Pagi ini matahari bersinar dengan teriknya. Hari ini tanggal 28 Mei. Hari yang kubenci.
Aku adalah anak yang penuh dengan keceriaan. Namun, tidak dengan keluargaku.
Pagi ini. Jam 6.30 aku masih bermalas-malasan diatas ranjang tidur ku. Kurasa gravitasi bumi sekarang terasa sangat kuat sampai aku tak dapat menguasai diriku tuk bangun dari ranjang ku.
***
"Hei nak, kau terlambat lagi. Cepat masuk satu menit lagi gerbang akan ditutup", ucap laki-laki lemah yang membuat telingaku sakit setiap hari.
"Hmm" jawabku singkat.
Aku termasuk anak berandal di SMA ku. Mungkin para BK sudah hafal dengan kelakuanku ini. Bolos, tidur dikelas, berkelahi and that's right aku adalah anak dengan peringkat 10 dari bawah di SMA ku.
"Zara, selamat ulang tahun ya"
Aku berhenti sejenak, melirik guru itu dengan tatapan tajam sambil senyum menyeringai menakutkan.
Lalu ku lanjutkan jalan ku menuju ruang kelas.Seperti biasa, aku berjalan dengan santai sambil melirik sekitar. Tak lupa kulakukan kebiasaanku yang sangat disukai tukang sampah sekolahku yaitu. Menendang tempat sampah yang penuh didepan kelasku sampai tumpah isinya. Mungkin mereka tak menyukainya. Tapi aku suka. Jadi aku anggap saja mereka juga suka.
Langkah demi langkah akhirnya aku sampai di mejaku dan langsung melempar tasku ke teman sebelahku yang cupu itu. Dia berkacamata dan rambutnya bermodel mangkok terbalik. Sudah bisa membayangkan?. Mungkin kalian akan menganggap bahwa dia itu jelek. Aku juga beranggapan seperti itu🙈.
Tapi dia itu masih ada yang mengidolakan. Siti cewek kelas IPS 2 ia sangat tergila-gila padanya. Mungkin matanya buta. Aku sahabatnya sendiri saja ilfil melihatnya setiap hari. Bahkan sampai 16 tahun ini dia selalu ada dalam hari hariku. Aku bosan.
Oiya, laki-laki ini namanya Bagas, Bagas Firgiawan lengkapnya. Ia sahabatku, tetanggaku, dan yang paling aku suka dia adalah babu ku sewaktu TK. Mungkin ini hukum karma. Dia teman sekelasku teru sampai SMA ini. Mungkin akan berakhir besok.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXX
Teen FictionMalam ini, seperti biasanya aku duduk bersila sambil minum alkohol sambil menatap langit malam ini. Gelap. Bagaikan perasaan ku yang sedang kacau. "Zara! Buang botol itu! " teriaknya sambil menendang botol yang isinya sedang ku minum. "Apa-apaan s...