Dua orang petugas datang mendekati ruang tahanan Nina,,, borgol yang menghia tak indah dipergelangan tangan Nina dilepas...
Dengan pengawalan yang ketat, Nina kembali digiring ke ruangan persindangan untuk melanjutkan persidangan pembuktian yang sempat beberapa jam tertunda...Wanita berusia 31 tahun, berparas anggun itu,,, kembali memasuki ruang persidangan,,, beberapa pasang mata melihat marah padanya,,, meski ada juga yang menatap iba...
Nina tak berniat membalas tatapan pengunjung persidangan satu-persatu,,namun ia sempat melirik ke arah Aisyah, Ibunya.
Nina teringat kata-kata ibunya saat persidangan ditunda dan sang ibu berusaha menemui Nina di kamar penahanannya..."Nina,,,apakah kau yang membunuh Andy dan juga wanita itu?" tanya Aisyah...
Namun Nina tak berkomentar sedikitpun yang membahas tentang kasus itu,,ia hanya berkata, "Ibh harus istirahat yang cukup."
Aisyah tak begitu mengeri maksud putrinya itu. Aisyah kembali berkata "Nina...sebaiknya kau mengatakan kejujuran agar tak memberatkanmu nantinya." Mata Aisyah berkaca-kaca , "Jika kau berkata jujur, setidaknya ibu berharap kejujuranmu itu bisa menyelamatkanmu dari hukuman mati. Jika harus hukuman seumur hidup pun,,ibu ikhlas..asal kau tak mati, meninggalkan ibu. Ibu tetap ingin selalu memandang wajahmu,,anakku."
Nina menatap ibunya tanpa ekspresi yang berarti, namun sorotan mata yang ia pancarkan sangat penuh misteri. Ia berpikir, dari kalimat yang dilontarkan ibunya itu, Nina tahu sang ibu meyakini bahwa Ninalah yang membunuh Andy dan Wanita nakal itu....
Nina kembali duduk di kursi terdakwa, kursi khusus yang dengan yakin tak ada seorang pun yang mau duduk di kursi itu, meski kelelahan berdiri, tak bakal ada yang mau bersedia untuk duduk di kursi itu dengan sukarela....