♡ 4

184 27 0
                                    

Tapi..

Bagian yang paling membuat Bianca sesak adalah pengguna dengan nama Dennis sudah tidak ada. Si Hijau Tua sudah berganti nama maupun penampilan, bahkan beberapa pemain lain juga sudah berganti. Sambil menunggu permainan dimulai lagi, Bianca mengetik pesan disana untuk menanyakan Dennis. Tak ada satupun yang meresponnya apalagi sampai memberi pencerahan kemana 'Dennis' itu. Jelas karena tidak saling mengenal dan menganggap Bianca orang aneh yang sedang bertingkah konyol.

***

Pagi-pagi sekali Bianca sudah bangun, ia harus gesit mengingat hari ini tak akan ada yang mengantarnya. Jadi ia harus berangkat menggunakan bus.

Mendudukkan bokongnya di jok, gadis itu membuka galeri hp. Lucu ya ia masih mengingat si pemain kemarin padahal mana mungkin ia bisa menemukannya.

Disamping Bianca ada seorang anak kecil duduk di pangkuan seorang pria yang Bianca taksir berusia kepala tiga keatas, dengan sedikit uban diantara rambut hitamnya. Anak kecil tersebut membuka hpnya dan terlihat begitu fokus menatap layar.

"Ayah, aku mau main game" ucapnya pelan meminta ijin, sang Ayah mengangguk.

Suara tak asing dari game yang sering Bianca mainkan, itu Among Us. Terdengar jelas dari sampingnya, rupanya anak kecil itu sedang bermain game.

Bianca hendak mengabaikan anak tersebut hingga ia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya, matanya sedikit membesar melihat nama yang tertera pada layar kecil tersebut.

'D-Dennis'

Gadis itu menautkan kedua alisnya.

'Baiklah, ada begitu banyak Dennis di dunia ini.'

Sebentar, warnanya hijau tua??

'Siapapun bisa menggunakan nama Dennis dan bisa memilih warna hijau tua.'

Anak kecil tersebut terlihat sangat sangat fokus hingga siku kecilnya menyenggol Bianca, hal itu membuat pria yang sedang memangkunya tersadar.

"Ini mainnya gimana, nyenggol kakaknya tuh" dari wajahnya, pria tersebut kelihatan tidak enak dengan Bianca. "Minta maaf"

Bianca hanya tersenyum menanggapi ucapan pria tersebut. "Gak apa-apa kok, Om"

Anak kecil tersebut tak menghiraukan teguran ayahnya, masih saja asyik dengan game-nya.

Oh tidak. Selain nama dan warna, kenapa penampilannya pun terlihat seperti Dennis yang bermain dengan Bianca semalam. Hat, skin- ah semuanya terlalu persis.

Hp tersebut diambil pelan oleh si pria sebagai bentuk rasa kesal karena ucapannya tak dihiraukan. Barang itu kini disita. Dimasukkan kedalam saku si pria meski terdengar rengekan kecil dari si anak.

Jadi hp itu—berikut game beserta isinya—milik sang ayah.

Baiklah, Bianca.

Sekarang berhenti berharap yang tidak-tidak.

Seseorang yang bermain game denganmu semalam merupakan seorang pria terlampau dewasa bahkan tua, dengan seorang anak dipangkuannya. Kemungkinan besar mereka sedang menuju rumah dimana ada seorang ibu yang merangkap seorang istri tengah menunggu kedatangan mereka.

'Sial, kenapa bisa aku dipermainkan oleh game sih.'

Bus berhenti, sampai di tujuan.

Bukan hanya Bianca, pria bersama anak kecil itu turun di daerah yang sama.

Menapakkan kaki disana, Bianca membetulkan posisi tasnya. Kedua matanya menangkap sosok kedua orang tak asing dari bus barusan. Ayah dan anak itu melangkah menuju seseorang.

Among Us ♡ mini-work ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang