"Lele engak papa di tinggal disini ?" Winwin bertanya dengan nada khawatir.
Yuqi sudah di jemput Winwin harus melanjutkan lesnya, Renjun seharusnya menjemput bersama, namun Renjun ada urusan pagi hari dan terjebak macet ketika perjalanan.
"Iya, Lele baik kok lagian Lele nunggu mama di restoran, mama juga engak akan susah nyari Chenle" Chenle tersenyum lebar agar Winwin tidak khawatir.
"Baiklah, ingat handphone Lele engak boleh di silent, mama dan jiu akan sering nelepon kamu" yang hanya di jawab angukan oleh Chenle.
Yuqi dan Winwin akhirnya pergi ketika merasa sudah bisa melepas Chenle.
Winwin sudah menitipkan Chenle ke resepsionis restoran agar menjaga keponakannya sampai mamanya menjemput.Namun, karena Chenle bosan dan penasaran, ia memutuskan untuk keluar dari restoran, karena menurut mamanya ia akan sampai sekitar satu jam lagi. Ia hanya bermodal mengingat nama restoran bila ia tersesat nanti.
Mengelilingi dua lantai saja Lele sudah merasa lelah, ia berhenti dan memutuskan membeli es krim yang sejak berjalan-jalan dengan Yuqi sudah menarik perhatiannnya.
***
Pluk
"Hwaaaa hiks...hikss.. "
Chenle terjatuh dengan es krim yang sudah tidak berbentuk, dan tercecer kemana-mana. Dan di depannya pria tinggi sambil membersihkan bajunya yang terkena ceceran es krim yang ia bawa.
Chenle menangis bukan karena es krim terjatuh namun ia takut dimarahi oleh orang yang ia tabrak."Ehh...." Orang tersebut malah kebingungan melihat anak yang ditabraknya menangis.
"Maaf kan Chenle..hiks...hiks...baju om jadi kotor ..hiks" Chenle masih terisak sambil membersihkan baju pria tersebut.
Pria terebut malah terkikik lucu melihat tingkah anak lelaki di hadapannya ini. Ia memang sempat kesal kenapa pula ia harus menabrak anak kecil dengan es krim di tangannya.
Untung pertemuan dengan rekan kerjanya sudah berakhir jadi tak terlalu memusingkan tampilannya. Namun tingkah anak lelaki ini lucu sekali, ia terus mengucap maaf sambil menengelap jasnya dengan saputangan kecil yang ia bawa.
"Kemarikan sapu tangannya ? biar om bersihkan sendiri" Pria tersebut mencoba tersenyum ramah agar tidak menakuti anak tersebut, yang dimana senyumannya membentuk bulan sabit yang secara tidak langsung membuat Chenle jadi ikut tersenyum.
"Maaf ya om, Chenle tidak hati-hati jalannya"
"Tidak papa, maaf kan om juga ya ?" Pria tersebut berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan anak tersebut.
"Kamu sendiri ?" Yang hanya di balas angukan lucu oleh Chenle.
"Kemana orang tua mu ?"
"Lele disuru menunggu mama di restoran, tapi Lele bosan jadi, jalan-jalan sebentar dulu"
"Tidak boleh seperti itu, nanti kalau orang tuamu mencari dan tidak ada di restoran nanti malah sedih dan bingung kamu kemana ? Ayo om antarkan kembali ke restoran."
Mereka berjalan bergandengan menuju restoran tempat Chenle menunggu.
"Ehh..om itu eskalatornya?" Mereka berdua malah melewati eskalator yang menuju ke restoran tadi.
"Kamu tidak mau om ganti es krim yang jatuh ?" tawar pria tersebut.
Dengan mata berbinar Chenle malah menarik pria tersebut ke kedai es krim samping eskalator.
***
"Sudah sekarang kamu tunggu di dalam dan jangan kemana-mana, mama mu pasti bingung kalau kamu tidak ada ketika dia sampai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Primerose
FanfictionCinta Abadi vs Putus Asa Mana yang akan dijadikan tujuan akhir ??