Chapter 1

8.1K 61 0
                                    

Chapter 1
"Sehunnie!" Luhan melompat lucu seperti anak kancil begitu mendapati muka tampan kekasihnya di ambang pintu. Pipinya yang memang sudah merah dibuat semakin merah saat matanya melirik seikat bunga di tangan Sehun.
Sehun menyerahkannya sembari tersenyum. Membuka jaketnya lalu segera mendekati ruang tengah dimana Jongin cs sedang mengobrol entah apa.
Sedangkan Luhan masih di pintu. Membaca kilas tulisan di kartu ucapan dari bunga— Cek dalamnya. Ada benda kesukaanmu di dalam sana…
Belum selesai membaca, Luhan buru-buru merogoh tengah bunga, dalam hati berharap ada benda manis seperti gula-gula seperti kesukaannya.
Shit. Bukan ternyata. Bukan gula-gula.
…nanti kita pakai ya. Sampai lubang vaginamu puas.
Vibrator.
.
.
.
.
.
Pesta kecil-kecilan yang sebenarnya merupakan
triple date itu pun dimulai. Jongin dan Kyungsoo tampak sibuk berciuman, dengan tangan Jongin yang mulai merayap-rayap ke bagian dada Kyungsoo. Sialan, Luhan dapat melihat jelas puting sahabatnya itu tercetak di kaus tipisnya. Entah kapan si Jongin mesum itu memelorotkan bra Kyungsoo. Sementara Chen dan Xiumin tak jauh berbeda. Satu sahabatnya yang berpipi tembam itu sedang asik menggoyangkan pantatnya tepat diatas selangkangan Chen.
"Ini triple date atau triple sex ?" Tanya Luhan jengah. Hanya dia dan Sehun yang belum melakukan apa-apa.
"Apa bedanya Lu?" Sehun secara mendadak menekan dada Luhan dari belakang. Luhan pun tersentak mundur sampai pantatnya yang terlapisi hotpants jeans longgar bertubrukan dengan penis Sehun.
Sial, lelaki mesum itu sudah tegang duluan.
"Ayo, kita juga harus ngeseks." Sehun menggerakkan pinggulnya sehingga Luhan bisa merasakan lebih jelas bahwa penis kekasihnya ini benar-benar sudah berdiri.
Luhan menggigit bibir menahan desahan. Bagaimanapun dia sangat malu jika harus melakukan adegan mesum ini di depan sahabat-sahabat mereka. Tapi usaha Luhan sia-sia begitu gadis itu baru menyadari bahwa bra-nya baru saja ditanggalkan dari balik kausnya.
Luhan menjatuhkan kepalanya ke dada Sehun. Lehernya semakin menjenjang kala lidah Sehun menyapa kulit mulusnya.
"Aaah Sehuunn…" Desahan itu akhirnya terlontar. Sehun tersenyum sembari tetap menjilat leher Luhan, sementara tangannya mulai menyusup dibalik cup bra yang longgar. Seperti sudah terlatih handal, ia langsung mengarahkan tangannya ke puting bengkak Luhan. Benda yang sekarang Sehun yakini sudah membesar itu ia pilin gemas dengan ibu jari dan telunjuknya.
"Sudah keras hm? Padahal aku belum mengulumnya."
Sehun memberi cubitan keras pada puting keras Luhan saat mengucap 'pelacur kecil'. Luhan memiringkan kepalanya lebih, sehingga Sehun lebih mudah menggigiti lehernya yang kini sudah mengkilat berkat saliva.
"Aaah… ooohh!"
Tubuh Luhan terangkat naik beberapa senti ketika Sehun dengan jahilnya menarik kedua puting Luhan keatas. Jika dilihat dari arah depan, maka sudah nampak sweater yang dikenakan Luhan melebar karena tangan besar Sehun sedang menarik putingnya dari dalam.
"Lagi?" tanya Sehun begitu melepas tarikannya.
Luhan mengangguk sambil mendesah terangsang, lalu tak lama setelah itu putingnya kembali merasakan tarikan kuat. Tubuhnya lebih naik dari sebelumnya dan mungkin payudaranya akan melar setelah ini.
"Aaahn—Sehun sudaah.. aah sudaaah.."
Sehun tidak menanggapi. Pemuda itu malah terkekeh sambil menggigiti punggung Luhan yang terlapis kaus dari belakang.
"Aku suka menarik putingmu seperti ini."
Tangan Sehun menarik semakin atas, Luhan mendesah semakin keras dibuatnya. Kedua jarinya dinaikkan lagi, sampai akhirnya tarikan itu berubah jadi cubitan saking kecilnya. Dan perlahan-lahan puting Luhan yang memerah lepas dari tangan Sehun.
Gadis itu jatuh tepat ke pangkuan Sehun. Napasnya benar-benar cepat dan kepalanya jatuh lemas ke dada Sehun. Tapi rupanya si laki-laki belum puas. Pemuda itu kembali mengarahkan tangannya ke dada Luhan, namun kali ini ke daging kenyalnya, bukan puting.
"Buah dadamu semakin besar, Lu."
Luhan mendesah pelan saat Sehun mengelus dadanya. Tangan kanannya perlahan naik hingga melingkari leher Sehun. Dan sekarang gilirannya yang mengecup leher kekasihnya.
"Mungkin nanti kubelikan cup D. Cup C sudah tidak muat," ujar Sehun sementara tangannya masih mengusap melingkar payudara besar Luhan. Napasnya memberat setiap lehernya menerima kecupan dari bibir mungil Luhan.
"Ck, mana responmu?" Sehun menggeram marah sambil meremas payudara Luhan tiba-tiba. Dada kenyal itu ia cengkeram kuat-kuat, sehingga Luhan terpaksa sedikit membungkukkan badannya.
"M-maaf, sir ,"
Sehun menyudahi cengkramannya dengan menekan kuat ujung puting Luhan dengan telunjuk sehingga benda kecil itu tenggelam. Luhan meringis, tapi Sehun sudah terlanjur marah. Maka telunjuknya ia diamkan menekan puting Luhan ke dalam, lalu menggoyangkannya sehingga dada besar Luhan bergerak bergelombang dibalik sweaternya.
"Kau harus dihukum, bitch ,"
Sehun pun menarik Luhan melalui putingnya. Gadis itu merintih sampai berdiri, lalu berjalan tertatih menuju kamar karena jari-jari Sehun masih menarik putingnya. Rasanya putingnya diperlakukan seperti kemudi saja.
Sehun baru melepas puting Luhan saat mereka baru menutup pintu. Luhan menekan dadanya dari balik sweater. Bohong kalau ia bilang bekas tarikan Sehun tidak ada sakitnya.
Kemudian, setelah suara kunci pintu terdengar, Luhan lagi-lagi merasakan putingnya ditarik. Namun kali ini dari balik sweater dan hanya pada puting yang sebelah kiri. Sehun berjalan mengarahkannya ke karpet kamar, kemudian mengarahkannya juga ke bawah sehingga Luhan kini di posisi berlutut.
"Telanjang di depanku. Aku ingin penisku mendapat tontonannya."
Luhan memperbaiki posisi duduknya sebelum ia mendongak menghadap Sehun dengan mata sayu. "Baik, sir ."
.
tbc

Hot Beverage( GS ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang