Alois no Koi 2

546 59 17
                                    

Pertunangan Diana-Alois sudah berjalan sekitar tiga bulan. Meski kadang Alois bertingkah seenaknya, hubungan mereka lancar-lancar saja. Alois juga rutin mengunjungi Diana setiap akhir pekan. Diana sendiri memutuskan untuk tinggal di townhouse Cartlitte, selama manor house keluarganya direkonstruksi setelah pembakaran bertahun-tahun yang lalu.

Ciel juga mulai melupakan kedua mata biru Diana yang telah memerangkapnya. Kepala keluarga Phantomhive itu sudah disibukkan dengan ketiga pelayan cerobohnya dan berbagai janji penting. Kadang ia juga dibuat pusing oleh Alois yang terang-terangan menginginkannya untuk alasan yang ambigu.

Satu hari di bulan Maret. Cuaca sudah menghangat dan matahari bersinar cerah. Alois sedang bersantai di ruangannya ketika Hannah masuk dan melaporkan kedatangan sang tunangan. Alois terlonjak kaget dan menggebrak meja. Ia menggigit bawah bibirnya dan memandang Claude dengan tatapan memelas.

“Bagaimana ini, Claude?”

Claude balas menatap tuannya. “Temui dia. Jalankan rencana itu hari ini juga.”

Alois baru saja hendak keluar ruangan ketika pintu terbuka mendadak. Reflek Alois bergerak mundur sembari memegangi dahinya yang terantuk.

“HEI!!”

“Oh, gomennasai, Alo-chan!”

Suara yang familiar membekap Alois. Hanya ada satu orang yang memanggilnya seperti itu. Cepat-cepat didongakkannya kepala dan didapatinya Diana sedang memandanginya dengan cemas. Diana mengulurkan tangannya, membantu Alois berdiri.

“S-sedang apa kau di sini!?” tanya Alois setengah membentak. Ia agak kesal karena Diana tiba-tiba muncul seperti itu.

Yang ditanya hanya merengut. “Memangnya kenapa? Nggak suka, ya?”

“Bu…bukan begitu!” Alois tersadar dan buru-buru membujuk Diana. “Jangan marah dong, aku kan Cuma bercanda…”

Senyum terbit di wajah Diana. “Iya, iya, aku juga Cuma bercanda, kok! Ternyata kamu percaya aku marah…” ujar Diana sembari menahan tawa, melihat Alois yang hampir meledak karena dipermainkan.

“Ah, tumben kamu datang… ada apa, sih?” tanya Alois tidak sabar. Ini memang pertama kalinya Diana datang berkunjung ke manor house Trancy.

“Yah—masa’ kamu terus yang berkunjung, sekali-kali boleh kan aku yang datang? Aku nggak akan mengganggu deh,” terang Diana, mengingat hari ini bukan hari libur.

Dengan berat hati, Alois pun mengizinkan Diana untuk bermain-main di manor house-nya. Lagipula, Diana bersikeras tidak mau pulang. Gadis itu terus menanti-nanti kejadian menarik di manor house Trancy.

-

Diana sedang mencoba berbincang dengan Hannah ketika Alois memanggilnya. Setelah melempar senyum pada pelayan berkulit gelap itu, Diana menghampiri tunangannya dengan riang.

“Ada apa? Aku sedang ngobrol dengan Hannah.”

Alois melirik Hannah dengan sinis. “Oh… Tapi sekarang kau harus ikut aku, Diana.”

“Oke…” timpal Diana heran. Ia mengikuti Alois ke ruang kerjanya, sambil menduga-duga ada apa dengan ekspresi wajah Alois yang keras siang ini. Sebenarnya, ia sudah curiga karena sejak ia muncul, Alois terlihat aneh.

Di ruang kerja, Alois berdiri membelakangi Diana. Cowok itu menatap ke luar jendela. Matahari masih berada di puncak, namun sudah agak condong ke barat. Mata Alois menyipit, ia memikirkan banyak hal. Diana sudah tidak sabar lagi menunggu Alois yang terus-menerus bersikap aneh.

“Ada apa, Alo-chan?”

“Diana, apa kau suka dibohongi?” tanya Alois tanpa menoleh. Suaranya terdengar berat dan atmosfer di sekitarnya terlihat gelap.

Alois no KoiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang