MOM

571 19 0
                                    

Melihat anaknya sebahagia itu mana ada ibu yang tega memutuskan harapannnya.

"Mama, nanti Lele akan bernyanyi di panggung besar itu, nanti mama duduk di barisan tamu, dan bawa bunga buat Lele" kata-kata anaknya ketika mereka menonton perlombaan paduan suara di televisi. Ketika itu umur Chenle baru 8 tahun dan baru mengikuti paduan suara di sekolah.

Anaknya memang memiliki bakat bernyanyi, suaranya Indah menurun dari neneknya yang sama memiliki suara indah.

Ia sering melihat poster panggung besar yang tertempel di meja belajar anaknya, yang di tempeli post it

Bernyanyi di panggung besar, dilihat seluruh dunia, membangakan mama dan menjadi penyanyi yang menginspirasi banyak orang.

Ketika anaknya dengan senyum merkah memberitahu bahwa ia akan ikut berlomba di Seoul bersama timnya. Mana bisa ia mematahkan impian anaknya untuk bernyanyi di salah satu panggung besar tersebut. Hanya karena ketakutannnya semata.

Walaupun itu merupkan tempat yang sangat ingin ia hindari seumur hidupnya. Walaupun keluarganya menetap di sana. Ia tidak akan pernah bisa tinggal di kota tersebut lama-lama. Atau ia akan menangis sendiri dikamar karena kejadian masa lalunya yang sangat ingin ia lupakan.

"Le, bangun !! Mau sekolah jam berapa ?? Mama berangkat duluan kalau kamu mau masih mau tidur"

"Iya....Iya Lele bangun !" Anaknya keluar dengan rambut acak-acakan dan mata yang masih mengantuk. Yang langsung mencium pipi mamanya.

"Bau Lele....Mama sudah mandi tahu !!" Kesal karena anaknya Ini senang sekali menciumnya ketika bangun tidur Dan belum mencuci mukanya terlebih dahulu.

"Lele berangkat sendiri aja ma, lagian Lele hari ini dispen, mau latihan"

"Kalau begitu mama berangkat yaa sayang, hari Ini mama cuman bisa buat jeruk nipis  ya nanti..."

"Yahhh mama !!! Jahe atau lobak sih ma ! Jeruk mah asem !" Chenle yang tiba tiba malah ngambek

"Dengerin dulu kalau mamanya lagi bicara sihh le, Jangan main asal dipotong ! Anak mama paling ganteng, Hari ini doang kok, semalem udah jadi tapi belum mama diemin lobaknya jadi besok yaaa"

"Hehehe, sayang mama Renjun pokonya" Chenle menghampiri mamanya ingin memeluknya

"Stop !! Mama mau berangkat, kamu belum mandi nanti baunya kebaju mama"

***

"Le, passport kamu diurus pihak sekolah atau bikin sendiri" Tanya Renjun ketika mereka menyiapkan apa yang akan di bawa ke Seoul.

"Lupa, Lele bilang sama mama, passport bisa pake punya sendiri, kalau sudah punya tinggal nanti dikumpulin, Lele Lupa bilang karena Lele tau passport Lele kan masih aktif"

"Mama berapa hari di sana nanti?" Tanya Lele hati-hati.

"Mama engak bisa lama-lama yaa nak, mama dua hari awal, dan 5 hari menejelang kamu tampil ya?" Renjun melihat wajah anaknya, melihat-lihat apa Chenle kecewa dengan keputusannya tersebut.

"OK ma !" Tidak ada perubahan signifikan dari raut wajah Chenle yang menandakan bahwa anaknya tidak terlalu memusingkan keputusannya tersebut.

"Nanti winwin jiu sama Yuqi nuna yang menemani Chenle ya?" Tanya Renjun lembut

Chenle malah mendekatinya Dan memeluk Renjun"Ia, mama sayang. Lele nanti nurut sama winwin jiu. Jadi mama engak usah khawatir. Chenle ngertiin mama kok"

Kerutan muncul di wajah manis Renjun yang menandakan ia bingung. Sedangkan Chenle hanya memeluknya semakin erat.

"Chenle sayang mama"

***

Hidup sebagai single parent selama 12 tahun bukan hal yang mudah, di awal tahun Chenle lahir masih ada mama dan baba yang membantu mengurus Chenle

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hidup sebagai single parent selama 12 tahun bukan hal yang mudah, di awal tahun Chenle lahir masih ada mama dan baba yang membantu mengurus Chenle. Sampai menginjak usia Chenle 5 tahun keluarganya pindah ke Seoul dan hanya Renjun yang memilih untuk menetap di Beijing.

Banyak hal dilalui Renjun sendiri di Beijing. Ia harus menjalani peran sebagai mama dan ayah secara bersamaan. Ia harus punya sikap tegas seperti layaknya ayah bersamaan dengan lembut Dan penyayangnya seorang ibu.

Ia juga harus bekerja untuk menghidupi mereka berdua. Beruntung ia masih memiliki bibi Song yang membantunya mengurus rumah dan menjaga Chenle ketika ia bekerja. Dan beberapa teman yang selalu ada untuknya.

***

"Sudah-sudah jangan menangis" Renjun mencoba membujuk Chenle yang masih menangis di pelukan bibi Song.

"Nanti menjelang Chenle tampil mama dan bibi pasti datang" Renjun masih mencoba menenangkan Chenle.Bagi Chenle dan Renjun bibi Song bukan hanya pengasuh. Bibi Song seperti keluarga yang menjaga Dan merawat Chenle bahakan ketika Renjun masih mengandung Chenle dulu.

"Kamu dan Chenle hati-hati ya nak? Chenle harus jaga kesehatan dan suara nya yaa, dan kamu nak Jangan terlalu banyak berfikir yang tidak-tidak disana. Semua akan baik-baik saja" sambil memeluk keduanya di bandara.

Renjun memutuskan untuk berangkat lebih awal di banding rombongan yang lain. Renjun Dan Chenle ingin bertemu keluarganya terlebih dahulu, dan menitipkan Chenle selama ia tidak bisa berada di Seoul.

Chenle dan Renjun sampai di bandara. Sepanjang perjalanan menuju luar bandara tangan Chenle tidak lepas dari gandengan Renjun, bahkan sejak pengumuman bahwa pesawat akan landing, wajah Renjun mulai risau. Chenle yang melihatnya hanya bisa menghela nafas Dan tetap dalam gengaman mamanya.

***

Renjun selalu bereaksi seperti itu ketika menginjak kaki di Korea. Namun senyuman di wajah Chenle mengobati semuanya, anaknya tersenyum bahagia sekali ketika sampai di korea. Ia terus berceloteh mau melakukan Ini Dan itu selama masih d Korea.

"Mengunjungi nenek, main dengan Yuqi nuna, bertemu dengan teman-teman, ma nanti Kita ke lotte word yuk ketika selesai lomba"  yang hanya di anguki oleh Renjun. Bagaimana pun seorang ibu akan sangat bahagia melihat anaknya bisa tersenyum.

 Bagaimana pun seorang ibu akan sangat bahagia melihat anaknya bisa tersenyum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
PrimeroseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang