Biang Kerok

0 3 0
                                    

Sesampainya di ruang BP,Resha langsung diberi wejangan panjang lebar bak Resha akan kawin.

Resha paling tidak suka dengan bagian ia dipanggil guru seperti ini,hanya membuang waktu dan tenaga! Seorang Resha tak akan pernah mendengarkan nasihat guru-guru,Resha hanya menganggap semua itu seperti angin badai yang numpang lewat ditelinganya,dan yang dilakukannya hanyalah bersidekap dengan mulut yang sibuk mengunyah permen karet mint yang selalu siap tersedia di kantong baju seragamnya.

Seperti saat ini,ia malah memasang headshet saat diberi nasihat oleh Pak Kumis bukannya mendengarkan baik baik,dasar Resha minta dijitak atau digiling ini bocah satu!

"Aresha Raven Arabella,apakah kamu tidak lelah selalu dipanggil ataupun mendapat hukuman dari guru BP seperti ini?" tanya Pak Kumis sambil membuka buku yang terisi oleh daftar anak anak bandel.

Yang ditanya tak menjawab,malah mengangguk-anggukan kepalanya asik dengan lagu yang Resha dengar,kemudian Pak Kumis angkat bicara lagi setelah geleng-geleng tak percaya dengan catatan bandel murid perempuan satu ini.

"Ya ampun Resha,kamu kok bandel sekali ya? Padahal baru masuk sma saja catatan kebandelanmu ini sudah mencapai 20,Pak Kumis yang punya anak cewe aja gak sampai kaya kamu kelakuannya,anak cewe kok 11 12 sama cowo"

Tak ada jawaban dari si pendengar,siapa bilang Resha pernah mendengerkan yang seperti itu? Seketika Pak Kumis mengalihkan pandangannya dari buku ke murid kesayangannya itu, dan tiba-tiba....

BRRAAKKKK!!!

Resha kaget bukan main bahkan permen karet yang sedari tadi ia kunyah saja sampai menculat keluar dan berakhir kandas di meja Pak Kumis saat mendengar gebrakan dari beberapa buku yang dilempar oleh Pak Kumis.

Muka Pak Kumis merah padam hampir menyamai cabai yang masih segar dipetik langsung dari pucuknya,napasnya tak teratur menahan kemarahan akibat ulah anak muridnya itu.

Resha melepas headshet yang sedari tadi terpasang ditelinganya "Stttt... Pak Kumis,calmdown Pak,inget istri dirumah,istighfar banyak banyak... Astaghfirullah,Astaghfirullah,Astaghfirullah"

Pak Kumis menuruti saja yang diucapkan oleh Resha,namun beliau cepat menyadari kelakuan bodohnya itu "Loh kenapa kamu jadi menyuruh-nyuruh saya?! Dasar kurang ngajar kamu ya?!"

"Kan saya memberi masukan biar amarah Pak Kumis itu reda,saya bukan guru seperti Pak Kumis yang isinya cuma nyuruh-nyuruh" ucap Resha dengan entengnya,dalam keadaan seperti ini bahkan Resha masih tenang?! Jempol lima untuk Resha.

"Apa kamu bilang?! Menyuruh-nyuruh?! Saya itu dari tadi memberi kamu nasihat ehhh malah kamu pake headshet dan bersikap acuh,bagaimana saya tidak marah ?"

"Dari pada suara Pak Kumis dibuang seperti ini lebih baik dipake buat ceramah di masjid,lumayan tuh dapet snack" jawab Resha dengan cuek.

"Sudah,sudah,daripada saya harus jantungan kalo deketan sama kamu,lebih baik kamu diberi sanksi. Bantuin Pak Ujang tuh,saya beri sanksi kamu membersihkan kamar mandi wanita"

"Ish!!! Sialan dasar,apa gak ada yang lebih elegan lagi pak?" umpat Resha,namun seketika ide jail binti cemerlang melesat di otak cantiknya,Resha pun meng-iyakan perintah Pak Kumis.

***

Bukannya menjalankan perintah dari Pak Kumis,Resha malah nangkring cantik di belakang kantin Bu Iis.

Persetan dengan perintah Pak Kumis,lebih baik ia memberi makan naga naga perutnya yg sudah demonstrasi.

Memang bagian belakang kantin Bu Iis sering digunakan untuk nangkring anak anak bandel yang rata rata laki laki semua,seperti nya hanya populasi wanita sedikit yang seperti Resha.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Moment Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang