Naruto makan dengan lahapnya, tidak peduli dengan anak anak satu sekolahan yang terus menatapnya, sambil nahan tawa."Tertawa aja kalian, aku gak larang kok"ucap Naruto sabar, dan tawa anak satu sekolah pecah.
"Tapi aku sumpahin perut kalian mencret selama sebulan "
Dan semuanya langsung keselak , plus memucat, ketika orang yang mereka Dzalimi menyumpahi mereka.
"Inget loh, doa orang ter aniyaya itu di izabah loh" ucap Naruto, sambil menakut nakuti murid -murid yang tadi menertawakanya.
Kini giliran si pirang yang cekikikan , karna melihat teman- temanya yang pucat emang ya orang jahil di jahili lebih parah, akibat sumpahnya dan juga karna keselek.
Naruto, berjalan dengan santainya. Tidak peduli dengan Kakak kelas dan adik kelas yang menatapnya sambil menahan tawa.
Ketika di lapangan basket, ia bertemu dengan anak -anak Akatsuki, plus genk kakanya dan di dalamnya ada dua orang pembuat onar, yang bikin Naruto ingin menguburnya hidup hidup.
Anggota Akatsuki , pada nahan tawanya,saat si pirang lewat, dengan mata yang menatap tajam bak elang, yang menatap buruannya. Bahkan Itachi pun memalingkan wajahnya, dengan wajah konyolnya karna menahan tawanya.
"Apa, masih belum puas, dasar orang orang gak punya kerjaan". ucap Naruto, dengan Nada ketusnya. Naruto bahkan menendang pantat Menma, yang secara terang -terangan menertawakanya.
"Apa apaan kau Naru ?" Tanya Menma, sambil menyeka air matanya.
"Kau, yang apa -apaan dasar kembaran tak berperasaan"
"Ya ampun, kamu marah gara- gara lulucon begitu " ucap Menma, sambil melemparkan bola basket ke arah Naruto.
Naruto dengan sigap menangkap bola tersebut, dan melemparkan bola tersebut ke lantai, lalu menghampiri kakak kembarannya itu. Naruto menarik kerah baju Menma.
"Gara- gara lulucon, kau pikir aku tidak malu saat jadi bahan luluconan satu sekolah hah, kau itu saudara bukan sih"Teriak Naruto, matanya udah berkaca kaca, semua murid yang menyaksikannya itu terdiam, hati Menma menceleos, ketika mendapatkan adik tercintanya menangis untuk pertama kalinya.
"Hati ku ini bukan baja yang kuat hah, "+ Naruto , dia melepaskan cengkramaman di kerah baju Menma, hingga Menma tersungkur.
Naruto pergi, Sasuke mencoba mengejarnya, tapi Naruto menepisnya dengan air matanya yang berlinang, ia segera lari keluar dari sekolah, Itachi hanya diam.
Naruto tak habis pikir dengan kakanya, ia jadi banyak berubah semenjak menikah dengan si Uchiha bungsu itu, jangan bilang kalau kembarannya itu sudah terpikat oleh pesona iparnya itu.
Tiba- tiba saja hujan turun dengan lebatnya, Tapi Naruto lebih suka hujan hujanan, ia belum ingin pulang.
Sedangkan Itachi, dia mondar mandir di Apartemannya karna si Parnert satu rumahnya belum pulang, apalagi hujan deras mengguyur konoha, sebentar lagi akan gelap.
Tanpa banyak acara lagi, Itachi segera mengambil kunci mobilnya dan payung.
Naruto terus menundukan pandangannya, sampai ia merasakan, kehadiran seseorang di hadapannya.
Naruto, mengadahkan wajahnya ke atas. Dan mendapati, Itachi tengah memayunginya.
"Ayo pulang? "Ajak Itachi.
"Nanti aku bisa pulang sendiri " jawab Naruto.
"Jangan kekanakan, ayo pulang!"ajak Itachi, sambil menarik tangannya Naruto.
Tapi Naruto menepisnya, Itachi tak kehilangan akal. Dia, melepaskan payungnya dan menggendong Naruto ala karung beras bulog.
"Hei, lepaskan idiot brengsek sialan" Ucap Naruto, sambil memukuli punggung Itachi.
Itachi tak bergeming, dia mempercepat langkahnya menuju mobilnya, dan dengan kasar Itachi melemparkan Naruto ke jok mobil.
Naruto meringgis, dia mengumpati Itachi dengan ucapan kasarnya.
Itachi tak peduli, dia melemparkan jaketnya ke arah Naruto.
"Lepaskan bajumu"
"Di sini?" Tanya Naruto ragu.
"Hn, "jawab Itachi, mulai menjalankan mobilnya.
Naruto ragu- ragu, dia menatap ke arah Itachi, yang tengah menyetir mobilnya dengan fokus, tanpa aba- aba lagi Naruto segera melepaskan baju seragamnya dan segera mengganti dengan jaket milik Itachi.
Tak lama, sampailah di bestman apartemannya.
"Kau, tak mengintip kan ?" Tanya Naruto curiga.
"Menurut mu? "Tanya Itachi, sambil melirik ke arah Naruto.
"Menurutku, gak mungkin laki- laki gak ngintip, kalau liat wanita naked"
"Kalau tahu masih nanya!"
"Itachi, "Desis Naruto tajam. Itachi, tak peduli dia segera masuk kedalam apartemannya, Naruto yang kesal langsung naik ke atas punggung Itachi, membuat Itachi hampir jatuh tersungkur.
"Apa yang kau lakukan idiot? " ucap Itachi tajam.
"Aku tidak melakukan apa -apa senpai "jawab Naruto, dengan senyum watadosnya.
Mata Itachi menyipit, lalu berkata.
"Pergi mandi sana, nanti masuk angin"
"Ciyeeeee perhatiaan..."jahil Naruto sambil berjalan mundur.
Naruto lalu menatap Itachi sekilas, lalu pergi setelah mengucapkan kata kata keramat , yang membuat Itachi mematung, untuk sesaat.
Paginya, Naruto bersin -bersin, dari saat masak sampai ,) mau berangkat sekolah.
"Huachih "
Naruto terus mengusap ingusnya yang meler, tiba- tiba saja ada seseorang yang memegangi jidatnya.
"Kau sakit, tidak usah sekolah "ujarnya.
"Aku tidak apa -apa, tidak usah sok peduli, belajar saja yang giat sebentar lagi kamu ujian akhirkan"
"Aku sudah pintar , cepat kembali kekamar! " perintah Itachi, tapi Naruto tidak peduli, sehingga membuat Itachi hilang kesabaraan, dia menggendong Naruto ala karung bulog untuk kesekian kalinya.
"Itachi "
"Jangan membantah atau kau ingin ku 'tiduri' sekarang juga, "
Bulu tengkuk Naruto merinding bukan main, tanpa babibu lagi, dia langsung bersembunyi di balik selimut.
"Kau memang paling suka di ancam begitu ya"
"Cuman ancaman gitu aja ,emang Aku takut apa?"
"Kau?"
"Apa?ayo kemari katanya mau niduri dih sok sokan ngancam seko-
Ucapan Naruto terhenti saat bibirnya di sumpal tisu oleh Itachi.
"Bawel!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin't(end)
RomanceMenma dan Naruto itu bagai satu paket, tidak bisa di pisahkan membuat Minato pusing tujuh keliling.