1. Pendatang Baru

4.7K 381 52
                                    

Work ini ku repost ya😀

Jaemin mempercepat langkahnya begitu mendengar bel pertanda masuk berbunyi. Sedikit merasa menyesal menolak ajakan Mark untuk berangkat bersama tadi. Kalau seandainya dia menerima ajakan Mark, mungkin sekarang dia sedang duduk dengan nyaman sambil membaca novel yang baru dipinjamnya kemarin dari tetangganya.

"Nana, kenapa lama sekali!?" Haechan berteriak dari depan kelas.

Ingin rasanya Jaemin mengumpat. Memang siapa yang membuatnya menolak ajakan Mark tadi?!

"Kau!" Jaemin menunjuk wajah Haechan dengan mata melotot begitu sampai di depan temannya itu. "Kau bilang kita akan berangkat bersama! Aku rela panas-panasan menunggumu di halte! Dan kau tidak datang! Aku hampir telat, tahu tidak!?" intonasi Jaemin meninggi di tiap kalimatnya.

"Hehe...aku lupa," dengan wajah tidak bersalah Haechan menjawab. "Tapi Jaemin!" Haechan menghentikan Jaemin yang hampir membuka mulutnya untuk meneriaki Haechan lagi.

"Ada anak baru! Dan bukan hanya satu, tapi tiga!" Haechan berujar dengan semangat.

"Aku tidak mau menghancurkan kebahagiaanmu, tapi aku sungguh tidak peduli."

Haechan menatap Jaemin malas.

"Iya, iya, aku tahu. Aku punya Yukhei, jadi lebih baik aku tidak macam-macam dengan para anak baru itu. Astaga, Jaemin. Aku sampai hapal dengan kalimatmu itu."

Jaemin mengangguk puas.

"Bagus kalau kau tahu. Ingat perkataanku baik-baik, jangan sakiti Yukhei lagi. Dia mati-matian untuk mendapatkanmu, jadi jangan sia-siakan ya," Jaemin menepuk kepala Haechan beberapa kali.

"Ya sudah, aku masuk ya." Jaemin meninggalkan Haechan untuk masuk ke kelasnya.

♧♧♧

Jaemin meletakan kepalanya di atas lipatan tangannya. Dia menghela nafas pelan lalu memejamkan matanya. Seharusnya dia memanfaatkan kekuasaan ayahnya saja agar bisa sekelas dengan Haechan, kalau beginikan dia jadi susah sendiri.

Kalau tahun lalu di jam kosong begini, Haechan akan mengoceh sampai mulutnya berbusa. Tapi sekarang Jaemin harus memikirkan hal yang bisa dia lakukan sendiri saat jam kosong. Penyesalan kembali menghampiri Jaemin untuk kedua kalinya hari ini, seharusnya dulu dia mendengar perkataan ibunya untuk memberanikan diri bersosialisasi sana-sini seperti Haechan. Ingin rasanya Jaemin memutar balikan waktu sekarang.

'Haruskah aku ke kelas Haechan saja?'

'Tapi aku malas.'

Helaan nafas kembali terdengar dari Jaemin.

'Seharusnya novelnya ku baca pelan-pelan tadi.'

Sebuah kalimat penyesalan kembali terlintas di pikiran Jaemin.

'Sial sekali sih hari ini.'

BRAK

Kelas yang tadinya ribut langsung terdiam begitu pintu geser di depan kelas dibuka dengan kasar.

Anak-anak yang melihat siapa pelakunya, langsung terbirit-birit ke tempat duduk masing-masing.

Pak Kim adalah salah satu guru bersumbu pendek di sekolah ini, dan mereka tidak mau mencari masalah dengan guru yang sialnya merupakan wali kelas mereka juga.

"Ada murid baru," Pak Kim terdiam setelah mengatakan itu, ingin melihat reaksi para muridnya.

Sebenarnya ingin sekali siswa-siswa itu berbicara, ingin menebak-nebak seperti apa murid baru itu, tapi melihat delikan Pak Kim mereka memutuskan untuk tetap diam.

HOME [NCT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang