CHAPTER 3

14 1 0
                                    


Suara berlari seseorang telah membangunkan Haruna dan teman sekamarnya dari alam mimpi. "Haruna! Maggie! Cere! Cepatlah berkumpul di ruang bersantai sekarang! Jangan lupa bawa Hp kalian!" Teriak Theo dari balik pintu kamar mereka. "Masih pagi juga sudah ribut." Dengan magernya Cere bangkit dari tempat tidur tidak lupa juga ia membawa Hpnya seperti yang diperintahkan Theo. Cere keluar dari kamar di susul oleh langkah Haruna dan Maggie.

Sesampainya di ruang bersantai, Lucia, Raven, Theo, Sento, Bastion, Cylen, Sean dan pak Han telah berkumpul.

"Ada keributan apa?" Tanya Maggie.

Mereka semua terdiam sejenak dan kemudian Sean angkat bicara. "Apa kamu tidak mengecek notifikasi Hp mu? Coba lihat." Mendengar ucapan Sean, mereka bertiga pun kompak mengecek notifikasinya dan benar saja di Hp mereka terdapat notifikasi penginstall-an aplikasi dan sebuah undangan grup dari aplikasi tersebut.

"Aplikasi apa ini? Siapa yang mengutak-ngatik Hp ku semalam?" Hening, bahkan Haruna dan Maggie masih keheranan dengan aplikasi yang tiba-tiba terpasang di Hp mereka. "Bu-bukan Cuma kamu kok Cere, ka-kami pun mendapatkan kejadian yang sama." Ucap Lucia. "Co-coba kamu join ke grupnya." Sambungnya.

Haruna meng'iya'kan undangan grup dari aplikasi tersebut dan hasilnya sebuah chat dari seseorang yang bernama 'Unknown' muncul di dalam grup tersebut.

Unknown : "Selamat datang para penghuni kelas X-2 aku sudah mempersiapkan beberapa permainan untuk mengisi liburan kalian"

"Grup macam apa ini?" Ucap Raven kemudian ia menutup aplikasi tersebut dan berusaha menghapusnya tetapi nihil, aplikasi tersebut tidak bisa terhapus. Kemudian Cylen menjawab pertanyaan Raven "Mungkin saja aplikasi ini sebuah virus, coba aku periksa." Cylen berjalan menuju kamarnya dan mengambil sebuah laptop dari dalam ranselnya, kemudian ia mencoba memeriksa aplikasi tersebut dari dalam laptop dan benar saja aplikasi chat tersebut merupakan sebuah virus tetapi ia tidak bisa membersihkan dan menghapusnya.

Kemudian chat dari Unknown pun kembali muncul.

Unknown : "Sekeras apapun usaha kalian, kalian tidak akan bisa menghapus aplikasi ini hahaha."

Pak Han dan Sean pun geram melihat chat dari unknown dan membalas pesannya.

Han : "Apa tujuan mu membuat grup chat ini?"

Unknown : "Sederhana saja aku ingin kalian menikmati liburan selama seminggu dengan antimainstream."

Sean : "Kalau begitu permainan apa yang akan kau berikan kepada kami?"

Setelah Sean mengirim pesan, Unknown tidak membalas pesannya secepat tadi. "A-aku ingin ke toilet sebentar." Ucapan Lucia berhasil memecah keheningan sesaat, kemudian Lucia pun meninggalkan pertemuan tersebut untuk sementara.

"Aku yakin ini hanyalah sebuah lelucon atau semacamnya." Ucap Theo sambil menunggu balasan dari Unknown. " Tapi, untuk sebuah lelucon ini sungguh tidak lucu." Sambung Bastion.

Beberapa menit berlalu belum ada balasan dari Unknown dan Lucia pun belum kembali dari toilet. Perasaan mereka semakin tidak enak saat mendengar teriakan Lucia dari lantai atas.

"KYAAA."

"LUCIA!" Teriak pak Han dan segera berlari menuju lantai 2 di susul para murid. Setibanya mereka disana semua sudah terlambat. Lucia telah menghilang bersaamaan dengan jendela balkon yang terbuka lebar.

Kaki Maggie tiba-tiba merasa lemas dan tidak sanggup lagi berdiri. "Mustahil Lucia menghilang, mustahil dia berhasil melumpuhkan Lucia." Mengingat Lucia merupakan mantan juara 1 Taekwondo sangat mustahil bisa menculiknya begitu saja. Sean memasuki kamar mandi tempat Lucia menghilang dan menemukan sebuah kain berbau bahan kimia kemudian ia mengambil kain tersebut menggunakan plastik.

Reach Out MessengerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang