Tentang Jeni ..

9.1K 299 6
                                    

Happy Reading ..



Getaran handphone di saku celana, menyadarkannya. Naya membuka mata dan merasakan pusing yang sangat hebat. Lalu mengambilnya dari saku celana dan menatap layar handphone nya yang menunjukkan." ibu calling .."

Ia belum siap berbicara dengan ibu, lalu memasukkan lagi handphone-nya ke dalam saku tanpa menjawab panggilan sang ibu. Memeriksa keadaan dirinya, ia masih mengenakan kemeja coklat dengan logo supermarket tempatnya bekerja di bagian dada sebelah kiri. Ia tersentak, melihat sekelilingnya ada bunga teratai putih di tengah danau, lampu lampu taman yang berwarna kuning, dan bulan separuh yang berada diatas sana. Ia pun tersadar baru saja melakukan kebodohan lagi, menangisi Dimas hingga ketiduran di taman.

***

Dimas melangkahkan kakinya di sepanjang restoran dan cafe di lantai dasar SQD tower. Ia memilih duduk di depan Rockin Cafe, ia dan teman-temannya--Angga dan Fadil, lebih suka menyebutnya dengan RC. Setelah memesan satu gelas espresso, ia mengeluarkan bungkus rokok dan mengambil satu batang rokok lalu menyundutnya, ia hisap lalu ia kepulkan asapnya ke udara. Kegiatan yang sudah lama ia tinggalkan.

Sejak berpacaran dengan Jeni ia memang sudah mulai meninggalkan kebiasaannya yang tidak sehat itu. Jeni melarangnya. Jeni memang hebat, ia sangat menurut dengan apa yang dikatakan Jeni. Jeni melarang ini melarang itu, Jeni tidak suka Dimas begini, tidak suka Dimas begitu. Ia berusaha menyesuaikan dengan semua aturan Jeni. Beberapa teman kantor seringkali mengejeknya. Kata mereka, ia adalah titisan suami suami takut istri. Dimas tidak peduli. ia hanya berusaha menghargai apa pendapat pasangannya, bukannya takut dengan Jeni, ia hanya tidak kuasa menolak apa yang dikatakan Jeni, ia hanya tidak ingin Jeni kecewa. Dan memang ia memuja Jeni hingga setinggi itu.

Pikirannya kembali melayang. Jatuh pada Naya, iya kejadian tadi sore membuatnya malas untuk pulang ke kosan. Dan membawanya duduk disini. Entah apa yang ada dipikiran Naya sekarang, sampai dia meminta Dimas menikahi-nya. Naya gila. Bagaimana dengan Jeni, Dimas pernah berjanji pada Jeni ia akan menunggunya kembali, kalau memang ia tidak bahagia dengan Aldo. Dimas tidak akan menikahi Naya, ia hanya mencintai Jeni, hanya Jeni.

Jarak Jakarta Selatan - Depok rasanya sangat jauh saat ini. Dimas tidak sanggup mengendarai motor dengan pikiran kalut seperti sekarang. Hingga ia memutuskan untuk menginap di kosan Angga yang berada di perkampungan belakang SQD Tower.

* * *

" tok tok tok. Ga .. Angga."

Sesosok laki-laki dewasa masa kini dengan kaos polo putih dipadukan jeans hitam keluar dari pintu yang diketuk. Sambil menenteng sepatu kets nya duduk menuju kursi yang tersedia di depan kosannya.

"Rapi bener. mau kemana lo ?" Tanya Dimas seraya menatap temannya itu dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Biasa .., Adel katanya kangen sama gue." Jawab Angga sambil mengikat tali sepatunya.

"..."

"Lo ngapain ? Tadi buru buru keluar kantor, tapi sekarang lo masih berkeliaran di daerah sini. "Tanya Angga.

"Gw mau nginep .. " Jawabnya sambil langsung masuk ke kamar kosan Angga tanpa menunggu Angga mengizinkan.

Dimas selalu merasa nyaman disini. Kos Kosan Angga terdiri atas bangunan dua lantai. Sebelah kanan Kos Wanita, sebelah kiri Kos Pria dan ditengah terdapat rumah sang pemilik Kos yg ada di lt satu dan juga tangga menuju lantai dua menuju ruang tengah khusus untuk menerima tamu yang menyatu dengan balkon sekaligus memisahkan antara Kamar Pria dan Kamar Wanita .

Kamar kos Angga ada di lantai dua. Disini adalah basecamp mereka--Dimas, Angga dan Fadil. Mereka seringkali menghabiskan waktu disini, main ps sampai pagi di akhir pekan atau sekedar main gitar, dan mengobrol untuk melepas penat sepulang dari kantor. Selain itu yang menjadi daya tarik Dimas dan Fadil, oh maaf ralat, bukan Dimas tetapi hanya fadil. Yang membuat Fadil sangat senang datang kesini karena fadil naksir dengan salah satu penghuni Kos wanita disini. Rena namanya. Entah sudah sampai mana tahap pendekatan fadil kepada Rena, karena sudah lama juga fadil tidak pernah meminta saran Dimas dan angga tentang bagaimana cara mendekati Rena.

Setelah mandi dan berganti pakaian yang ia ambil dari lemari Angga, ia memutuskan untuk tidur. Namun suara ketokan pintu membuatnya mengurungkan niatnya untuk tidur. Ia meraih gagang pintu dan ..

"Cklek .."

"Woii broohh .. Galau broohh ...hahaha." Fadil langsung masuk ke dalam kamar sambil tertawa keras. Entah kenapa dalam satu hari ini ia sudah dua kali aku mendengar kata tersebut keluar dari mulut Fadil. Apa ia terlihat segalau itu ?

"Kata siapa gue galau hah ? "Dimas menoyor kepala Fadil yang menurutnya memang sudah mulai konslet.

"Heh Dim, Gua tuh temen lu, kenal lu bukan sebulan dua bulan, tapi 3 tahun. Dan elu ga mau cerita kenapa elu galau ? "Ucap fadil dengan tatapan mengintimidasi.

"Udah gua bilang gua gak galau!!" Dimas meraih bantal dan ambil posisi tidur dan langsung memejamkan mata. Menghindari Fadil yang memang sudah mencium kegalauannya saat ini.

"Eh jangan tidur dulu, Dim tukeran dong Dim?" Fadil mengguncang tubuh dimas yang sekarang posisinya membelakangi Fadil.

"Tukeran apaan ? " Jawab Dimas malas.

"Gue mau berangkat gathering bareng Sinta, tapi jadwal gue beda kloter Dim sam do'i. Gue kloter pertama sedangkan dia kedua. Nah lo kan kedua, tukeran sama gue yah dim please dim." Fadil memohon dengan memasang wajah semelas mungkin, padahal Dimas juga tak berniat menoleh ke arahnya.

"Terus gue gak bareng Jeni dong, kalo tukeran sama lo??"

"i-iya." Jawab fadil lirih, ia tahu kemungkinan nya kecil Dimas mau menukar jadwal keberangkatan gathering dengan nya. "Gimana Dim ? gue udah lama ngincer si Sinta anak Marketing, gathering ini adalah moment Dim moment."

"Gak tau, liat aja nanti."

"Menurut gue sih udahlah lo jangan berharap sama Jeni lagi. Lo jadi cowok jangan cemen dong, tunjukkin sama Jeni kalo lo tuh udah move on. Gak usah satu kloter bareng Jeni yah, lo tukeran aja yah sama gue yah."

"..."

"Yaudah pikirin dulu baik-baik Dim, gue ke kosan Rena dulu yah."


* * *



TBC

Terima kasih sudah menyempatkan membaca cerita ini ..

TERPAKSA CINTA ✔PINDAH KE INNOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang