Jihyun POV
Hati gua sakit, pak Choi meninggal karena serangan jantung di ruangannya.
Ya gua emang bukan tuhan, gua gabisa nyembuhin penyakit Jantung koroner yang udah parah. Dan dengan pak Choi yang bisa bertahan lebih lama dari yang diperkirakan aja udah bahagia buat gua.
Tapi tetap aja rencana tuhan ga ada yang tau, dan bisa aja gua yang sehat ini ga ada besok atau bahkan nanti.
"Udah sayang, ini bukan salah kamu. Udah takdirnya pak Choi untuk pergi sekarang" mas jihoon meluk gua.
"Ini udah tahun 2025 mas, harusnya dia bisa tertolong kan" gua nangis. Pak Choi adalah orang yang sangat baik.
"Kamu tau kata pepatah kan ? Orang akan memetik bunga yang terbaik dulu. Sama aja seperti tuhan yang pastinya akan mengambil orang-orang yang terbaik. Dan pak Choi udah tenang disana, ini bukan salah kamu"
Mas jihoon ngelus rambut gua dan sesekali mencium kening gua. Jiwon udah dibawa sama mamih pulang kerumah, karena ga baik juga dia lama-lama di rumah sakit.
"Dokter Jihyun, ada surat untuk anda dari Pak Choi" gua mengambil surat itu dari tangan pak Oh, sekretarisnya pak Choi. Dan kalian tau apa yang paling sedih menurut gua ? Pak Choi sama sekali gapunya penerus untuk perusahaannya.
Gua buka surat itu, dan gua baca dengan seksama.
"Jihyun terima kasih sudah membantu saya untuk bertahan hidup. Mungkin ketika kamu membaca ini aaya sudah tidak bernafas lagi." Gua hampir nangis baca awalan surat ini
"Kamu memang yang terbaik, saya berterima kasih juga kepada suami kamu Jihoon yang sudah mau bekerja sama dengan perusahaan saya. Dan saya akan memberikan seluruh perusahaan saya untuk Jiwon anak kalian"
Gua dan mas Jihoon kaget bukan main, dia akan memberikan perusahaan sebesar Choi Apparel buat anak gua yang masih bocil dan ngomongnya nyablak itu ?
"Tapi itu saat umur dia sudah cukup dewasa hahaha. Jadi Jihoon kamu saja yang mengurusnya sampai Jiwon mampu mengambil seluruh perusahaan Choi appparel. Hanya itu saja yang bisa saya berikan ke kalian. Terima kasih banyak untuk kalian"
Gua nangis, lagi. Pak Choi udah gua anggep sebagai kakek gua sendiri. Dan entah kenapa nasibnya begitu malang ?
"Pak Choi ingin beristirahat di sebelah makam istri, anak, menantu beserta cucunya" kata pak Oh. Gua cuma bisa mengangguk lemas.
"Pak Jihoon, dokter Jihyun saya permisi" kata pak Oh dan setelah berbalik badan dia nangis. Cih sok tegar bapaknya.
"Udah yah. Sekarang kita jengukin anaknya Jinyoung aja" kata mas Jihoon akhirnya. Gua ngangguk
______
Gua masuk ke ruangannya siyeon. Disitu udah ada kak ujin, guanlin, daehwi
"Wedew, ada bu dokter" goda guanlin ke gua.
"Apaan sih lin, eh kirain gua anaklo cewe" kata gua ke siyeon akhirnya.
"Anak gua berbatang. Gua tebak kalo anak gua cewe mau lu jodohin sama Jiwon kan ? Ogah gua besanan sama lu" dan kita semua ketawa.
Ya inilah kehidupan. Setiap harinya pasti bakal ada kesedihan dan setelahnya pasti bakal ada kebahagiaan. Atau malah sebaliknya
Jadi kalo kata gua.
"Bahagialah seperlunya, dan bersedihlah seperlunya. Karena yang berlebihan itu gak akan pernah baik"
-Jihyun, 2027TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[02] Husband ; Park Jihoon✔
Short Storysequel dari Balikan ; Park Jihoon "SAYANG ? KALO LO SAYANG SAMA GUE, KENAPA LO SAMA SI JALANG INI ?" "BRENGSEK LO PARK JIHOON" Kalo bingung, baca aja dulu 'Balikan ; park jihoon' First ranking : 「#735 in ss」 Highest ranking : 「#76 in ss」 「#70 in ss」...