Prolog

36 11 12
                                    


"Alika bangun nak, sudah jam setengah enam loh, kamu tidak sholat? Lagi datang bulan ya?"
Ucap wanita paruh bayah itu sambil mengetuk ngetuk pintu kamar Alika.

Sepertinya belum juga ada pergerakan dari anaknya itu.

"Alika nak bangun, emang gak sekolah ya, nanti kesiangan loh, terus Bunda lagi yang di salahin" cibir Rena.

Melihat belum ada tanda-tanda pergerakan dari dalam, akhirnya Rena menghela nafas berat melihat tingkah Alika akhir-akhir ini yang banyak berubah, selain sudah mulai lambat bangun, Alika juga sering mengurung diri di kamar dan bahkan sampai sampai tidak turun makan malam bersama keluarganya. Hal itu membuat Rena serta keluarga Alika khawatir padanya.

Kemana Alika anaknya yang dulu? Pikir Rena

Sudah berkali kali Rena membujuk Alika untuk menceritakan kepadanya jika ia mengalami masalah namun Alika selalu menjawab jika ia tidak memiliki masalah apa apa. Jelas Rena tahu jika anaknya itu telah berbohong kepadanya. Namun sekarang ini Rena tidak ingin memaksakan Alika untuk terus terang kepadanya takutnya Alika akan malah tertekan.

Rena akan setia menunggu Alika mau bercerita kepadanya.

Rena menghela nafas berat kembali, belum juga Alika keluar dari kamarnya, Rena selalu sabar menghadapi sifat Alika akhir akhir ini.

"Ali-" ucapan Rena terpotong saat kenop pintu bergerak.

Itu tandanya Alika sudah bangun.

"Maafin Alika Bunda" ucap Alika yang muncul di balik pintu dengan rambut acak-acakan dan mata yang sembab, entahlah apakah ia habis menangis lagi atau karena efek dari bangun tidurnya.

Alika langsung segera memeluk Bundanya.

Melihat tingkah Alika, Rena bertanya tanya, apakah anaknya ini sedang bermimpi? Ada apa dengan Alika.

Rena membalas pelukan Alika "Ada apa sayang? Kamu kenapa?" Tanya Rena yang masih memeluk anaknya itu.

Alika menggeleng.

"Baiklah kalau begitu sekarang kamu ambil air wudhu lalu sholat. Hmm?" Rena melepaskan pelukannya namun di tahan oleh Alika.

"Biarkan begini dulu Bun"

Rena semakin bertanya tanya dengan sikap Alika.
"Alika nanti waktu subuh sudah lewat sayang, kamu mau kena marah lagi sama Abi karena sholatnya udah mulai bolong bolong?"

Alika mendengar nama Abinya ia langsung melepaskan pelukannya. Matanya terlihat sembab, rambutnya acak acakan dan wajah yang di tekuk membuat Rena tertawa melihat penampilan Alika.

Ya wajar sih jika Alika berpenampilan seperti itu saat bangun tidur, namun saat ini ia benar benar kacau.

"Bunda selalu saja ngancam Alika dengan membawa bawa Abi, gak lucu tahu Bun" omel Alika yang mencebikkan mulutnya.

Rena mengusap lembut kedua pipi cubuy Alika "iya iya maafin Bunda ya sayang, ya udah sana cepat ambil air wudhu terus mandi dan cepat turun kebawah, katanya tadi Abi kamu mau nanya sesuatu tuh sama kamu nanti" jelas Rena.

Alika melotot "Abi mau nanya nanya Alika nih ceritanya nanti?"

Rena mengangguk.

Jika sudah bersangkutan sama Abinya Alika sudah tidak bisa apa apa. Alika yakin pasti nanti ia akan di introgasi lagi deh. Apes banget Alika pagi ini.

Alika tahu kenapa Abinya nanti akan tanya tanya Alika, karena beberapa hari ini Alika sadar jika ia sudah membuat banyak kesalahan dengan perubahan dirinya yang drastis. Ya awalnya Alika biasa biasa saja namun baru kemarin ia sadar jika dirinya banyak berubah dan telah membuat keluarganya khawatir apa lagi dengan Bundanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alka-AlikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang