1

24 2 0
                                    


Uufhhh!!... Brrrr!!!
Udara pagi hari ini terasa lebih dingin daripada biasanya. Mungkin disebabkan semalam hujan yang turun begitu deras. Mendung juga terlihat masih saja setia menggelanyut mesra diatas langit kelabu. Sisa air hujan tadi malam yang menempel di daunan dan ranting pohon sesekali terjatuh menimbulkan suara gemericik saat terkena terpaan angin pagi yang dingin.

Aku sedikit minggir di tepi jalan pada saat dari arah belakang melaju sepeda motor 2tak yang suaranya lebih mirip seperti dengung ribuan lebah, yang terlihat kepayahan sedang membawa beronjong penuh berisi sayuran sehingga aku agak melompat untuk menghindar dari genangan air yang membentuk seperti danau dijalan yang tengah aku lewati.

Pagi yang masih sepi karena memang sekarang masih jam 05.30 ditambah bahwa saat ini adalah hari minggu dan malam tadi juga hujan turun dengan begitu deras, sehingga aku yakin lengkaplah sudah alasan bahwasanya untuk saat ini orang-orang masih asyik bercengkerama dengan selimut yang mereka katupkan diatas tubuh masing-masing.

Aku baru saja membeli rokok di warung kelontong Pak Binah yang berjarak 125m dari tempat kostku, didaerah Taman Siswa. Sebenarnya sih tepat didepan rumah kost ada warung makan yang juga menjual rokok baik per bungkus ataupun ketengan, tapi hari ini kok tumben belum buka? Padahal biasanya setiap jam 05.00 sudah siap melayani pelanggan.

Pemilik warung makan itu sangat baik orangnya. Bahkan saking baiknya hampir semua anak kost pada dibolehin ngutang ketika tanggal tua mulai menghampiri. Didalam hati, aku sebenarnya kasihan juga sama Pak Sronto pemilik warung, karena anak-anak kost yang kebanyakan masih mahasiswa itu sering kali ngutang meski masih tanggal muda.

Disebelah warung makan ada kios tambal ban yang juga menjual bensin eceran punya Mas Kuriman yang berperawakan tinggi rada kerempeng. Dia orangnya juga seru dan baik. Intinya, beliau-beliau adalah orang yang menyenangkan dan jauh dari kata membosankan.

Diantara kami kost-ers dan warung-ers memang terjalin keakraban yang luar biasa sehingga Pak Sronto itu sudah dianggap sebagai Bapak, bisa dianggap sebagai teman, sahabat, bahkan tak jarang ada juga yang suka curhat. Ada salah satu anak kost sini panggilannya Jambul, dia terkenal kocak dan paling akrab dengan Pak Sronto maupun Mas Kuriman.

Pernah ada kejadian lucu sewaktu diantara mereka berdua dan kebetulan aku tahu sendiri peristiwa yang sampai sekarang bisa bikin aku ketawa-ketiwi sendiri. Waktu itu siang hari ditengah bulan Ramadhan. Aku yang lagi asyik ngisi TTS diteras lantai II kamar kost, tiba-tiba dikejutkan suara cempreng Jambul...

"Assalamualaikum, Pak Srontoo!!" ucapan Jambul yang bernada sedikit rada keras menarik perhatianku untuk melihatnya dari lantai II kost-an.

Tampak warung makan Pak Sronto memang buka pada saat bulan Ramadhan.

"Ooh kamu thow, Mbul. Kenapa?" sahut Pak Sronto kalem.

"Pak, ini kan lagi bulan puasa, warungnya sedikit ditutupin selambu atau ditutup pake tirai gitu kek biar ada toleransi dong. Gimana sih?! Masak dibiarkan kebuka kaya gini? Kalau gini caranya ganggu yang lagi puasa, jadi pada ga khusyuk!!"cerocos Jambul sok didepan warung belagak marah.

Huuh!! Gaya si Jambul udah kaya Pak Ustadz aja . . .

"Ooh iya. Sori deh, Mbul. Lupa belum di pasang. Tunggu sebentar.." Pak Sronto pun segera tergopoh-gopoh mengambil kain bekas spanduk, dan tak lama kemudian sudah sibuk merentangkan kain untuk sedikit menutup warung makan sebagai bentuk rasa bertoleransi bagi orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.

Setelah beberapa saat, akhirnya Pak Sronto selesai memasang kain. Dan tak lama berselang, Jambul pun memasuki warung seraya berujar,

"Naah, kalau gini kan enaaak. Es teh manis satu yaa, Pak!" ucap Jambul yang sempet aku dengar. Katsau dah! Hahahaa..

"Wee ladhalaah, sontoloyo!! La kok malah.. Biar ga ketahuan sama temen-temenmu kalau lagi ngesteh gitu? Woo, pokil lee!! koe ra poso ngopo (kamu ga puasa kenapa)??" seru Pak Sronto yang kaget ternyata Jambul sendiri yang malah ga puasa.

"Hahahaa!! Libur dulu Pak. Tadi ga dibangunin temen-temen pas saur.." tukas Jambul enteng dalam berdalih.

Aku yang mendengar celoteh Jambul pada mulanya hanya tersenyum simpul tapi akhirnya tergelak juga.. Hahahaa!!

~o0o~

Aku berhenti berjalan didepan gerbang rumah kost. Menyulut rokok sebentar sebelum akhirnya terdengar suara seseorang yang menyapa hangat,

"Pagi Mas Rey, tumben sudah jalan-jalan.."

"Ooh!! Pagi juga Pak Sronto. Iyaa ini Pak, sekalian cari rokok. Eh kok baru buka sih warungnya?" ujarku dan kemudian menghembuskan asap rokok.

"Tadi belanja dulu di Beringharjo diantar Kuriman naik motor jadi yaa rada telat bukaknya Mas.." jawab Pak Sronto seraya menampilkan senyum. Senyum yang melindungi dari seseorang yang di Bapakkan oleh anak-anak kost disini.

"Ooo gitu yaa, Pak. Ya udah tak kedalam dulu. Ooh iyaa, sekalian bikinin kopi hitam, Pak .."

"Iya, Mas Rey. Siap! Ntar tak anter ke kamar.."

Ryan Kertagama, itulah tulisan nama seorang bayi laki-laki imut yang tertera di secarik kertas yang menutupi nasi putih yang dicetak, se-plastik gule kambing, acar+cabe, buah jeruk, dan kerupuk udang didalam sebuah box nasi kotak Aqiqahan disaat aku terlahir di dunia yang katanya indah ini. Tapi aku lebih akrab dipanggil, Rey.

Disini aku kost bersama temen-temen yang kebanyakan diantara mereka masih berkutat dengan bangku kuliah dan berpusing-pusing ria dengan banyaknya tugas membikin makalah, papper, kuis, dan melakukan berbagai penelitian.

Aku sendiri sudah ngawulo disebuah perusahaan multinasional yang mempunyai kantor pusat berkedudukan di negara yang pernah dipimpin Hitler, dan beruntungnya aku, perusahaan anak cabang yang sekarang ini tengah mempromosikan aku untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi dengan mengirimkan aku ke negaranya Mesut Oezil, Jerman.

Besok senin aku sudah harus berangkat untuk menggapai impian dan cita-cita tinggi seperti yang selama ini sering aku dan mantanku bicarakan. Eh, mantan? Ngg.. Bukannya sebutan mantan itu adalah kalau misal kita sudah putus hubungan jalinan asmara dengan kekasih, terus kemudian dia melanjutkan hidupnya sendiri dan kita pun juga melanjutkan kehidupan kita sendiri? The Lifes must go on. Iyaa kan? Mmm.. Tapi, kalau penyebab putusnya itu dikarena kekasih kita..........


~o0o~

Auf Wiedersehen Natasha DeviTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang