pukul tuju pun tiba adzan kebali berkumadang menandakan waktu solat isak tiba, semua orang bergegas menata kembali alQuran ketempatnya sambil dududk orang2 mendengarkan pujian kepada tuhan allah semesta alam.
setelah solat isak semua orang membubarkan diri pulang kerumah masing.
kulangkahkan kakiku menuju rumahku di setiap langkahnya kulantunkan zikir pada sang kuasa.
deringan alaram berbunyi sepertiga malam telah tiba kulangkahkan kakiku untuk mensucikan diri dan mengambil air wudhu, kugelar sajadahku kujalankan solat malamku doa doa kupanjatkan meminta ketentramaan hati yg tak tenang, alunan alQuran menemani hingga adzan subuh tiba, suaranya yg selalu mengalun merdu, dia pemuda idaman semua wanita, pemuda yg membuat hati tak tenang karena memikirkannya, hanya lantunan doa memohon kepada sang kuasa yg ku panjatakan, usai solat subuh kulanjutkan alunan qlQuranku hinga terang pagi menyapa, dimana setiap insan memulai rutilitasnya melangkahkan kaki menuju tempat kerja untuk menjemput rezki yg allah siapkan untuk setiap hambanya.
pagi ini pekerjaanku setelah memasak adalah pergi bekerja menjeput rizki yg ALLAH siapkan untukku, meningalkan ibu dirumah, sebenarnya tak tega, namun apa daya demi kelangsungan hidup kami berdua, aku harus rela meningalkan ibu yg sudah sepuh di rumah sendirian.
naik sepeda motor aku menuju tempat kerja sesampai di tempat kerja semua orang menyapa, disini semua orang ramah dan baik, kami di tempatkan di tempat yg berbeda dengan para lelaki biasanya disebelah kalau memang tidak ada yg benar2 penting kami tidak saling menyapa, aku bekerja disini karena suka dengan aturanya, bisa menjaga pandangan dan rasa malu masih tersimpan rapi di setiap hati.
pekerjanku hanya sebagai buruh pabrik makanaan ringan, gajipun tak terlalu besar yg terpenting ialah selalu bersukur atas pemberian allah pada kita.