Bird [2]

1K 95 14
                                    

Senyuman terlukis di wajahku
Di saat ku mengingat kamu
Tawamu manjamu membuatku rindu
Tak sabar ingin bertemu

Now playing: Separuhku-Nano

Happy Reading!!

🌻🌻

"Karena latihannya hari ini pagi, jadi nanti pulang sekolah kamu tidak perlu latihan lagi." Armel menganggukkan kepalanya mendengar perkataan Bu Heni, saat ini pukul 08.00 Armel sudah duduk dan dihadapkan dengan berbagai soal olimpiade fisika.

"Berapa jam ya bu?" tanya Armel kepada Bu Heni, guru pembimbingnya.

"Nanti kita 3 jam pelajaran, jadi kamu bisa masuk kelas di jam pelajaran ke 4."

3 jam pelajaran kemudian.

"Besok untuk latihannya sepulang sekolah ya, sekarang kamu bisa istirahat dan kembali ke kelas." Armel tersenyum dan menyalami tangan Bu Heni.

Armel berjalan menuju kelasnya, koridor sekolah sangat ramai karena masih jam istirahat. Armel mengernyit saat melihat ada seorang laki-laki yang duduk di bangku miliknya. Selama ini Armel selalu duduk sendirian. Armel terlihat bingung saat laki-laki tersebut terlihat tertidur dengan menelungkupkan kepala.

Armel menepuk pelan pundak laki-laki tersebut. Setelah ia perhatikan, laki-laki itu tak terlihat asing baginya.

"Apaan sih ganggu banget," ucap laki-laki tersebut menepis tangan Armel.

"Eh kok kayak kenal," gumam Armel.

"Hei," ucap Armel dan menepuk pundak laki-laki tersebut lebih keras.

"Siapa sih yang gang-"

"Loh kamu?"

Armel terlihat bingung saat melihat bahwa laki-laki tersebut adalah Arven, begitu juga dengan Arven.

"Lo ngapain di sini?" tanya Arven.

"Ini kan tempat duduk aku, kamu gak lihat di situ ada tas aku."

Arven melihat ke kursi di sampingnya, dan benar ada tas milik Armel.

"Oh, gue murid baru di sini. Berhubung gue kenal sama lo, kagak apa kan gue duduk sama lo?" tanya Arven yang nampak berpikir. Armel bersyukur karena kelas saat ini sepi, ya hanya ada Arven dan dirinya.

"Iya," jawab Armel menganggukkan kepalanya. Armel pun segera duduk di bangkunya dan bersiap mengeluarkan buku sebelum ada suara yang membuat ia tak jadi mengeluarkan buku.

"Lo gak ke kantin?" tanya Arven dan dijawab gelengan kepala oleh Armel.

"Ya udah anterin gue," ucap Arven membuat Armel mengernyit bingung.

"Anterin? Kemana?" tanya Armel melihat Arven yang sudah beranjak dari duduknya.

"Ke kantin."

"Kantinnya deket kok, kamu tinggal turun tangga. Kantinnya ada di sebelah tangga bawah," ucap Armel memberitahukan letak kantin kepada Arven.

"Haduh gue mana inget," ucap Arven yang tentu saja hanya berpura-pura.

"Mau aku catatin?" tanya Armel dengan polosnya membuat Arven menepuk dahinya pelan.

"Udah lah gue ke kantin sendiri aja," ucap Arven berjalan keluar kelas.

"Eh kamu udah inget kan? Gak bakal nyasar kan?"

🌻

"Masih lama?" tanya Armel kepada Arven yang masih sibuk menyontek catatan milik Armel.

"Bentar lagi," jawab Arven yang fokus mencatat dengan cepat.

"Kalau masih lama kamu bawa aja deh buku catatan aku."

"Kenapa sih buru-buru banget?" tanya Arven menatap Armel bingung.

"Nanti aku telat kerja."

"Nanti gue anter biar gak telat."

"Gak boleh."

"Gue anterin."

"Gak usah Arven."

"Udah sih nurut aja."

"Bukunya kamu bawa pulang aja. Besok bawa tapi ya."

"Kagak, mau gue bakar aja."

"Arven serius ya, aku duluan." Armel berjalan keluar kelas meninggalkan Arven yang masih mengernyit heran.

--

Armel pun sampai di tempat kerjanya tepat waktu.

"Barga?" tanya Armel bingung saat bertemu Barga di depan restoran.

"Katanya kemarin kamu telat ya?" Barga berjalan menghampiri Armel.

"Iya, kemarin aku ada latihan buat lomba."

"Tempat makan yang aku titipin di Sera udah dikasih ke kamu?" tanya Barga yang ikut berjalan ke dalam bersama Armel.

"Udah kok," jawab Armel menganggukkan kepalanya.

"Kamu mau nungguin aku lagi?" tanya Armel yang melihat Barga ikut masuk ke dalam.

"Hehe ketahuan ya."

"Aku gak enak kalau ditungguin terus sama kamu," ucap Armel.

"Gapapa kali Mel semangat kerjanya ya," ucap Barga tersenyum manis ke arah Armel.

Armel pun segera berganti baju dan mejalankan pekerjaannya. Barga adalah sahabatnya sejak SMP. Saat tak ada satu pun orang yang mau berteman dengan Armel, tiba-tiba Barga datang dan mau menjadi teman Armel. Armel adalah sosok perempuan cantik dan tangguh, ia bahkan sangat cerdas. Namun tak ada satu pun orang yang mau berteman dengannya. Duduk satu meja saja enggan.

Tapi Barga berbeda, ia tulus berteman dengan Armel.

Dan Barga adalah teman pertama bagi Armel.


🌻🌻

.Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BirdTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang