"Kamu mau aku jemput jam berapa?" Tanya Raihan pada Qira. Qira yang sedang tidak dalam mood yang baik hanya membalas seadanya, "gak usah jemput aku."
Raihan berdecak pelan, "kamu kenapa sih? PMS? Mau aku beliin kiranti?"
Qira menoleh kesal, "kenapa sih kalo aku lagi ngambek dikaitinnya sama PMS?"
"Ya terus kamu kenapa?" Tanya Raihan dengan sabar.
"Aku gak apa-apa. Udah ya, aku masuk kelas dulu." Ucap Qira sambil membuka pintu mobil Raihan dan keluar dari sana tanpa menoleh lagi ke Raihan.
Raihan yang sudah menahan emosi sejak tadi pun harus lebih menahannya lagi karena jika Qira emosi dan jika dia terbawa maka suasananya akan semakin runyam. Raihan keluar dari mobil dan menghampiri Qira yang sudah berjalan jauh dari parkiran.
Raihan meraih tangan Qira lalu menariknya pelan. Qira berdecak kesal lalu membalikkan badannya, "apa?"
"Aku jemput jam 4, temenin aku nyari buku untuk referensi skripsi, oke?" Qira tau dirinya sangat kekanak-kanakan kalau menolak ajakan Raihan hanya karena dia lupa bahwa hari ini adalah hari jadinya mereka yang kedua. Dengan lemah Qira menganggukkan kepalanya yang dibalas dengan senyum ramah Raihan.
"Aku pergi ya." Ucapnya sambil mengusap kepala Qira lembut. Qira mengangguk pelan.
Dia beneran lupa ternyata.
Qira tertawa dalam hati. Ya mana mungkin seorang Raihan Muhammad Syahdan akan mengingat hal kecil seperti itu? Yang ada di pikirannya hanya pasal-pasal, undang-undang, organisasi, hukum, dan segala macam tetek bengeknya.
Dan tau tidak? Semua hal tentang lelakinya itu membuatnya lupa bahwa hari ini adalah hari pertama kuliah dimulai. Dia harus mencari teman baru lagi, bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan hal itu adalah hal yang sangat amat Qira tidak suka.
Teman-teman yang dulu bersamanya saat masa OSPEK jurusannya tidak ada yang sama dengannya dan itu menyebabkan dia harus berkenalan dengan orang baru lagi. Menyebalkan tapi harus tetap dijalani.
Kelas dimulai jam 8 dan sekarang jam sudah menunjukkan jam 8 kurang 10. Qira segera menuju gedung Fakultas ilmu Pendidikan dan menuju lantai 3. Kesan pertama yang ia rasakan adalah ramai, tapi dia merasa sepi.
®®®
Hari pertama kuliah, hari pertama masuk kelas, hari pertama bertemu orang-orang baru. Orang-orang yang akan menemaninya menghabiskan 4 tahun paling menyulitkan dalam hidupnya.
Kuliah memang sulit, bukan?
Qira hanya terdiam sambil sesekali memeriksa ponselnya yang sepi. Dosen didepannya menjelaskan mata kuliah umum yang menurutnya tidak perlu didengarkan secara terperinci karena ujung-ujungnya ujiannya pun menggunakan logika.
Ditengah-tengah dosen sedang menjelaskan, pintu kelas terbuka dan seorang mahasiswi baru muncul. Tanpa ba-bi-bu dia duduk disamping Qira. Qira menoleh sebentar sebelum akhirnya kembali memalingkan kepalanya kedepan.
"Hai." Ucap seseorang itu.
Qira tersenyum, "halo. Anak baru juga?"
Pertanyaan bodoh, batinnya.
"Iya, lo juga kan? Gue Tiwi." Ucapnya sembari mengulurkan tangan yang dibalas dengan uluran tangannya juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Ngantuk [On Hold]
JugendliteraturPernah tidak kamu menyukai seseorang tapi tidak bisa mengungkapkannya karena tidak memiliki keberanian? Dan tanpa aba-aba sosok itu datang menghampiri menjadikanmu seperti rumah, tapi ternyata kamu hanyalah pelabuhan tempat dia singgah sebelum sampa...