Prolog

25 2 3
                                    

"Mamaaa liat kaos kaki Fer nggak?? " teriak cowok berambut ikal tersebut dengan keras hingga terdengar oleh mamanya yang sedang berada di dapur.

"Ada di dalem laci sebelah kanan yg kedua dari bawahh" jawab wanita paruh baya itu dengan keras pula

"Gak ketemu ih maa"

Wanita itu berjalan tergopoh-gopoh sambil membawa spatulanya kedalam kamar putranya.

"Makanya cari yang bener, udah minggir sono minggir" Nia mendorong pelan putranya untuk menjauh dari laci, "Ini apa nih kalo bukan kaos kaki."

"Hehehee gak ngeliat ma."

Wanita yang bernama Nia itu berdecak sebal, memaklumi sikap putranya yang sangat manja serta (agak) tidak bisa diandalkan. Di sisi lain, ia melihat putra satunya lagi yang masih meringkuk dan tertidur pulas.

"Ya ampunnn si Rer kok belum bangun juga sih. "

"Kebo sih. "

Fernando atau biasa dipanggil Fer itu menggoyang-goyangkan tubuh kembarannya yang masih setia berpelukan dengan pulau busa itu, "Bangun bego hari ini sekolah!
Rer..  Woy!! Ehh tikus belanda! Kalo lo gak bangun dalam hitungan ketiga gue bakal hapus semua folder film lo di laptop gue!!"

"Satu.."

"Dua.."

Belum ada sahutan

"Dua setengah!"

"Ti..."

.

(Krik-krik)

.

"Berisik lo bego! "
Rernando terbangun dari tidur kebo-nya seraya menarik selimutnya dan membuangnya kearah kakaknya.

"Selow ae ngapa njing"

"Selow selow, omongan lo tuh saring!"

"Apasih ribut mulu, ga bosen apa!" sahut Nia dengan malas

"Fer tuh". "Rer tuh"

Jawab mereka bersamaan

"Lo ngikutin gue ya?" Jawab Rernando sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Gue? Ngikutin lo? Ogah bgt la yau"

"Halah bilang aja, lo ngefans kan sama gue. Biasa, orang ganteng mah bebas."

Fernando memutar bola matanya dengan malas, menatap cermin yang dipasang di dinding kamarnya. Melihat pantulannya sendiri dan pantulan kembarannya.

"Ngaca bego, muka kita tuh sama!"

Nia berdecak sebal melihat keduanya. Ia mengambil kembali spatulanya yang semula ia letakkan di atas meja belajar.

"Kalo ributnya udah kelar, buruan mandi!"

"Siap ma" Jawab keduanya kompak
Dan berakhir dengan saling pandang satu sama lain.

"Anjir"

.

Derita orang kembar.

CATACLYSMIC Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang