Ajeng memperhatikan wajah laki-laki disebelahnya yang kian meredup.
Apakah keputusan yang baru dia buat salah? Sehingga membuat wajah laki-laki disebelahnya berubah.
Tangan ajeng diulurkan untuk menepuk menepuk pundak kokoh dihadapannya, yang lebih dulu ditangkis oleh laki-laki itu sendiri.
'maafkan saya, tetapi saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu'
Ajeng menghapus air mata yang tlah mengalir di pipinya,kepalanya ditundukkan, sampai tangan hangat milik laki-laki disebelahnya menyentuh keningnya.'kau sakit ya? '
Tanya laki-laki itu. Membuat ajeng spontan mengangkat kepala, yang langsung berhadapan dengan wajah wajah laki-laki tersebut. Buru-buru ajeng menolehkan kepalanya ke arah berlawanan.'kau tak tahu kalau saya sedang bergurau'
Kata laki-laki itu,senyum di ujung bibirnya terbit.'kau juga tak tahu kalau gurauan kau tidak lucu'
Ajeng menangkup pipinya yang sedari tadi memerah.membuat laki-laki disebelahnya tertawa kecil.'yang saya tahu, gurauan saya slalu berhasil bila ekspresi kau seperti itu'
Kata laki-laki itu, bersamaan dengan berhenti tawanya.ajeng memajukan bibir.'lagipula saya mengerti dengan perassan kau'
Jemari laki-laki itu mengetuk ngetuk bambu yang sedang mereka duduki.ajeng menatap laki-laki disebelahnya dalam.berusaha mencari apa yang dimaksud.'jangan pura-pura mengerti kalau hanya bergurau'
Kata ajeng,wajahnya kembali menatap lurus begitu tidak menemukan apapun dari pencariannya barusan.suara tawa laki-laki itu kembali terdengar.'apakah saya harus bersumpah kalau akhir-akhir ini ini saya dapat membaca pikiran kau?'
Tanya bagas,matanya dilayangkan ke arah lain.'iya'
Ajeng kembali menolehkan kepalanya ke arah laki-laki disebelahnya.yang dibalas decakan pelan.'tidak.terserah kau mau percaya atau tidak'
Jawabnya pendek. Ajeng menyenggol pundaknya.'kalau begitu, buktikanlah'
Ajeng memainkan alisnya,menantang laki-laki disebelahnya.laki-laki itu berdeham.'pasti kau sedang rindu saya'
Kata laki-laki itu kelewat percaya diri. Tangan ajeng spontan mencubit lengam laki-laki disebelahnya sampai dia memekik kesakitan.'kau ini terlalu percaya diri atau apa?'
Tanya ajeng dengan penekanan pada kata 'percaya diri'.bagas,laki-laki yang sedari tadi duduk disebelahnya dan menghabiskan waktu bersamanya,hanya melengos.'kau tahu ajeng,saya ingin merantau'
Kata bagas yang sukses membuat ajeng diam seribu bahasa,alisnya bertaut.'kau hanya bergurau,bukan?'
Tanya ajeng memastikan. Seketika tawa bagas meledup melihat ekspresi perempuan disebelahnya.'kau tahu bukan, kalau saya hanya bergurau?'
Bagas buru-buru bangkit dari duduknya,sebelum mendapatkan cubitan dilengannya lagi.ajeng yang melihat bagas bangkit, ikut bangkit juga, tetapi pergerakannya segera ditahan oleh bagas.'hari sudah mau malam,saya ingin pulang'
Kata bagas,langkahnya melenggang menjauh, tangannya dia lambaikan. Ajeng membalas lambaian tangannya.dan begitu siluetnya menghilang, ajeng bangkit dari duduknya, berjalan masuk ke dalam rumah.