Prolog

3.6K 168 25
                                    

Senjata kaum muslimin yang paling ampuh adalah doa

🍃🍃🍃

Gadis itu berjalan menyusuri jalanan Surabaya. Langkah demi langkah dia nikmati dengan pemandangan jalanan kota yang cukup panas. Sesekali dia mengibaskan tangannya. Kemudian mengusap keningnya yang penuh dengan peluh yang menempel.

"Huft!" kata itu terlontar dari mulutnya tertutup oleh kain hitam. Letak rumahnya tidak jauh dari tempat ia menimba ilmu setiap harinya. Mungkin hanya sekitar 3km. Mungkin!

Dengan menggunakan Jilbab yang panjang menutupi badannya. Dipadu dengan kerudung yang menutupi dadanya. Dilengkapi dengan cadar tali untuk menutupi wajah cantiknya itu. Sesekali dia berjalan sambil muroja'ah hafalannya. Itulah mengapa dia sangat menikmati perjalanannya.

Maryam Eiliya. Terlahir dari keluarga yang agamis. Ayahnya hanya seorang tukang ojek online. Ibunya seorang ibu rumah tangga.

Maryam memakai cadar tentu dengan proses yang cukup lama. Tidak instan. Keputusannya bercadar tentu di dukung oleh keluarga. Hijrah Maryam pun tidak berjalan mulus.

Maryam bukan anak lulusan pesantren. Tapi ibu dan ayahnya membuat Maryam tidak kekurangan pendidikan agama. Bahkan pesan-pesan ayah nya Maryam masih mengingatnya.

"Ayah memberimu nama Maryam. Supaya kamu bisa menjadi seperti Maryam. Maryam sangat menjaga dirinya dari pria. Bahkan ketika malaikat jibril menjelma menjadi seorang pemuda tampan pun dihiraukan oleh Maryam. "

"Ketika kamu di jauhi dan di hujat  oleh orang-orang hanya karena kamu bercadar. Kamu jangan menangis dihadapan mereka. Menangislah didalam Sujud panjangmu. Doakan mereka agar mereka segera mendapat hidayah. Sesungguhnya senjata kaum muslimin yang paling ampuh adalah doa. "

Maryam terus berjalan. Muroja'ah hapalannya sudah sampai setengah surat. Hari ini Surabaya sangat panas. Rasanya matahari seperti tepat berada diatas kepala Maryam. Maryam terlonjak kaget ketika ada sepeda motor yang hampir menyerempetnya.

"Astagfirullah!" pekik Maryam.

Sepeda itu seketika berhenti didepan Maryam. Tampak seorang laki-laki memakai jaket berwarna hitam. Kemudian helm yang berwarna hitam pula.

Pemuda itu membuka helm-nya sambil megibaskan rambutnya kekiri dan kekanan. Membuat pria itu terlihat cool. Maryam membuang pandanganya. Mungkin banyak gadis di kampusnya terpesona oleh pemuda itu. Tapi Maryam tidak. Pemuda itu turun dari motornya lalu berjalan mendekati Maryam. Seketika Maryam mundur langkah demi langkah.

"Makanya kalau jalan itu minggir. Jalan pakek mata. Jangan pakai dengkul. " ketus pemuda itu.

"Jalan itu pakai kaki." ucap Maryam.

Maryam menunduk dalam. Dia tidak berani menatap mata pemuda manapun. Pemuda itu semakin naik pitam karena mendengar jawaban dari Maryam. Pemuda itu menatap Maryam dengan tajam. Pemuda itu juga menilai pakaian Maryam dari bawah hingga atas.

Sehelai Kain HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang