3

13.1K 465 18
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

***

"Kau sudah datang, Fel?" Tanya seorang gadis sembari sibuk memagut tasnya. Dan dijawab dengan anggukan oleh Felicya.

"Kau tidak ada kelas hari ini?" Tanyanya lagi.

Hanya gelengan kepala yang Felicya lemparkan pada gadis itu tanpa berniat menjawabnya dengan ucapan.


Gadis itu mengernyit melihat tingkah laku Felicya yang sedikit aneh. Pasalnya, ia memasang wajah tidak bersemangat mengawali pagi yang cerah ini. Biasanya, Felicya selalu heboh dengan tingkah lucunya. Well, tingkah lucu itu ia lakukan hanya sekedar menyembunyikan kesedihan yang masih melekat pada diri Felicya. Siapa pun pasti akan merasa iba melihat kondisi Felicya yang sebenarnya.

"Fel, kau kenapa? Apa ada masalah? Ceritakan padaku! Kau sudah aku anggap seperti keluargaku. Jika kau ada masalah ceritakan padaku, Mommy, ataupun kak Nick." Celetuk gadis itu sembari mendekati Felicya lalu memegang bahunya khawatir.

"Ya ampun Claudia, please babe! Ini masih pagi dan kau sudah sangat cerewet sekali." Ucap Felicya.

Terlihat raut wajah cemberut pada gadis yang dipanggil Claudia itu. Bagaimana mungkin disaat Claudia sangat mengkhawatirkan Felicya, tapi Felicya malah mengatainya cerewet? Huh, menyebalkan!

"Eits, aku hanya bercanda. Kau lihat! Aku baik-baik saja, Clau."

"Tapi sayangnya aku tidak bisa kau bohongi, Fel. Kau kira aku sebodoh dirimu, huh?"

Ejekan Claudia sukses membuat Felicya jengkel. Dia tidak terima dikatai bodoh. Padahal sudah jelas, dari hasil ujian ataupun hal lain yang menyangkut tugas kuliah. Felicya selalu yang pertama. Tak bisa di pungkiri jika dia memang sangat jenius. Bayangkan saja, dia bahkan jarang membaca buku pelajaran. Jangankan membaca, membuka bukunya saja bisa dihitung dengan tangan.

"Eits, aku hanya bercanda. Lihatlah! Kau tampak seperti anak kecil yang marah ketika mainannya di rebut oleh kakaknya."

Claudia terkekeh pelan membuat Felicya sadar akan satu hal. Claudia meniru kalimatnya 'aku hanya bercanda'.

Baiklah, jangan di tanya lagi. Meskipun mereka sudah lama bersahabatan. Namun, tak bisa lepas dari kenyataan jika mereka memang saling mengerjai satu sama lain, saling bertengkar kecil hanya hal yang sepele dan walaupun begitu, mereka tetap menyayangi satu sama lain layaknya keluarga. Well, itu sudah pasti.

"Morning all." Sapaan halus dari wanita separuh baya.

Wanita yang usianya mungkin setara dengan Mommy Felicya. Hal itu lagi-lagi mengingatkan Felicya akan Mommy-nya yang masih setia tergeletak lemah di rumah sakit.

"Morning too, Mom."

"Morning too, Aunty."

Sahut mereka serempak.

"Kenapa kau belum berangkat juga, Clau? Kau tidak lihat jarum jam sudah menunjukkan pukul berapa?" Tukas Marcella sembari menodorkan jam tangannya kepada Claudia.

"Astaga, aku bisa terlambat, Mom." Ujar Claudia.

"Huh, ini semua gara-gara kau sih, Fel."

ALECYA [ complete ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang