03

20 3 2
                                    

08******* : Kak :(

Setelah pesan itu terkirim, Fernando menutup aplikasi chatnya. Seperti biasa, ia malas meladeni hal mainstream tersebut.
Ia lebih memilih menonton deretan film-film di laptopnya, memang ga modal, hehe.
Simple saja, ia tidak memiliki teman nonton di bioskop. Rernando? Ia selalu pergi dengan pacar-pacarnya. Pernah sesekali ia mengajak Fernando, tetapi malah jadi bromance, kan geli juga melihat mereka berpelukan karena sama-sama takut nonton film horror.
Mereka berdua sama. Sama-sama penakut, suka nonton film genre comedy, dan suka es krim.
Tetapi perbedaannya juga signifikan. Fernando mahir di akademis, sedangkan Rernando tidak. Rernando atletis, Fernando biasa saja. Rernando playboy, Fernando anti cewek, dan masih banyak lagi sifat mereka yang bertolak belakang.

.

.

Rernando POV

Sudah 1 jam aku memegangi kepalaku, rasa pusing yang kurasakan tak kunjung membaik, bahkan terasa lebih parah seiring berjalannya waktu. Suara bising yang dibuat oleh Fernando membuat kepalaku terasa lebih pening.

"Woy bisa diem gak sih? "

Aku melirik kearahnya, dia sedang asik berjoget dan menyetel musik dengan volume yang sangat keras.

"Gak bisa diem tuh, gimana dong?"
Jawabnya disertai kekehan yang menyebalkan.

"Jangan bikin tambah pusing deh, mending lo diem, duduk manis disini sama gue."

"Ogah ah, nanti gue ketularan. Bye! "

Fernando berlalu begitu saja beserta ponsel yang berada dalam genggamannya, dengan musik yang terus menyala.

"Punya abang satu bikin sakit mental!"
Teriakku kearahnya.

Dia berhenti sejenak membalikkan badannya, mematikan musiknya, dan berkata...

"Aamiin."

.

.

.

Fernando POV

Hari minggu yang menyenangkan.

"Okey..  Jadi hari ini gue mau.."

Fernando membuat jadwal kegiatan yang akan dilakukan untuk hari ini, diantaranya adalah menonton Doraemon, bersih-bersih, sampai pergi ke Indomar*t pun masuk ke jadwal 'sok sibuk'nya. Ada-ada saja.

"Jadi yang pertama... Bangunin si kebo-- Rer."
Ia menutup jadwalnya dan mulai berjalan menuju kamar adiknya, sesampainya di depan pintu, ia samar-samar mendengar seseorang yang sedang menangis sesegukan.
Perlahan ia mulai membuka pintun tersebut, didapatinya Rer sedang menangis dengan posisi tengkurap diatas kasur, dan tangan kanannya memegang tisu, serta tangan kirinya memegang ujung laptop. Pakaian yang Rernando kenakan saat ini adalah daster batik berwarna coklat milik mamanya. Eh, wait... Daster???

Fernando tertawa terbahak-bahak, melihat penampilan adiknya yang aneh dan menggelikan, orang yang sedang ditertawakan tetap fokus melihat sesuatu yang membuatnya menangis. Ia bahkan tak peduli dengan Fernando.
Karena merasa terabaikan, Fernando mendekat, ia merasa situasi ini sangat aneh dan tak biasa. Ternyata adiknya sedari tadi sedang menonton drama korea di laptop mamanya.

"Rernando bego!"

Tidak ada sahutan.

"Woy lo ngapain sih! "
Ucap Fernando

"Aku?" jawabnya

"Sejak kapan lo jadi aku-kamuan, emangnya kita pacaran?"

"Ada apa? " katanya.

"Lo ngapain nonton drama sampe nangis begitu, sakit lo ya. Udah gitu pake laptop mama lagi."

"Emangnya kenapa? Kakak sendiri ngapain disini?"

Merasa ganjil dengan jawaban adiknya, Fernando pun menempelkan tangan kanannya pada kening Rernando. Tetapi ia tak menemukan keanehan apapun.

"Jangan pegang-pegang!"
Rernando menepis tangan Fernando dengan gerakan yang terhitung cepat.

"Gak panas kok." Kata Fernando

"Siapa juga yang sakit"

"Jangan-jangan...
Lo...
Sakit mental??"

.

.

.

Sifat Rernando sangat aneh, Aku sedang menebak-nebak beberapa kemungkinan yang terjadi. "Dia kenapa ya.. Masa sakit mental? Gara-gara apa coba?
Apa itu prank? Oiya... Bener... Itu pasti prank, sekarang kan jaman-jamannya begituan ya.
Tapi masa harus banget ya pake daster mama?
Bikin geli banget prank nya ya (?)
Terus kata-katanya juga lembut lagi, kaya cewe.
Eh? Cewe?
Apa.. dia... kesurupan kuntilanak??"
Sedari tadi aku hanya mengoceh sendiri, melakukan kegiatan yang semestinya kulakukan pada hari ini, tetapi pikiranku masih tidak fokus dengan kegiatanku. Memikirkan keadaan Rernando yang memprihatinkan menurutku. Aku menaruh asal bak yang telah kosong, pergi ke kamarku. Mengambil benda favoritku, dan mulai mengetikkan sebuah pesan yang akan ku kirimkan pada grup khusus teman dekatku.

Fernando Galang R Guys help me pls :(((

Arthur Febriansyah : Apaan?

Alvinnn : Ada apa sayangku?

Fernando Galang R: Adek gue aneh bgt sial :(

Darren_Dare : Aneh knp?

Fernando Galang R : Sifatnya kaya cewe anjg :(

Alvinnn : Cewe anjg? Wkwk

Arthur Ferbriansyah : Dia berubah jadi lekong apa gmn?

Darren_Dare : Kesurupan noni Belanda kali

Fernando Galang R : Di rumah gue kagak ada noni, palingan juga kunti.

Arthur Febriansyah : Kayak cewe gimana?

Fernando Galang R : Dia pake daster mama gue, terus nonton drama korea sampe nangis. Abis itu ngomong sama gue pake aku-kamuan.

Alvinnn : Kayanya beneran kesurupan :(

Darren_Dare : Kok gue ngeri ya

Arthur Febriansyah : Palingan cuma prank Fer.

RerGaRevano : Maaf ini grup apa ya?

Fernando bego.
Aku merutuki diriku sendiri karena perbuatan yang kulakukan.
Menghela nafas beberapa kali, menenangkan pikiran ku sejenak.
Aku menepuk tengkukku perlahan, dan kembali mengetikkan sesuatu.

Fernando Galang R : Rer lo dimana?

RerGaRevano : Aku?

Fernando Galang R : Iya

RerGaRevano : Aku daritadi di kamar kok.

Fernando Galang R : Gue nanya lagi, sebenernya Rernando ada dimana?

RerGaRevano : Rernando lagi tidur, sekarang gantian aku yang bangun.

Deg. Ini memang aneh, Fernando tahu betul sifat Rernando. Ia tidak pernah bercanda seperti ini. Ia kembali mengetikkan pesan pribadi tersebut.

Fernando Galang R : Jadi, lo itu siapa?

.

.

.
TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CATACLYSMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang