T I G A

10.1K 815 47
                                    

Nate menatap kertas ulangan harian matematikanya nanar. Ini ulangan harian atau rahasia ilahi sih. Kenapa susah banget di pecahinya.

Apalagi dirinya habis menyaksikan seorang Kiara menangis di depan wajahnya karena dia ngatain bulu hidungnya keluar. Emang masalah gitu?

Nate mengacak rambutnya. Ah somplak emang. Kira-kira Kiara masih mau ketemu sama dia apa nggak ya?

Nate menggigit-gigit pulpenya. Nengok sana sini. Dan berhenti di kursi Julian. Dih sok ngerjain. Palingan juga lagi mikir jorok.

Dug

Kaki Nate menendang agak kuat kursi Julian yang berada tepat di depanya. "Cumi!" Panggil Nate lirih.

Julian masih diam sambil sesekali mengemut pulpenya atau mengetuk ketukan jari ke meja. Nate menggeram kesal. Temen somplak banget emang. Giliran ulangan mendadak budeg. Belum aja itu Nate budegin beneran.

"Yang!!" Bisik Nate lagi menggeplak kepala Julian dengan soal ulanganya.

"Lo sekali lagi manggil gue begitu. Gue tendang bokong lo njir. Emang gue cowok apaan dipanggil-panggil sayang tapi nggak dikasih status." Nate mengikuti gerak gerik bibir Julian kesal.

"Bagi jawaban nomor 1 sampai 10."

"Bunuh gue Nate bunuh aja. Atau lo aja sana bunuh diri. Biar spesies langka kayak lo hilang dari muka bumi."

"Spesies langka itu dilindungi. Bukan dimusnahkan Pak." Nate berdecak. "Lagian gara-gara Daddy gue nih ngajak taruhan main ps. Jadi nggak belajar gue." Kesal Nate mengacak rambutnya.

Julian mengangkat bahunya. Nggak heran sih. Anak sama bapak sama sama somplak.

"Ada stip ex nggak?" Tanya Nate menarik seragam Julian.

"Ada nih buat apa?" Balas Julian meletakan stip ex di meja Nate.

"Mau gue hapus ini soalnya." Jawab Nate enteng.

Huakakakakakak

Nate dan Julian tertawa bersamaan di saat kelas sedang sunyi sunyinya. Sehingga mata semua murid bahkan guru pun menoleh ke arah mereka dengan tatapan membunuh.

"Yang buat keributan keluar. Jangan harap bisa masuk kelas saya lagi!" Ketus guru di depan.

Dengan lemas dua orang berperawakan tinggi dan ganteng itu meletakan soal beserta jawabanya di meja guru. Muka gurunya langsung lempeng.

"Kertas ada buat diisi. Kenapa kosong?" Teriak guru itu murka.

Nate melirik Julian tajam. Yaelah kirain bocah yang lagi nyengir di sampingnya udah ngerjain. Taunya ckck..

"Bu kebersihan adalah sebagian dari iman Bu. Kalau kita coret pakai pulpen. Kebersihan itu akan hilang. Siapa yang dosa? Kita juga." Julian ngeles dengan sangat pintarnya. Di acungi jempol deh sama Nate.

Sang guru menepuk kepalanya minta ampun. Nyerah dia nyerah sama dua somplak perusuh kelas ini. Bener aja muka ganteng. Pakaian rapi. Terus badan wangi. Percuma kalau otak geser ke dengkul.

"Udah kalian enyah dari hadapan ibu. Lama lama step ibu liat tingkah laku kalian." Ibu Guru itu mengipaskan kertas jawaban Nate dan Juju ke wajah.

"Makasih Bu. Saya doa'ain ibu cepet dapet jodoh."

"AAMIIINNN!!!!" Teriak Julian mengamini doa yang di lantunkan Nate.

"Kalian mau saya nikah dua kali??" Bu Guru yang ternyata sudah menikah itu ancang ancang melepaskan sepatu pantopelnya dan hendak melemparkan kepada Nate dan Julian yang sudah kepalang basah.

"Nate lari Nate lari!! Pala benjol.. pala benjol.. dada janda.." teriak Julian mulai nggak jelas.

Secepat larinya boboiboi di bantu oleh anginya avatar. Nate dan Julian berlari meninggalkan kelas juga meninggalkan Ibu guru yang mengelus dada menghadapi dua orang biang onar kelas.

"Dengan Bapak Rio?"

****

Kiara memegangi hidungnya. Ih memang kurang ajar itu Kakak kelas. Mana ada bulu hidung Kiara keluar. Awas aja kalau ketemu. Bakalan Kiara jambak-jambak itu rambutnya.

"Ki-ki-ki-ki-kiara." Panjang umur kan?

"Pergi! Males liat muka lo!" Kiara meninggalkan mejanya. Nggak aman kalau deket-deket Nate. Ntar bulu hidungnya diitung-itung lagi.

"Maaf. Tadi spontanitas. Maksud gue.. maksud gue.."

"Jangan ganggu gue bisa?" Tanya Kiara berhenti menatap sinis ke Nate.

"Kalo nggak bisa gimana?"

"Jangan ikutin gue lagi." Buseetttt... Nate agak mundur saat Kiara menunjuk tepat dihidungnya. Untuk nggak nyolok matanya.

"Kalo gue nggak mau gimana?"

"Bodo!!!! Pergi pergi pergi!!!!" Teriak Kiara memukul dada Nate dengan buku cetak tebal.

"Nakal kamu ya. Udah berani pukul-pukul aja. Cium nih." Nate terbahak melihat wajah merona Kiara.

"Gila!" Kiara menginjak kaki Nate. Sengaja berlama-lama. Mampus nggak lo?

"Auhhh kaki Ra! Jangan disitu nginjeknya. Itu kemarin baru keinjek Daddy gue."

****

To be continue..

Mau di bawa ke mana ya cerita mereka?

Lanjut ga nih?

Bad Boy SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang