyak diantara mereka yang berdandan sedikit tebal agar terlihat menarik.

Para Karyawan sudah berbaris rapih. Mulai dari karyawan dengan jabatan tertinggi hingga terendah. Mereka menanti datangnya sang CEO.

15 menit mereka menunggu. Akhirnya sang CEO itu datang juga dengan menggunakan mobil sport keluaran terbaru.

Para karyawan antusias melihat wajah dari sang CEO muda itu. Dengan menggunakan setelan jas berwana hitam pekat dengan sepatu kulit yang mengkilap membuat dia menjadi pusat perhatian ratusan pasang mata.

Bukan jas dan sepatu yang membuat dia menjadi pusat perhatian, tetapi ketampanannya yang dia miliki. Bahkan jika dia menggunakan baju yang sobek sekalipun takkan mengurangi ketampananya.

Acara penyambutan pun dimulai. Para petinggi diperusahaan juga sudah menyampaikan pidato penyambutan mereka.

Kini giliran sang CEO muda itu untuk memulai pidatonya

"Terima kasih atas penyambutan yang luar biasa. Sebelumnya saya akan perkenalan diri dulu. Nama saya Edward Jared Smith. Kalian bisa memanggil saya dengan Pak Edward. Seperti yang mungkin kalian tahu saya adalah anak dari CEO sebelumnya yaitu Pak Lucas. Mungkin itu saja yang bisa saya sampaika-"

Saat CEO sedang berpidato, karyawan wanita baru saja datang. Dia berbaris dibarisan paling belakang. Tetapi Edward melihat jelas wanita itu datang terlambat.

"Ohh ya, sebelumnya saya tidak mau melihat karyawan datang terlambat. Tak peduli apapun jabatannya karena saya mencintai kedisplinan. Untuk karyawan yang datang terlambat akan dikenai sanksi. Termasuk wanita yang baru saja datang terlambat dan berada dibarisan paling belakang nanti tolong keruangan saya. Saya harap kita dapat berkerja sama dengan baik untuk memajukan perusahaan ini" Edward mengakhiri pidatonya yang terhenti.

.

Mungkin ini menjadi hari buruk bagi Stella. Bagaimana tidak? Dia terlambat dan sekarang dia harus menemui CEO yang baru keruangannya.

Padahal tadi pagi dia sudah berlari mengejar bus tapi karena kakinya yang aga sedikit sakit membuat dia berlari sedikit lambat.

"Sial sekali. Seharusnya aku tidak usah masuk saja hari ini kalau tahu jadi akan seperti ini"gerutu Stella dalam hati.

Selesai pidato Stella langsung melesat keruangan sang CEO.

knock... knock.. knock..

"Masuk"suara bariton Edward terdengar dari dalam.

"Permisi pak" Stella berdiri didekat pintu.

"Duduk" Edward mempersilahkan Stella untuk duduk didepannya.

"Kau tau apa saja kesalahan kamu apa?"

"Saya terlambat pak"Stella menjawab sambil menunduk. Dia tidak terbiasa bila harus langsung berhadapan dengan CEO. Mungkin ini pertama kalinya bagi Stella.

"Lalu"Edward menanyakan lagi

"Hanya itu mungkin pak" Stella menjawab tetap sambil menunduk.

"Kesalahan kamu ada 3"

"Pertama kamu terlambat saat saya berpidato, kedua kamu menunduk saat berbicara, ketiga kamu tidak menatap mata lawan bicara kamu"ucap Edward dengan tegas

Stella langsung menegakkan kepalanya dan menatap mata dari lawan bicaranya saat ini. Dia terpana dengan warna matan yang coklat terang dengan bulu mata lentik dan tebal yang dimiliki Edward.

"Mengapa kau diam?"

"Hei hei"Edward meninggikan suaranya.
Stella pun tertegun dan kembali sadar.

"Ma-maaf pak, saya mengaku salah. Saya terlambat karena tadi saya ketinggalan bus pagi saya, saya sudah mengejarnya tapi karena kaki saya sakit jadi saya tak bisa berlari kencang"

"Alasan klasik, saya tidak terima alasan seperti itu. Kamu tahu kan konsekuensi kalau datang terlambat"

Stella hanya diam. Dia memang tidak tahu sanksi dari terlambat karena sebelumnya dia tidak pernah terlambat.

"Saya akan memotong gajimu sebesar 15% dari gaji yang kamu terima. Mengerti kamu--?"

"Stella pak"

"Kamu mengerti Stella?"

"I-iya pak saya mengerti" Stella menganggukan kepala tanda dia paham.

"Bagus. Sekarang kamu bisa keluar dari ruangan saya"

"Permisi pak"
.

Jam makan siang pun tiba. Stella dan Karin menuju Restoran mewah dekat kantor mereka.

Karin berjanji bahwa hari ini akan menraktir Stella. Mungkin ini pertama kalinya Stella makan selama dia bekerja diperusahaan ini.

"Karin kau  serius mau makan disini?" Tanya Stella tak yakin.

Stella tau menu makanan disini cukup mahal. Satu porsinya saja harganya sama dengan tiga porsi ditempat makan biasa.

"Memangnya kenapa Stella?"

"Kau meragukan ku"

"Tidak, aku hanya tak percaya saja aku bisa makan di tempat semahal ini"

"Okay kalau begitu. Mari kita cari tempat duduk"

"Hmmmm... Stella tempat ini sangat ramai tidak ada tempat duduk lagi. Bagaiman ini"

"Pasti ada mari kita cari"

"Itu ada Karin disana ada yang kosong"  Stella bersorak semangat karena akhirnya mendapatkan tempat yang kosong.

"Eehhh tapi disitu ada CEO baru. Gimana ini Karin"

"Tidak apa Stella, waktu jam makan siang akan berakhir 20 menit lagi . Belum kita harus menunggu makanan itu dibuat"

"Okay Karin, aku ikut kau saja"

Mau tak mau mereka memilih tempat duduk yang disamping sang CEO muda itu.

"Permisi pak, apakag kursi ini kosong?" Tanya Karin dengan senyuman.

"Iya"ucap singkat sang CEO muda

"Terima kasih pak"

"Kau yang tadi pagi telat kan?"

"hmmm.. iya pak"

" Ingat  besok jangan datang terlambat lagi, kalau kau tidak mau kena konsekuensinya. "

" Baik pak. "

" Memang konsekuensi apa yang akan kau terima bila kau datang terlambat lagi Stel? " bisik Karin.

" Nanti aku akan ceritakan. " Ucap Stella dengan suara pelan.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not Your Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang